15 Bulan Waktu Panjang

Peneliti: Narasi JAR Unggul Itu Subjetifitas Konsultan

Ilustrasi

KABARTIMURNEWS.COM.AMBON - Margin eror 3,5 persen dengan selisih elektabilitas 0,3 persen. Narasi JAR unggul itu subjektifitas konsultan pendamping.

Hasil survey yang dirilis Lingkaran Survey Indonesia (LSI) Denny JA tingkat elektabilitas bakal calon Gubenur Maluku Jefry Apoly Rahawarin (JAR) unggul 18,7 persen dari petahana Murad Ismail (MI) 18,4 persen, cukup menghentak publik Maluku.

Menanggapi hasil survey LSI Denny JA, peneliti Indonesia Election Expert (Index), Nendy Ashari, yang dihubungi Kabar Timur via telepon selulernya, tadi, malam, mengatakan, hasil survei itu hanya potret, apalagi waktu perhelatan Pilkada Maluku masih lama.

Menurut dia, waktu yang masih panjang ini, dengan hasil survei yang margin error 3,5 persen, sementara selisih elektabilitas 0,3 persen, kemudian ada naarasi JAR unggul. “Menurut saya, itu narasi subjetifitas konsultan pendamping kandidat,” kata dia.

Sementara Pengamat Politik Amir Kotarumolas dari Universitas Pattimura  mengatakan patahana Murad Ismail dipastikan bisa ungguli lawan-lawan politik melalui hasil survei di Pilkada Maluku, mendatang, asalkan tingkatkan imunitas ekonomi mikro lewat Tim Gubernur Percepatan Pembangunan (TGPP).

"Tersisa 15 bulan dan Murad masih bisa menyamai atau melewati survey yang ada peningkatan imunitas ekonomi mikro lewat TGPP," kata Amir  ketika menjadi pembicara di Talkshow yang digelar HMI Cabang Ambon, di Kafe News Rock, Minggu, kemarin.

Dikatakan, yang harus dilakukan MI untuk dapa menekan problem ekonomi mendasar, yakni: menciptakan rumah tangga yang sejahtera. Walau kerjanya sederhana, namun berdampak pada tingkat kesejahteraan masyarakat.

"Namun kendala-kendala masyarakat menyangkut akses modal usaha dan bagaimana membuka akses peningkatan. Selain itu, ada lima kesejahteraan.  Misalnya: Bagaimana masyarakat dapat menyekolahkan anak, berobat dan bisa menata kehidupannya," ungkapnya.

Sedangkan menyangkut isu ekonomi yang dianggap paling seksi, menurut dosen di FISIP Unpatti ini,  yang terpenting itu bagaimana mengembalikan daya beli masyarakat dan ekonomi mikro harus diperkuat melalui program-program pemberdayaan.

"Pandemi COVID-9 membuat kondisi keuangan negara sementara  terpangkas dimana-mana. Ini satu hal yang dilematis bagi kepemimpinan Murad Ismail-Barnabas Orno. Jadi anggaran yang ada saat ini adalah bagaimana menggencarkan program-program pemberdayaan masyarakat sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan," paparnya.

Misalnya, tambah dia, untuk nelayan, bantuan-bantuan yang diberikan harus terjawab sampai ke akar masyarakat agar bisa mengelola modal-modal pencahariannya untuk dapat meningkatkan pendapatan lewat produksi usaha yang ada. Begitupun pertanian.

"Dari sisi pertanian kita lihat sudah ada upaya yang dikembangkan untuk meraih simpati masyarakat menggunakan bantuan yang diberikan pemerintah. Saya kira ada TGPP. Jadi harus bekerja se-efektif mungkin untuk menganalisis kendala-kendala struktural di tingkat bawah, itu harus disesuaikan," paparnya.

Dikatakan, kalau bertolak belakang, maka kerja-kerja saat ini harus disesuaikan dan terukur agar bisa digenjot naik lewat tindakan-tindakan nyata, seperti bantuan-bantuan pemberdayaan masyarakat bawah,  dengan begitu bisa menciptakan satu suasana baru terkait pemberdayaan masyarakat.

"Keberhasilan politik sejalan dengan keberhasilan ekonomi. Ini lantaran ketidak imbangan kebijakan dari Pempus. Akhirnya Maluku jadi daerah miskin secara struktural dari kebijakan nasional. Kemudian ditambah dengan fakta bahwa masyarakat Maluku tidak bersatu, baik civil society maupun kebijakan eksekutif dan legislatif akhirnya polemik ekonomi yang jadi isu penting," papar dia.

Sementara pembicara berikutnya,  pada acara itu, Ketua DPW PKS Maluku, Aziz Sangkala mengaku partainya telah menyelesaikan survey secara internal Juni kemarin, dan hasilnya elektabilitas petahana MI masih diatas JAR.

"Survey itu, persentasi yang didapat  20-20 persen. Bedanya satu persen lebih. Jadi kami melihat dari sisi metodelogi okelah dengan LSI. Kecuali kalau hasil survey PKS beda jauh. Namun kalau hasil seperti yang punya PKS bulan Juni, MI masih menempati nomor satu," katanya.

Kendati begitu, politisi PKS yang juga Wakil Ketua DPRD Maluku ini mengaku,  Murad Ismail  harus terus bekerja dengan langkah-langkah yang ekstra keras, bila ingin maju kembali dalam Pilkada Maluku, periode kedua dan ingin kembali menang, tutup dia. (KT)

Komentar

Loading...