KABARTIMURNEWS.COM,AMBON, – Penyerangan gereja di MBD dalam proses Polres setempat. Akankah terungkap?
Ternyata persaingan dominasi gereja diduga ada di balik kejadian penyerangan Gereja Sion GSJA di Desa Elo, dua hari berturut-turut pada 16-17 Nopember lalu.
Diakui komunitas atau kelompok gereja tertentu lebih dominan dibanding komunitas pihaknya, yang hanya sekitar 2000 jiwa di kabupaten itu.
Tapi menurut Sekretaris Daerah Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA) Wellem J Latuny hal itu tidak berarti gesekan antar umat harus dibiarkan. Hal mana yang telah ditempuh Pemda Kabupaten MBD selama dua tahun terakhir ini.
Tapi sayangnya upaya Pemda setempat malah diduga hendak “dikacaukan” oleh oknum Kades Elo berinisial MT. Diakui Latuny, kelompok tersebut lebih dominan di daerah itu, faktanya ada sinyalemen yang beredar soal isu mayoritas dan minoritas.
Namun menurutnya sebagai sesama gereja, yang bekerja untuk umat pihaknya menganggap isu-isu seperti itu patut diabaikan.
“Jadi komunikasi antar dominasi kita terbuka. Artinya walau kita sama-sama gereja, kita tetap menghindari gesekan,” ujar Latuny kepada Kabar Timur melalui telepon selulernya, Minggu (12/12).
Menurutnya, mediasi Pemda MBD patut dihargai, bukan dimentahkan kembali oleh oknum-oknum yang tak bertanggung jawab.
“Kalau gesekan kita hindari, tapi yang lain melakukan hal sebaliknya, bagaimana tidak akan jadi bom waktu. Kapan-kapan bisa meledak,” ujarnya.
Karena itu menurutnya para pelanggar hukum harus diproses. Para penyerang gereja di Desa Elo, berikut dalang di balik peristiwa itu harus diajukan hingga ke meja hijau.



























