Kontak Senjata TNI vs KKB  Satu Anggota Gugur

KABARTIMURNEWS.COM,JAYAPURA, - Pratu Ida Bagus Putu, anggota Yonif 403/WP, gugur dalam kontak senjata dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Selasa pagi.

Dandim 1715 Yahukimo Letkol Inf. Kristian Irreuw  seperti dikutip Antara membenarkan korban meninggal saat baku tembak dengan KKB pimpinan Lamek Taplo. Jenazah korban sudah dievakuasi bersama jenazah nakes Gabriela Meilan dengan menggunakan helikopter milik Penerbad.

Helikopter kemudian mendarat di lapangan Makodam XVII Cenderawasih. Jenazah Pratu Ida Bagus Putu dibawa ke RS Marthen Indey Jayapura. Jenazah Gabriela Meilan, kata Dandim, juga dibawa ke RS Marthen Indey untuk diautopsi sebelum diserahkan ke keluarga.

 NAKES MENGADU

Sejumlah tenaga kesehatan yang selamat dari korban kekerasan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, mengadu ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Perwakilan Papua agar Pemerintah memperhatikannya.

“Komnas HAM Papua sudah menerima dan mendengar langsung pengaduan nakes korban kekerasan KKB Kiwirok, ya, kami sangat prihatin dan menyesali adanya kejadian ini,” kata Kepala Kantor Komnas HAM Perwakilan Papua Frits B. Ramandey seusai menerima pengaduan nakes korban kekerasan KKB Kiwirok di Jayapura, Selasa.

Ditegaskan pula bahwa tenaga kesehatan yang bertugas di mana pun harus dapat dilindungi karena sangat berjasa dan mulia dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan masyarakat di kampung-kampung. “Empat nakes yang datang mengadu di Komnas HAM Papua kami berikan apresiasi karena sudah mau datang dan menyampaikan persoalan terhadap kasus kekerasan KKB kepada mereka sebagai pekerja kemanusiaan di Puskesmas Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang,” kata Frits Ramandey.

Guna memberikan kenyamanan bekerja bagi tenaga kesehatan di mana saja bekerja, dia berharap pemerintah dan aparat berwenang perlu memberikan perlindungan jaminan keamanan. Frits menyebutkan sejumlah tenaga kesehatan mengadu Komnas HAM mengaku trauma. “Pemerintah dan instansi berwenang bisa memberikan jaminan keamanan untuk tenaga kesehatan yang bekerja melayani masyarakat di daerah pedalaman maupun wilayah terpencil lainnya,” kata Frits.

Kontak senjata KKB pimpinan Lamek Taplo dengan TNI/Polri terjadi sejak Senin (13/9). Selain baku tembak, KKB yang dibantu warga setempat menyerang tenaga kesehatan dan melakukan pembakaran fasilitas umum. Empat nakes yang masih dirawat di RS Marthen Indey bernama dr. Restu Pamanggi, Katrianti Tandila, Emanuel Abi, dan Kristina Sampe Tonapa.

sejumlah nakes mengalami korban, seorang suster Gabriela Meilani meninggal dunia di jurang kedalaman 500 meter. Sementara itu, mantri Gerald Sokoy hingga saat ini masih hilang dan belum diketahui nasibnya. (AN/KT)

Komentar

Loading...