Cari Korban Kapal Terbakar, TNI AL Sisir Pulau-Pulau Kecil
KABARTIMURNEWS.COM,AMBON, - Cuaca ekstrem di Perairan Kepulauan Tanimbar berupa hujan disertai angin kencang dan gelombang tinggi menjadi hambatan regu penyelamat, kendati mereka tetap melaksanakan misi kemanusiaan.
Pangkalan TNI AL (Lanal) Saumlaki mengerahkan pasukan untuk melakukan penyisiran di pulau-pulau kecil guna mencari 25 anak buah kapal (ABK) KM Hentri yang terbakar di perairan Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, sejak 5 hari lalu.
Komandan Lanal Saumlaki Letkol Laut (P) Ridwan Rizky Musa di Saumlaki, Kamis, menyatakan pencarian di pesisir pantai Pulau Larat dan pulau-pulau kecil lainnya itu menggunakan fasilitas dan peralatan seadanya. Setelah menerima laporan masyarakat, pihaknya langsung melakukan pencarian. Selanjutnya, Danlanal memerintahkan Komandan Pos TNI AL Larat untuk melakukan pencarian dan penyelamatan terhadap ABK yang kemungkinan berada di perairan dekat Pulau Larat.
Dalam proses pencarian, Lanal Saumlaki terus berkoordinasi dengan Lanal Tual dan komando atas untuk mengerahkan armada dan fasilitas yang dimiliki oleh TNI AL. Menurut dia, komando atas TNI AL menggerakkan KRI Layaran untuk melakukan pencarian di lepas pantai.
KRI Layaran-854 adalah sebuah kapal patroli cepat kelas Pari milik TNI AL dalam jajaran Satuan Kapal Patroli Komando Armada RI Kawasan Timur.
Selain itu, Lanal Saumlaki juga berkoordinasi dengan Pos SAR Saumlaki untuk melakukan penyisiran. Cuaca ekstrem yang terjadi di perairan Kepulauan Tanimbar berupa hujan disertai angin kencang dan gelombang tinggi menjadi hambatan bagi regu penyelamat, pihaknya tetap melaksanakan misi kemanusiaan ini dengan peralatan yang ada.
“Memang, dalam penyisiran hingga kini kami belum menemukan para korban. Kami tetap melaksanakan pencarian sampai dengan ada perintah penghentian dari komando atas,” ujarnya.
Informasi lain menyebutkan, sebanyak dua orang ABK dilaporkan tewas, lima selamat dan 25 lainnya masih hilang. Data yang diterima Kabar Timur, dari total korban yang hilang, paling banyak merupakan warga Sukabumi, diikuti warga Jakarta dan hanya satu warga Ambon.
Mereka masing-masing Ardian Rahman, Cikun, Adam Fauzan, Angga Framudya, Maman, Suhendar, Indra, Asep Suryana, Adam, Suparman, Yusuf, Andri, Salim, Damar, Didin, Heru, Ade Setiawan dan Arifin. “Sesuai data, 18 orang ABK ini merupakan warga Sukabumi. Yang ditemukan selamat yakni Ardian Rahman, Angga Pramudya dan Asep Suryana. Sisa dari itu masih hilang,” kata Kepala SAR Cabang Ambon, Mustari.
Warga Jakarta yang ikut dalam kapal penangkap cumi itu diantaranya Resa Rendy, Imron, Wawan, Angga, Agus, Saputra, Putra, Tomi dan Akmal. Sementara Hengki berasal dari Palembang, Anggi dari Cianjur, Bayu asal Jawa Timur dan La Asri asal Ambon. “Kapal itu bermuatan 32 penumpang. Lima selamat termasuk satunya warga Ambon, La Asri. Untuk dua korban meninggal, kami masih terus berkoordinasi terkait identitasnya,” ungkap Mustari
Mustari bilang, sesuai keterangan dari salah satu korban selamat, peristiwa ini sudah terjadi sejak Jumat pekan lalu. Tapi, informasinya baru dilaporkan oleh pihak KP3 Kota Tual pada Kamis dini hari. Awalnya, kapal berpenumpang 32 ABK ini bertolak dari pelabuhan Muara Angke Jakarta menuju Merauke, Papua. Ketika berada di perairan laut Tanimbar, kapal dihadang cuaca buruk dan gelombang besar.
Gelombang yang diperkirakan mencapai tinggi tiga meter itu lalu menghantam badan kapal. Gesekan kuat terjadi. Gesekan itu lalu memicu munculnya api yang diikuti asap tebal. Kapal terbakar. ABK berupaya selamat dengan cara menceburkan diri ke laut.
Tiga hari setelah peristiwa itu, satu Kapal pencari Telur Ikan melewati perairan laut tersebut. Mereka kemudian menyelamatkan lima ABK yang ditemukan sekitar 20 mil dari Pulau Mulo, Maluku Tenggara. “Satu per satu ABK dievakuasi menuju Desa Mun Pulau Tanimbar Kei, Maluku Tenggara untuk mendapat pelayanan kesehatan,” tutur Mustari.
Ditanya soal upaya pencarian dari pihak SAR, Mustari mengaku pihaknya masih terus melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak terkait. Pasalny, cuaca di perairan laut Maluku Tenggara masih kurang bersahabat. “Cuaca buruk, hujan disertai angin kencang dan gelombang tinggi menjadi hambatan bagi regu penyelamat untuk melakukan operasi SAR,” terang dia
Dijelaskan, untuk melakukan pencarian, pihaknya perlu untuk mengetahui kondisi cuaca disana. Apalagi, data BMKG kalau gelombang tinggi mencapai enam meter masih terus terjadi di sekitar perairan laut Malra dan sekitarnya. “Cuaca lagi tidak mendukung, nanti perkembangannya kami teruskan ke grup,” pungkasnya.
Sementara Sebanyak lima ABK KM Hentri ditemukan selamat dan kini dirawat di Ohoi (Desa) Tanimbar Kei, Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara (Malra). “Mereka diselamatkan oleh kapal pencari telur ikan yang selama ini berada Tanimbar Kei. Kelima ABK tersebut diangkut ke Ohoi Tanimbar Kei,” kata Camat Kei Kecil Barat (KKB) Jopie Rahajaan, mengutip Antara, Kamis.
Rahajaan mengaku mendapat laporan dari pejabat Kepala Ohoi Tanimbar Kei mengenai kejadian itu pada Selasa (7/9) sekitar pukul 20.00 WIT. “Pejabat Ohoi Tanimbar Kei memberitahu ada lima ABK kapal ikan pencari cumi yang diselamatkan ke Tanimbar Kei oleh kapal pencari telur ikan,” kata Rahajaan.
Berdasarkan penuturan ABK yang selamat, lanjutnya, ada 32 orang yang berada di kapal KM Hentri saat insiden tersebut. Mereka tidak tahu kondisi rekan-rekan lainnya. Setelah tiba di Tanimbar Kei, lanjutnya, kelima korban selamat itu ditangani oleh pihak Ohoi dan warga setempat secara kemanusiaan.
Bahkan, informasi terakhir saat ini warga mengumpulkan donasi pangan dan minum untuk korban.”Saya juga sudah perintahkan pihak Ohoi tetap melayani mereka ,baik itu makan, minum, pakaian, dan kesehatan oleh Puskesmas Pembantu,” tutup Rahajaan.
Sebelumnya, Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Ambon menyatakan ada puluhan ABK KM Hentri yang belum diketahui nasibnya ketika kapal itu mengalami musibah kebakaran pada 3 September 2021 di perairan Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku. (AN/KTY)
Komentar