Perahu Jaring Bobo Tenggelam di Banda

Herson Launga Belum Ditemukan

KABARTIMURNEWS.COM,AMBON, - Seorang nelayan jaring bobo di Banda Naira, Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), bernama: Herson Launga, yang perahu jaring bobonya tenggelam, Sabtu, dinihari,  sampai Minggu, sore, kemarin, belum ditemukan.

“Proses pencarian sampai Minggu, sore kemarin terus dilakukan. Ada empat penyelam yang ikut mencari korban. Perahu yang karam lokasinya sudah terlihat dan dalam proses evakuasi. Insya Allah, besok (hari ini), perahunya bisa ditarik dari dasar laut,” ungkap Iwan Launga, adik Herson yang dihubungi Kabar Timur via telepon selulernya, Minggu, tadi malam.

Iwan mengatakan, keluarga telah ikhlas, hanya saja mereka terus melakukan pencarian dan berdoa semoga jenazah Herson bisa ditemukan. “Kami sudah ikhlas, tapi terus mencari dan berharap jenazah bisa ditemukan,” aku Iwan lirih.

Iwan mengaku titik letak perahu yang karam sudah diketahui bahkan telah diberi tanda, agar besok (hari ini), proses evakuasi perahu dapat dilakukan.  Sementara menyangkut, jaring bobo yang hilang juga belum ditemukan. “Kalau jaring belum. Yang baru ditemukan itu perahunya yang ada di dasar laut. Hari ini baru dievakuasi,” tuturnya.

Untuk diketahui, kelompok Perahu bobo yang dikomandoi Herson berjumlah 24 orang termasuk Herson, menjaring ikan tak jauh dari Pulau, pada Sabtu, akhir pekan kemarin. Mereka keluar sore jelang magrib. Jaring mereka sempat dibuang beberapa kali.

Pada pembuangan jaring kedua, mereka terkena “serangan” gelombang dan angin kencang. Perahu mereka kemasukan air dan akhirnya karam ke dasar laut bersama jaring bobo.

Situasi yang mencekam, mereka diperintahkan Herson untuk tinggalkan perahu dan loncat ke laut bersama angin dan gelombang besar, pada Sabtu dinihari itu.

Masing-masing bertarung hidup dan mati ditengah gelombang besar dan gelap gulita tersebut. Alhamdulilah, 22 orang  nelayan berhasil diselamatkan oleh nelayan lainnya.

Sayang Herson Launga sang “komandan” perahu jaring bobo menghilang dari mereka.  Sedangkan, La Onde, ditemukan sudah tidak bernyawa. La Onde, korban meninggal dalam kecelakaan laut itu, memang diketahui tidak bisa berenang.

“La Onde itu meninggal karena tidak bisa renang.,” aku beberapa warga.  Dalam insiden itu, satu nelayan bernama La Onde meninggal, dan Herson Launga  hilang, yang sampai saat ini masih belum ditemukan.

PROTES SAR

Sementara itu, sejumlah warga memprotes kesiap siagaan SAR di Kecamatan Banda. Menurut mereka sewaktu  kejadian tenggelamnya perahu itu, sejumlah warga, sempat mendatangi Kantor SAR, namun tidak ada piket dan respon untuk melakukan pertolongan.

Mereka (SAR), baru hadir atau datang ketika hari sudah terang. “Jadi sudah pagi baru dong datang. Padahal, malam-malam yang kami datangi kantor mereka itu, semestinya mereka (SAR), tanggap. Karena itulah kerja dan tugas mereka. Tapi, ini sudah ada korban baru mereka muncul,” ungkap beberapa warga Banda.

Sikap ini dibuktikan dengan rilis yang disampaikan Kepala SAR Ambon, Mustari,  yang menyebutkan  perahu nelayan itu bermuatan 28 orang, padahal muatannya cuman 24 orang. Sementara data korban satu hilang bernama Herson Launga. Sementara dalam insiden pagi buta, satu nelayan meninggal bernama: La Onde.

Karena itu, warga meminta Kantor SAR Banda, perlu dilakukan teguran atas kerja-kerja mereka yang terkesan cuek dengan masalah. “jangan korban sudah ada baru muncul. Mestinya mereka harus ada disaat warga butuh pertolongan,” ungkap warga. (KT)

Komentar

Loading...