Cegah Konflik Milenial, Butuh Sinergitas Aparat & Masyarakat

KABARTIMURNEWS.COM,AMBON-Konflik antar generasi milenial yang kerap terjadi di Kota Ambon akhir-akhir ini, tidak bisa dibiarkan begitu saja. Sinergitas aparat keamanan TNI-Polri dan masyarakat dibutuhkan, guna meminimalisir terjadinya bentrok. 

Ketua DPD Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Maluku Heppy Leunard Lelapary, Kamis (11/3), problem konflik antar generasi muda di Kota Ambon, harus dihilangkan dari kehidupan masyarakat. 

“Gangguan keamanan yang diciptakan dari konflik antar gang dan kompleks di Kota Ambon khususnya dan Maluku umumnya, menjadi momok yang mengganggu kenyamanan dilingkungan masyarakat harus dihilangkan,” katanya. 

Sinergitas antara aparat keamanan dan seluruh lapisan masyarakat, dibutuhkan untuk meminimalisir terjadinya bentrok antar generasi muda. “Harus ada kegiatan-kegiatan yang sifatnya mediasi dilakukan antara seluruh lapisan masyarakat dan aparat agar, bisa berikan pencerahan kepada generasi muda supaya kondisi keamanan di Maluku tidak terganggu, “ katanya. 

Konflik antar gang atau kompleks yang kerap  terjadi di Kota Ambon beberapa waktu terakhir, jangan dianggap remeh. “Jika tidak ada penanganan dini, pasti menimbulkan keresahan yang sifatnya berkepanjangan. Peran aparat keamanan dan masyarakat untuk mediasi harus memiliki target jangka panjang dan berkelanjutan. Ini perlu dilakukan demi menciptakan kenyamanan dalam kehidupan bermasyarakat, “ paparnya. 

Dia mencontohkan, konflik dua kelompok dikawasan Mangga Dua, Air Salobar, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon yang selalu bentrok dan tidak jarang timbulkan korban.  “Bentrok di kawasan Air Salobar sering terjadi walaupun telah dimediasi. Cara mediasi sifatnya jangka pendek harus diubah. Kegiatan duduk bercerita yang melibatkan dua kelompok serta seluruh elemen masyarakat dan aparat, harus sering-sering dilakukan sebagai bentuk tindaklanjut mediasi, “jelasnya.

Dalam upaya menjaga kerukunan dalam hidup bermasyarakat sudah seharusnya semua pihak memiliki pemikiran yang mampu meminimalisir terjadinya konflik. “Kita sudah harus terbebas dari konflik. Bentrok yang diciptakan generasi milenial, harus dicegah. Kita tidak bisa tunggu sudah konflik baru mediasi. Mestinya potensi sebelum konflik harus mampu dibaca agar dapat dicegah,” ujarnya. 

“Peran semua pihak diharapkan dalam merawat perdamaian. Jangan biarkan rasa takut menghantui masyarakat, hanya karena konflik yang diciptakan generasi muda. Generasi milenial sudah seharusnya berpikir maju,” tutupnya menyarankan. (KTE)

Komentar

Loading...