Pol-PP Dianiaya Enam Oknum Anggota AL

KABARTIMURNEWS.COM, AMBON - Korban dianiaya oknum militer berpakaian preman. Sebab, sebelum kejadian, korban sempat menegur oknum TNI AL yang mengabaikan protokol kesehatan.
Seorang anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Pol PP) Pemerintah Provinsi Maluku inisial AK menjadi korban penganiayaan. Dia dianiaya oleh sejumlah oknum militer saat menjalankan tugas di pos Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di desa Laha, kecamatan Teluk Ambon, kota Ambon.
Sejak Pemerintah Kota Ambon memberlakukan PSBB dilanjutkan PSBB Transisi, dibentuk pos di sejumlah titik yang menjadi pintu masuk kota Ambon. Tim gabungan, terdiri dari Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan, Satpol PP, TNI dan Polri dilibatkan melakukan penjagaan di pos perbatasan kota Ambon dan kabupaten Maluku Tengah.
Tugas tim gabungan melakukan check point berupa screening (deteksi suhu tubuh) kepada setiap pengguna jalan yang akan masuk ke kota Ambon. Pejalan kaki, pengendara roda dua maupun empat diperiksa; menunjukan identitas (KTP), dan surat keterangan kerja dari perusahaan apabila berstatus sebagai pekerja di Kota Ambon.
Selain itu, mereka juga diwajibkan mengenakan masker. Setiap kendaraan yang melintas diperiksa petugas, serta harus melalui protokol kesehatan agar memutus mata rantai penyebaran Covid-19 khususnya di wilayah kota Ambon.
AK dianiaya sejumlah pelaku di penghujung penerapan PSBB transisi jilid I di kota Ambon, Minggu (2/8). Korban didatangi enam orang saat akan mengakhiri tugas piket jaga di pos yang berada di perbatasan desa Hila dan desa Hattu, kecamatan Leihitu Barat, kabupaten Maluku Tengah.
Korban dianiaya oknum militer berpakaian preman. Sebab, sebelum kejadian, korban sempat menegur oknum TNI AL yang mengabaikan protokol kesehatan.
“Beta pas ada masuk di pos cas HP lalu tiba-tiba dong (pelaku) masuk tanya-tanya dan langsung pukul. Itu karena sebelumnya salah satunya itu anggota AL yang beta tegur soal protap kesehatan,” jelas AK anggota Satpol PP kepada wartawan, sore kemarin.
Akibat dibogem para pelaku, mata kanan korban lebam dan bengkak, rahang, pipi bagian dalam pecah. Aksi para pelaku yang belum diketahui identitasnya ini tergolong brutal. Selain melayangkan bogem, perut korban juga ditendang dan diinjak.
Korban mencoba melawan tapi sia-sia. Jumlah pelaku yang lebih dari dua orang itu, korban dibuat babak belur. Wajah korban dan hampir sekujur tubuhnya lebam dihajar kawanan pelaku.
AK menuturkan, seorang dari enam pelaku itu merupakan pengemudi mobil jenis mini bus yang melintas di pos penjagaan dari arah desa Hatu menuju wilayah Kota Ambon. Sekitar pukul 15.00 WIT mobil mini bus itu melintas dan dicegat lantaran melanggar protap kesehatan selama PSBB Transisi. Jumlah penumpang di dalam kendaraan itu sebanyak enam orang. Dua di bangku depan dan empat orang di bagian tengah.
Jumlah muatan melebihi ketetapan kapasitas angkut penumpang 50 persen bagi kendaraan pribadi yang ditetapkan Pemkot dalam peraturan walikota Ambon terkait PSBB Transisi.
“Katong panggil bicara kasih tahu kalau ini sudah melanggar. Katong tegur, minta kasih turun sebagian. Dia (pengemudi) kasi turun satu tapi sekitar 3 meter dari pos dia kayak baterek bagitu lalu angkut penumpang tadi lagi. Katong kejar sampai depan Polsek,” tutur pria kelahiran 1987 itu dalam dialeg Ambon.
Petugas pos jaga sempat berdebat dengan mereka, namun berakhir damai. Mereka saling saling jabat tangan. Tetapi rupanya, para pelaku itu masih menyimpan dendam, tidak terima ditegur petugas pos jaga.
Ketika jam tugas jaga hampir berakhir, bapak satu anak ini didatangi para pelaku berbadan kekar itu. Tanpa banyak bicara, mereka mengeroyok korban di pos jaga.
Usai aksi penganiayaan itu, para pelaku yang mengaku sebagai anggota TNI AL itu sempat berbicara kepadanya dan anggota piket lainnya di pos PSBB agar kasus ini diselesaikan secara damai. “Tadi siang dua orang datang, salah satunya itu Dan Intel untuk minta harus berdamai. Katanya biar diproses sesuai kedinasan,” ungkap korban AK.
Fatal bagi AK, dianiaya para pelaku, korban untuk sementara hanya bisa mengkonsumsi bubur. Lebam di wajah, rahang, perut kepala bagian belakang AK maih merasakan sakit. AK sempat menjalani perawatan di rumah sakit J.A Latumeten (RST) untuk penyembuhan. (KT)
Komentar