Stok Obat Habis, Ribuan ODHA Terancam
KABARTIMURNEWS.COM,AMBON- Obat antiretroviral (ARV) bagi Orang Dengan HIV-AIDS (ODHA), kini mulai mengalami kelangkaan di Indonesia. Termasuk di Maluku, stok perlahan habis. Dampaknya, ribuan nyawa ODHA di Maluku terancam.
Di Maluku, stok yang tersedia saat ini hanya mampu bertahan kurang lebih dua bulan ke depan. Ini dirasakan di seluruh Indonesia. Bahkan, sejumlah daerah lain sudah habis total sejak beberapa hari lalu.
Direktur Yayasan Pelangi Maluku, Rosa Pentury, mengatakan, saat ini Indonesia kembali dibuat terkejut. Selain virus Korona, hal serupa juga kelangkaan stok bagi penderita HIV-AIDS.
"Kita saat ini dibuat terkejut terkejut. Baik terkejut dengan Korona atau juga obat ARV yang habis. Sebab kalau ODHA yang tak makan obat itu ujungnya mati. Ada ribuan ODHA di Maluku," kata Rosa, Jumat (13/3).
Rosa mengaku bersyukur selama ini pemerintah tetap mensuport ODHA. Selain itu, Yayasan Pelangi Maluku yang bergerak mendukung program pemerintah serta mendampingi ODHA mulai gelisah terkait ketersediaan obat di Indonesia.
"Kekhawatiran ini sebenarnya bukan lokal saja, tapi secara nasional. Kita juga bersyukur negara sudah ada planing ke depan, dalam waktu dekat ketersediaan obat itu akan ada," katanya.
Namun, apakah dalam waktu dekat obat ARV akan masuk, tambah Rosa, belum dipastikan.
"Sebenarnya di Maluku ini belum habis total seperti di daerah lain yang sudah ada gerakan aksi bersama. Kita bersyukur di Maluku ini, akhirnya seperti membagi bagi dan meminjam minjam supaya ODHA yang rutin mengakses obat dengan baik," ujarnya.
Senada, Yeny Bakarbessy dari Jaringan Indonesia Positif (JIP) mengaku, obat ARV jenis Efavirenz sudah kosong di Maluku. Stok yang ada saat ini sudah expire sejak Februari 2020.
"Tidak bisa digunakan lagi oleh teman teman pengguna Efavirenz karena sudah expire," kata Yeny.
Kekosongan Efavirenz, kata dia, tidak lantas layanan menghentikan pemberian obat kepada ODHA yang mengkonsumsi jenis tersebut. Pemberian obat akan terus diberikan, tapi dengan stok yang ada saat ini seperti Fixed Dose Combination (FDC).
"Dialihkan ke jenis obat lain seperti FDC. Nah obat ini kombinasi. Jadi kalau misalnya menggunakan itu maka otomatis stok obat tersebut berkurang untuk ODHA yang mengkonsumsinya," kata dia.
Olehnya itu, JIP akan terus melakukan pengawasan dan advokasi dengan berbagai pihak seperti dinas Kesehatan Maluku agar ketersediaan obat tersebut bisa kembali normal.
"Kita di sini terus berupaya agar pasokan obat jangan sampai putus. Bagaimana caranya, Kita, dinas Kesehatan, Layanan, Dokter-Dokter juga membantu mengarahkan supaya obat yang ada itu diatur sedemikian mungkin agar tidak putus mengkonsumsi obat ARV," ujarnya.
Yeny mengaku telah mengecek stok obat ARV di Dinas Kesehatan Maluku. Kondisi kosong sama sekali karena telah dibagikan kepada layanan seperti Rumah Sakit dan Puskesmas di Maluku.
"Mungkin menunggu sampai pertengahan Maret katanya stoknya akan masuk. Kita belum pastikan kebenarannya, makanya kita akan terus berkoordinasi dengan dinas (kesehatan)," tandasnya. (CR1)
Komentar