Coreng Nama Baik PDIP, Wattimury Harus Dipanggil

Lucky Wattimury

KABARTIMURNEWS.COM, AMBON-Katanya ada bersih-bersih di partai. Ketegasan ibu Megawati di Rakernas cukup tegas, di PDIP Maluku terkesan ada pembiaran.

Hutang bermodus barter proyek yang dilakoni Luki Wattimury dengan para kontraktor urusan pribadi, yang dilaporkan telah “clear” diselesaikan secara kekeluargaan sebagaimana yang diberitakan Kabar Timur, Edisi cetak Rabu, 29 Januari 2020, kemarin, bagi kader PDIP Maluku lainnya, masalah tersebut dianggap belum tuntas alias selesai. 

Tindakan Luky Wattimury yang juga Ketua DPRD Maluku dari parpol besutan Megawati Soekarno Putri ini, bukan soal selesainya pada urusan kekeluargaan, tapi nguntang atau pinjam uang dengan dalih janji proyek itu telah merusak citra PDIP sebagai partai wong cilik.

‘’Memang betul, hutang antara Wattimury dengan kontraktor itu urusan pribadi. Tapi masyarakat menilai ini urusan PDIP, karena dia  (Luki) kader senior PDIP yang memangku jabatan jabatan penting dalam struktur partai dan dewan,’’kata Blandila Mole, salah satu kader PDIP ketika menghubungi Kabar Timur, via telepon selulernya, kemarin.

 Mantan anggota fraksi PDIP DPRD Kota Ambon ini berharap, dewan kehormatan partai segera  memanggil Luki Wattimury untuk dimintai keterangan terkait hutang bermodus barter proyek yang sudah menjadi konsumsi publik.

‘’Partai harus panggil Wattimury minta penjelasan persoalan (hutang piutang) yang terjadi. Partai harus bersikap. Ini agar tidak lagi terjadi polimik berkepanjangan dan partai tidak dibawa-bawa,’’ ingatnya.

Soal,  Ketua DPD PDIP Maluku, Murad Ismail, cenderung “menganakemaskan” Wattimury, Mole ogah berkomentar. Hanya saja, dia berharap, ada mekanisme internal partai sehingga kasus ini diselesaikan. ‘’Katanya ada bersih-bersih di partai. Ketegasan ibu Megawati juga tegas ketika di Rakernas. Tapi, kenapa ada pembiaran, seperti ini,’’tandasnya.

Dia kuatir,  bila masalah ini dibiarkan atau dicuekin partai, kedepan akan berdampak negatif  terhadap kader yunior di partai itu. Menurut dia, tidak ada kaderisasi yang baik oleh para senior partai. ‘’Senior partai itu mesti jadi panutan atau contoh. Tidak ada kesan yang baik. Apa yang ditinggalkan senior bagi kader partai, tidak ada,’’ingatnya.

Bahkan, beber dia, banyak kader PDIP hengkang di partai lain. Kata dia, mereka justeru berkembang dan menjadi politisi hebat.’’Kader yang keluar besar di partai lain. Mungkin mereka keluar karena apa yang digariskan oleh partai tidak dijalankan secara baik,’’sebutnya.

Tak hanya itu, dia kuatir, jika persoalan ini tidak diselesaikan diinternal partai, masyarakat akan meninggalkan PDIP. Dia membuktikan, suara PDIP di daerah pemilihan Kota Ambon untuk DPRD Maluku turun drastis ketika pemilu legislatif 2019 lalu.  Begitu juga suara PDIP untuk DPRD Kota Ambon, menurun.

‘’Dua kursi untuk dapil Kota Amon, sekarang hanya satu kursi. PDIP dari dulu ketua DPRD Kota Ambon, kini hanya posisi Wakil Ketua,’’paparnya.

Untuk itu, dia berharap, ada penyelesaian secara internal, berupa teguran atau sanksi kepada Wattimury, agar publik menilai ada keseriusan partai menindak kadernya yang tidak disiplin.’’Nah, kalau aturan ditegakan, saya yakin PDIP tidak ditinggalkan. Tapi, kasus ini dibiarkan terus menerus, saya yakin PDIP ditinggalkan, khususnya di Kota Ambon,’’pungkasnya. (KTM)

Komentar

Loading...