Keluarga Tak Yakin “IS” Terlibat Teroris Medan
KABARTIMURNEWS.COM,AMBON- Penangkapan yang dilakukan Densus 88 Mabes Polri terhadap seorang warga Kampung Rinjani, Air Besar, Kota Ambon, inisial “IS” yang diduga terlibat jaringan teroris Medan, Sumatera Utara (Sumut), tidak diyakini pihak keluarga.
Pasalnya, IS adalah anak muda yang dua tahun lalu, baru saja lulus sekolah SMA. Selama sekolah dan lulus sekolah, IS tidak pernah sekalipun keluar atau merantau keluar daerah.
“Tidak pernah sekalipun IS bepergian ke luar daerah. Sejak SMP hingga lulus SMA. Bagaimana bisa orang yang tidak pernah bepergian keluar dari Ambon terlibat jaringan teroris,” ungkap paman IS, Ongen Onoli, kepada Kabar Timur, kemarin.
Menurut dia, IS termasuk anak rumahan dari masih sekolah hingga dia bekerja di salah stand di Maluku City Mall (MCM). “Sejak sekolah hingga bekerja di MCM, IS jarang terlihat keluyuran dan bergaul di luar rumah,” cerita Ongen.
IS sendiri, lanjut Ongen, belum lama ini menikah dengan seorang gadis. “Belum lama ini IS melangsungkan akad nikah (kawin) dengan seorang gadis Ambon. Sejak kawin dan bekerja sehari-hari aktivitasnya dari tempat kerja kembali ke rumah. Tidak ada kegiatan lain,” terang Ongen.
Rutinatas kehidupan IS, tidak ada yang mencurigakan. Kerena itu, pihak keluarga meyakini IS telah menjadi korban salah salah tangkap oleh Densus 88. “Kami berharap pihak yang menangkap IS harus memperjelas alasan penangkapan kepada pihak keluarga,” kata Ongen.
Selain itu, AT, istri IS meyakini jika suaminya tidak bersalah. Dia meminta polisi agar bisa melepas suaminya itu. “Beta (saya) yakin beta laki (suami) seng bersalah. Tolong jua lapas dia,” kata AT kepada Kabar Timur di kediamannya, kemarin siang.
Menurutnya, setelah IS ditangkap, sejumlah anggota polisi bersenjata lengkap mendatangi rumahnya pukul 10.00 WIT. Mereka melakukan penggeledahan dan mengambil peralatan kerja milik mertuanya seperti pipa, kabel dan paku.
“Kemarin dong (Densus) geledah seng (tidak) ada bukti apa-apa. Dong bawa dia pung (punya) bapak pung peralatan-peralatan kerja tukang. Dong hanya ambil dia punya leptop dan buku-buku,” kata AT dibenarkan ibu mertuanya OY.
AT mengaku suaminya pendiam, dan tidak pernah keluar rumah selepas pulang kerja. “Tolong jua beta pung laki ini seng tahu bikin apa-apa dalam rumah ini. Dia ini paling pendiam, tolong lapas dia jua. Dia seng tau bajalang kamana-kamana. Pi di dia pung tamang sandiri saja seng pernah.
Dia tamang-tamang juga seng pernah datang dalam rumah,” pinta AT.
AT hakkul yakin jika suami tercintanya itu tidak terlibat dalam kasus teroris. “Beta yakin beta pung laki ini seng ada kaitan dengan yang dong tangkap ini,” tegasnya.
Di tempat yang sama, OY, ibu terduga teroris meminta agar polisi dapat memberikan waktu agar mereka bisa menemui anaknya. “Kemarin itu dong ambil pipa sekitar 1 meter, paku ada stengah ember, dan kabel sisa-sisa dalam karong. Yang dong ambil itu paitua (suami) punya. Beta bilang dong kalau itu paitua punya. Dia kerja bangunan, kerja jadi tukang,” kata OY.
Setelah menyita laptop dan sejumlah buku putranya serta milik suaminya seperti pipa, kabel dan paku, Densus kemudian pergi. “Katong seng tanya lai beta pung anak kasus apa. Soalnya saat itu katong samua gugup,” terangnya.
OY mengaku, selang beberapa jam kemudian, sebanyak tiga anggota Densus kembali datang dan menginterogasi AT, istri dari putranya tersebut.
“Dong tanya apakah IS jaga bali-bali paku ka seng, tapi istrinya bilang seng. IS ini kalau pulang kerja langsung tidur. Kasihan dia juga ada sakit maag. Tolong jua kasih ketemu katong,” pintanya.
Polda Maluku membenarkan penangkapan IS, warga Kampung Rinjani, Ahuru, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon. Pria 23 tahun ini diringkus Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror, Rabu (20/11) pagi.
“Iya betul, kemarin ada penangkapan (terduga teroris) oleh Densus 88,” ungkap Kabid Humas Polda Maluku Kombes Pol Mohamad Roem Ohoirat kepada Kabar Timur, melalui telepon genggamnya, Kamis (21/11) malam.
Meski mengakui adanya penangkapan satu terduga teroris tersebut, namun juru bicara Polda Maluku ini tidak mengetahui yang bersangkutan terlibat dalam kasus teror di daerah mana.
Selain itu, Ohoirat juga tidak mengetahui keterlibatan IS dalam kasus teror apa dan di mana. Sebab, hal itu sudah merupakan kewenangan Densus 88.
“Yang terkait dengan lain-lain itu cuman Densus. Mereka yang menangkap, memeriksa dan mereka nanti yang rilis. Yang bisa saya pastikan adalah benar jika kemarin ada penangkapan. Dan sekarang dia sudah ditahan di rumah tahanan Brimob di Tantui,” tandasnya. (CR1)
Komentar