Miris, Pengungsi Haruku Diminta Turun Ambil Bantuan Sendiri

KABARTIMURNEWS.COM,AMBON- Ribuan pengungsi di Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, pasca gempabumi berkekuatan 6.8 SR dua hari lalu, hingga kini masih tetap bertahan di daerah ketinggian/pegunungan.
Bala bantuan sampai saat ini tak kunjung datang. Lebih mengejutkan, ribuan pengungsi yang takut turun ke perkampungan, diminta untuk mengambil bala bantuan sendiri.
Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah, diduga hanya pangku kaki. Mereka tidak mengecek kondisi masyarakat secara langsung. Hanya mengandalkan telepon genggam untuk mengecek keadaan warga. Padahal, pasca gempa, tak hanya telekomunikasi terputus, tapi juga menyebabkan sistem kelistrikan terganggu atau mati lampu.
"Katanya bantuan sudah ada di kantor kecamatan Haruku. Tapi mereka meminta kami untuk mengambil bantuan itu sendiri," kata Ismail Sangadji, warga Rohmoni, Sabtu (28/9).
Kantor kecamatan Haruku berada di Desa Pelauw. Jaraknya sangat jauh diperkirakan mencapai 10 Km dari Desa Rohmoni dan Kabauw.
"Jangankan ke Pelauw, turun ke kampung sendiri saja masyarakat di sini takut. Ini pemerintah bagaimana?," sesal Ismail.
Hal yang sama dialami warga Desa Haruku. Kurang lebih 3.000 jiwa kampung tersebut masih berada di dataran tinggi. Mereka juga takut turun karena gempa susulan masih terus terjadi.
Sejak gempa utama pada Kamis, dua hari lalu, hingga saat ini bantuan dari pemerintah daerah belum diterima. Mereka hanya baru mendapat bantuan dari Sinode GPM.
Raja Haruku Zefnat Ferdinandus, kepada Kabar Timur mengaku baru mengirimkan data pengungsi warganya setelah diminta BPBD Maluku Tengah.
"Warga kampung sini mengungsi di tiga titik ada 3.000 orang. Datanya baru kami kirim via telepon. Soalnya komunikasi terputus, listrik mati," kata Zefnat kepada Kabar Timur via selulernya, Sabtu (28/9).
Zefnat mengaku kondisi warganya saat ini memprihatinkan. Khusus anak-anak, mereka kini terserang batuk, demam dan panas.
"Memang saat ini ada ditangani dokter dan perawat-perawat yang bertugas di sini. Katong juga sudah minta obat di pemerintah. Mungkin besok-besok baru datang," ungkap Zefnat yang ucapannya melalui telepon genggam terdengar putus-putus.
Selain kebutuhan kesehatan, Zeth, sapaan Raja Haruku ini mengaku pihaknya sangat kekurangan tenda. Zeth mengaku baru turun dari lokasi pengungsian. Kini dirinya sedang membersihkan rumahnya yang ikut rusak akibat gempa utama.
"Kemarin Bupati minta data rumah rusak. Katong kirim rumah rusak ringan 209 unit. Rusak berat 184 unit. Fasilitas umum seperti SMP 3 Pulau Haruku rusak berat, gereja rusak berat. SD 1 rusak berat, SD 2 rusak ringan, Balai Desa Haruku rusak berat, TK rusak berat, dan puskesmas rusak ringan," terangnya. (CR1)
Komentar