Usul Produk Khas Maluku Diekspor
AMBON- Sedikitnya empat produk khas rakyat Maluku yang memiliki persamaan dengan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dijajaki serta diusulkan kepada Gubernur NTT untuk dapat dimasukkan dalam pasar ekspor ke Eropa, Rusia, Jepang, serta Amerika Serikat.
“Saya sudah melakukan kunjungan kerja ke NTT dan diterima Gubernur Victor Bungtilu Laiskodat membicarakan tentang apa yang bisa dikerjakan bersama Provinsi Maluku, dan ternyata ada empat produksi lokal yang selama ini dihasilkan masyarakat NTT masuk pasar ekspor,” kata Anggota DPRD Maluku, Melki Frans di Ambon, pekan kemarin.
Produk tersebut diantaranya berupa kain tenunan khas rakyat NTT yang selama ini sudah menembus pasaran Eropa dan Amerika Serikat dimana pesanannya mencapai ratusan ribu lembar kain tenun.
“Wilayah Kabupaten Maluku Barat Daya atau MBD dan Kabupaten Kepuluan Tanaimbar yang selama ini memproduksi kain tenun di Provinsi Maluku, kita minta agar kuotanya juga masuk di NTT dan disetujui gubernur jadi tinggal secara tekhnisnya saja yang ditindaklanjuti,” ujar Frans.
Produk lainnya adalah miras tradisional sopi yang diproduksi NTT dengan nama Sopia sudah menembus pasaran Rusia, jadi sopi yang diproduksi rakyat dibeli semuanya lalu diolah ulang dengan memisahkan ethanol atau racunnya hingga muncul sopi yang asli untuk dijadikan vodka dan minuman lainnya.
“Miras tradisional ini juga cocok dengan Maluku, terutama di Kabupaten MBD dan Kabupaten Kepulauan Tanimbar sehingga diminta masuk ke sana, sehingga akan dibeli termasuk menyiapkan program pemberdayaan bagi mereka yang melakukan penyulingan sopi,” tandas Frans.
Program pemberdayaan dimaksud berupa pemberian peralatan penyulingan berstandar internasional untuk menggantikan milik warga yang tradisional, sehingga Gubernur NTT juga akan membahas masalah ini dengan Gubernur Maluku.
Soal tanaman kelor yang diekspor ke Jepang setiap minggu sebanyak 40 ton dan sementara dipersiapkan juga untuk masuk pasar Eropa dan Amerika Serikat dimana tanaman ini juga ada di MBD sehingga diminta untuk masuk dalam program NTT.
Tanaman kelor bisa diolah menjadi minuman atau makanan berkhasiat, dan wilayah Seram atau Wetar di Maluku juga memiliki lahan luas untuk dilakukan penanaman.
Sama halnya dengan daging sapi yang bisa diekspor sehingga membuka peluang bagi masyarakat membuka peternakan dalam skala besar. “Kebijakan sudah dibuka dan tekhnisnya tergantung pemerintah daerah dalam mengambil langkah,” kata Frans. (AN/KT)
Komentar