Walikota : Saatnya, Siswa Miskin Dapat Uang Jajan

KABARTIMURNEWS.COM, AMBON-Sering terjadi kesenjangan sosial di sekolah, antara siswa miskin dan siswa kaya, soal urusan jajan di sekolah. Karenanya, Walikota Ambon, Richard Louhenapessy, mengatakan, pihaknya akan mengalokasikan anggaran bagi para siswa miskin di Kota Ambon, dapat uang saku untuk jajan di sekolah.
Menurut orang pertama di Kota Ambon ini, selama ini ada kesenjangan sosial antara siswa dari orang tua tidak mampu dengan siswa dari orang tua yang mampu ketika jajan di sekolah.’’Saya sering mengunjungi SD dan SMP. Sering saya dapati seperti itu. Ada perbedaan,’’kata Louhenapessy dalam sambutanya pada kegiatan Karnaval budaya di Ambon City Center, kemarin.
Dia mencontohkan, lihat bel istirahat berbunyi, hanya siswa yang orang tuanya ASN, pejabat, pengusaha, pegawai swasta, anak anggota DPRD menikmati jajanan yang dijual. ‘’Sementara anak lain yang dari latar belakang tidak mampu, hanya bisa melihat dan menonton saja. Ini, karena mereka tidak mampu membeli jajanan,” ungkap Louhenapessy.
Kondisi ini, kata Walikota, tentunya akan memberikan dampak social yang bisa dilimpahkan kepada orang tua ataupun pemerintah. “Makanya kita mesti dorong itu, sehingga jika jam istirahat, anak pejabat, anak ASN anak pengusaha dan pekerja lainnya makan permen, maka anak pemulung, anak tukang sampah, anak tukang ojek, anak kernet mobil dan lainnya juga menikmati hal yang sama dengan uang jajan dari pemerintah tersebut,”ucapnya.
Dia mengaku, Pemkot Ambon, akan mengalokasikan anggaran uang uang saku untuk jajan pada tahun ajaran 2020 hingga 2021 mendatang.“Uang saku anak sekolah itu akan difasilitasi oleh Pemkot Ambon dan dianggarkan pada APBD Kota Ambon,”jelasnya.
Louhenapessy menegaskan, kebijakan yang ditempuh oleh Pemkot Ambon ini akan dikordinasikan dengan DPRD Kota Ambon, agar direalisasikan 2020 mendatang. ‘’Kita akan kordinasikan agar ada persetujuan,’’terangnya.
Untuk itu, lanjut dia, pihaknya masih mempertimbangkan besar uang jajan yang akan diberikan kepada pelajar tak mampu . “Kita berikan uang harian Rpv20 ribu atau Rp 30ribu untuk sebulan atau nilai lainnya. Ini akan kita matangkan jumlahnya.Bisa saja diberikan dalam bentuk tabungan sehingga bisa dikontrol oleh guru di sekolah,”jelas Louhenapessy.
Tak hanya itu, menurut Louhenapessy, pihaknya akan membuat regulasi atau indikator-indikator terkait siapa saja yang berhak mendapatkan uang saku.’’Jangan sampai ada anak ASN yang masuk dalam indikator ini juga. Di Ambon ini, ketika ditanya siapa keluarganya misikin, maka jawabannya tidak ada.Namun ketika disampaikan bahwa keluarga miskin itu akan mendapat bantuan, maka banyak sekali tangan yang teracung,”tutupnya. (KTM)
Komentar