Calon Penumpang Protes Pelayanan Kapal Cepat
KABARTIMURNEWS.COM, AMBON - Ratusan calon penumpang kapal cepat Express Cantika 88 tujuan Amahai dari Pelabuhan Tulehu, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku dibuat kesal. Mereka protes terlalu lama mengantri untuk membeli tiket.
Kapal pertama dari Pelabuhan Tulehu menuju Amahai yang rencananya berangkat pukul 09.00 WIT, molor akibat lambannya pelayanan penjualan tiket. Calon penumpang harus antri membeli tiket lebih dari satu jam. Sementara loket penjualan tiket baru dibuka pukul 07.00 WIT. Akibatnya, keluhan, umpatan hingga cacian dilontarkan calon penumpang ke petugas penjualan tiket yang dinilai lambat dalam melayani mereka.
“Itu petugas itu ganti dia, karja seng becus. Dia tar kasian kah kalau lihat ibu-ibu deng anak-anak badiri antre bajam-jam,” kesal sejumlah calon penumpang, Senin (1/7).
Bahkan calon penumpang lain saking emosinya berteriak agar dibongkar saja loket penjualan tiket. “Bongkar saja itu loket, orang antri banyak bagini baru petugas karja lama,” teriak calon penumpang lainnya.
Menurut mereka, kondisi seperti ini hampir setiap hari terjadi saat pemberangkatan pertama dari pelabuhan Tulehu. Untuk itu, calon penumpang meminta pihak terkait untuk menegur PT. Pelayaran Dharma Indah selaku operator kapal untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas II Tulehu, Capt. Johan F. Siahaya mengatakan, antrian panjang calon penumpang sehingga menyebabkan terlambatnya pemberangkatan kapal Express Cantika 88 lantaran petugas penjualan tiket dari PT. Pelayaran Dharma Indah hanya dilayani satu orang. Sudah begitu sumber daya manusia (SDM)-nya masih belum mumpuni melayani penjualan tiket.
Akibatnya, kata dia, UPP Tulehu terpaksa turun tangan membantu PT. Pelayaran Dharma Indah dalam penjualan tiket. Padahal kata Siahaya, UPP Tulehu sudah jauh-jauh hari mengingatkan perusahaan milik Jhony de Queljue alias Siong ini menambah petugas penjual tiket di loket, tapi tidak digubris.
Siahaya juga menyarankan PT. Pelayaran Dharma Indah menambah alat penjualan tiket agar masyarakat lebih terlayani dengan baik.” Hal ini yang selalu saya sampaikan kepada PT. Pelayaran Dharma Indah sebagai operator kapal,” jelasnya.
Siahaya menegaskan pihaknya akan melaporkan kelalaian perusahan tersebut kepada Kementerian Perhubungan. “Kalau pihak operator tidak juga memperbaiki sistem yang ada, saya akan laporkan ke pimpinan saya di Kementerian Perhubungan RI melalui Dirjen Perhubungan Laut,” tegas Siahya.
Alasannya, PT. Pelayaran Dharma Indah tidak mendukung program Pilot Project (dalam pelaksanaan peningkatan keselamatan dan keamanan pelayaran di Indonesia). Di Indonesia hanya 6 pelabuhan saja yg ditetapkan termasuk Pelabuhan Tulehu.
Jika tetap tidak diindahkan, sanksi tegas akan dijatuhkan kepada PT. Pelayaran Dharma Indah. “Sanksi dari Kementerian Perhubungan, ijin pengoperasiannya bisa dicabut karena dianggap tidak mampu melayani kebutuhan masyarakat,” kata Siahaya. (RUZ)
Komentar