Konstruksi Penyebab Runtuhnya Gedung Perpustakaan IAIN Ambon

KABARTIMURNEWS.COM, AMBON - Banyak pihak mengklaim runtuhnya gedung Pusat Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon, karena bencana alam. Tapi penelusuran Kabar Timur, faktor alam bukan penyebab utama. Perencanaan, kontruksi, dan kerja asal-asalan diduga kuat penyebabnya.

Beberapa kontraktor yang dimintai tanggapannya terkait kondisi yang terjadi di IAIN Ambon menduga runtuhnya bangunan perpustakaan itu karena pekerjaannya tidak sesuai bastek (perencanaan). Sayangnya, mereka enggan menggunakan identitasnya.

Salah satu kontraktor yang ditemui di rumahnya, mengaku umumnya pembangunan gedung berlantai pada posisi ketinggian harus menggunakan cakar ayam, yang dilapisi slop bawah sebagai penahan tiang ke tiang tersebut.

“Kalau ini digunakan, maka jika tanah longsor atau gempa bumi, slop-slop yang menghubungkan tiang-tiang cakar ayam saling menahan,” kata Kontraktor itu.

Selain cakar ayam, bangunan berlantai juga bisa menggunakan paku alam. Kedalaman tiang pancang disesuaikan dengan bangunan yang berada dibawahnya. Kontruksi bagian bawah bangunan seperti cakar ayam dan paku alam, juga harus menggunakan campuran semen, pasir, dan batu krikil standar dan tua. Tidak boleh muda.

“Karena memang banyak ditemukan para kontraktor yang mengerjakan proyek dengan memberikan campuran muda. Ini dilakukan untuk mencari keuntungan,” jelasnya.

Ia belum mengetahui apakah gedung Perpustakaan itu menggunakan cakar ayam atau paku alam yang disertai campuran tua, ataukah tidak. Namun, syarat pendirian bangunan tinggi secara profesional harus seperti yang disebutkan tersebut.

Disisi lain, ia menduga runtuhnya bangunan Perpustakaan itu, karena adanya penggusuran tanah untuk pembangunan Gedung Auditorium yang berada dibawah bangunan Perpustakaan dan Rektorat. Padahal, tanah yang digusur merupakan salah satu fondasi penahan Perpustakaan, bahkan gedung kembar Rektorat.

Ia mewanti-wanti, jika tidak secepatnya ditangani, maka dampak penggusuran tanah pembangunan Auditorium akan lebih meluas dan menimpa gedung Rektorat. “Yang paling disayangkan, kenapa Auditorium dibangun disitu. Apalagi talud penahan tanah Perpustakaan yang didirikan sangat rendah. Ini kerja semrawut,” katanya.

Hal yang sama disampaikan kontraktor lainnya. Pergeseran tanah yang menyebabkan runtuhnya gedung Perpustakaan itu terjadi karena adanya penggusuran tanah untuk mendirikan Auditorium. Tanah yang digusur itu selama ini yang menahan Gedung Rektorat dan Perpustakaan.

Ia menyesalkan, kenapa sejak awal, bagian perencanaan tidak melihat hal tersebut. Apalagi tanah yang digusur merupakan jenis tanah liat. Tanah ini diketahui tidak saling mengikat. Sehingga mudah longsor apabila terjadi hujan dengan intensitas tinggi dan berlangsung lama.

Berdasarkan sejumlah pakar bidang pertanahan, tambah dia, menyebutkan jika tanah liat memiliki pori-pori. Ia tidak saling mengikat jika terkena panas. Sehingga bila terjadi hujan, air akan diserap dan menimbulkan pingikisan. Apalagi bangunan itu berada pada lereng pegunungan.

“Kondisi ini sangat berdampak besar. Tidak hanya ke arah gedung Perpustakaan, tapi pergerakan tanah juga bisa mengarah ke gedung Rektorat, gedung Pasca dan Ekonomi Syariah, yang berada di depan gedung Rektorat,” jelasnya.

Banyak pihak seperti Pemerintah Provinsi Maluku melalui Dinas Pekerjaan Umum, Balai Penanggulangan Bencana Daerah, Kepolisian dan TNI saat ini memberikan perhatian khusus terhadap kondisi yang dialami Kampus Hijau tersebut.

Bahkan pada Sabtu pekan kemarin, tim Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, menyambangi IAIN Ambon.

Kedatangan sejumlah tim ahli tersebut untuk melihat kondisi pergeseran tanah yang menimpa Gedung Perpustakaan, Auditorium dan Laboratorium MIPA IAIN Ambon. “Iya. Tim Geologi berkunjung untuk melihat kondisi yang terjadi saat ini,” kata Rektor IAIN Ambon Hasbollah Toisuta kepada Kabar Timur, Sabtu (15/6).

Hasil penelitian yang dilakukan tim terkait kondisi kampus IAIN Ambon, lanjut dia, belum dapat di rumuskan. “Belum bisa disimpulkan, karena dong masih beberapa hari lagi disini,” tandasnya. (CR1)

Komentar

Loading...