Jalan Hualoy Diblokir, Piru-Masohi Ditempuh 10 Jam

KABARTIMURNEWS.COM, AMBON - Jalan lintas Seram diblokir warga Desa Hualoy. Dampaknya, sembilan bahan pokok di Masohi, Kabupaten Maluku Tengah, melonjak tinggi. Jarak tempuh yang hanya dilalui 2-3 jam saja, kini mencapai 9-10 jam, melalui Taniwel.

Sejumlah warga pengguna jalan lintas seram mengeluhkan pemblokiran jalan di Desa Hualoy, Kecamatan Amalatu, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB). Sebab, perjalanan yang semestinya memakan waktu sedikit, kini melebihi biasanya. Mereka juga rela mengeluarkan biaya tambahan.

Selain jalur darat, warga terpaksa menggunakan jalur laut. Mereka nekat mencarter speedboat menuju Masohi. 4 jam lebih, warga harus melewati jalur maut. Sebab, saat ini cuaca extrim alias musim gelombang.

“Sejak jalan di Hualoy dibarakade katong setengah mati. Ruas jalan itu sering katong gunakan pulang bale Pulau Haruku menuju Masohi (Pulau Seram),” ungkap Elton, salah satu warga Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah kepada Kabar Timur, Rabu (8/5) tengah malam.

Elton mengaku, sudah sampai di Masohi, sedang menunggu keluarganya. Mereka menggunakan jalur darat. Pasalnya, hingga pukul 22.00 WIT, keluarganya yang menggunakan tiga unit mobil tak kunjung tiba. “Beta pung saudara-saudara gunakan tiga mobil lewat Taniwel. Dong belum sampe,” terangnya.

Ia berharap, sebelum memasuki Lebaran Idul Fitri, blokade jalan lintas Seram di Desa Hualoy sudah bisa dibuka. Sehingga pihaknya tidak lagi mengeluarkan biaya tambahan bahkan tenaga.

“Katong setengah mati pulang bale tarus. Katong minta jalan segera dibuka. Kalau boleh sebelum lebaran. Beta pung saudara-saudara saparu lewat Taniwel, saparu speed (speedboat). Coba bayangkan kalau speed langsung Masohi empat jam dengan kondisi galombang,” ujarnya.

Senada, disampaikan Mato. Warga Masohi yang bekerja di Piru, Kabupaten SBB, itu nekat melintas jalur Taniwel. Ia terpaksa memilih jalur panjang hanya karena ingin berpuasa dengan sanak saudaranya.

“Beta dari Piru star jam 2 siang (14.00 WIT). Beta deng motor harus lewat Taniwel atau lewat atas, lewat putar. Ini beta baru sampe sekarang (23.00 WIT),” ujarnya.

Pria yang bertugas di kantor PDAM Piru ini mengaku jika jalan di Hualoy dibuka, biasanya jarak yang ditempuh hanya 2-3 jam saja. “Kalau lewat Hualoy hanya 2 sampai 3 jam perjalanan. Kami mohon jalur tersebut segera dibuka. Soalnya saya akan kembali lagi,” harapnya.

Disisi lain, berdasarkan informasi yang dihimpun Kabar Timur, pemblokiran jalan selain mengakibatkan jarak ditempuh bertambah, berdampak juga harga sembilan bahan pokok menjadi tinggi.

“Warga disini sudah mengeluh sembako naik. Katanya biaya transportasi tinggi. Makanya pedagang tidak mau rugi,” kata salah satu warga Masohi kepada Kabar Timur.

Untuk diketahui, pemblokiran jalan dilakukan warga Desa Hualoy merupakan bentuk protes atas kinerja aparat kepolisian dalam mengusut tuntas pelaku penganiayaan terhadap korban Syamsul Lussy.

Pria 38 tahun ini dibantai hingga meregang nyawa secara mengenaskan oleh sejumlah oknum tak dikenal di Desa Latu, Kecamatan Amalatu, Kabupaten SBB, Minggu, 5 Mei 2019 pukul 15.00 WIT. Identitas para pelaku telah dikantongi polisi, tapi belum berhasil ditangkap.

Warga mengaku akan kembali membuka jalan lintas Seram jika polisi bisa menangkap para pelaku dan menghukumnya sesuai perbuatan sadis yang dilakukan. (CR1)

Komentar

Loading...