Perang Batu, Polisi Lepas Gas Air Mata
KABARTIMURNEWS.COM, AMBON - Perang batu kembali terjadi di Kota Ambon. Kali ini saling serang terjadi antara sekelompok pemuda Wainitu RT 001 RW 04 melawan Talake RT 004 dan RT 005 RW 02, Kelurahan Wanitu, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, Kamis (10/1), sekira pukul 23.50 WIT.
Aksi baku lempar yang terjadi selama kurang lebih setengah jam itu membuat polisi terpaksa melepaskan gas air mata untuk membubarkan massa dari dua kelompok bertikai. Tidak ada korban luka dalam peristiwa itu. Tapi, sejumlah rumah warga terkena lemparan batu.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Kabar Timur mengungkapkan, saling serang menggunakan batu diduga terjadi setelah seorang pelajar dianiaya orang tak dikenal (OTK). Pelajar yang dianiaya adalah warga Wanitu. Pelakunya, diduga pemuda Talake.
Atas pemicu awal tersebut membuat sekelompok pemuda Wainitu tidak terima. Mereka menuntut balas, sehingga baku hantam jarak jauh pun tak bisa dihindari.
“Baku lempar terjadi karena diduga sebelumnya salah satu pelajar asal Wainitu dianiaya oleh salah satu Warga Talake. Namun permasalahan itu telah diselesaikan secara kekeluargaan oleh kedua belah pihak yang dihadiri orang tua korban di Pos Polisi Benteng (Mapolsek Nusaniwe),” kata Sumber kepolisian, Jumat (11/1).
Bentrokan itu diketahui aparat kepolisian setelah ketua RT 002 RW 04 menghubungi petugas Bhabinkamtibmas Kelurahan Wainitu.
Tak lama berselang, sejumlah anggota Polsek Nusaniwe, dipimpin langsung Kapolsek IPTU Sally Lewerissa, personil PRC Polres Ambon, Sabhara Polda Maluku serta Babinsa Wainitu, tiba di Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Berada ditengah kedua kelompok bertikai, aparat keamanan tersebut mencoba membubarkan massa. Karena sulit mengatasi, personil Pasukan Reaksi Cepat (PRC) dan Sabhara Polda Maluku terpaksa melepaskan gas air mata.
“Gas air mata dilepas di TKP dan berhasil membubarkan dan mengendalikan massa. Aparat kemudian meminta kedua kelompok kembali ke rumah masing-masing,” tandasnya.
Kabbag Humas Polres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease IPDA Julkisno Kaisupy yang dikonfirmasi Kabar Timur membenarkan adanya peristiwa tersebut. Langkah perdamaian, telah diambil Polres Ambon dengan mengumpulkan para tokoh agama dari kedua warga bertikai.
“Dari kejadian itu, para tokoh agama, masyarakat, pemuda dan Ketua-ketua RT sudah mengambil langkah untuk melaksanakan pertemuan dalam waktu. Situasi saat ini sudah kembali normal seperti biasanya,” tandasnya. (CR1)
Komentar