Kebakaran Belakang Sekawan Renggut Dua Nyawa
KABARTIMURNEWS.COM, AMBON - Kebakaran baru berselang setengah jam, La Rido (38) tiba-tiba datang menyerobot kumpulan warga dengan wajah panik dan putus asa. Sambil bertanya ke warga yang ada, dia mencari puteri si junjung hatinya, Wa Bintang Apia.
“Bintang mana?, Bintang manaaaa? Ya Allah. Beta musti pi ambil dia,” teriak tukang ojek yang biasa mangkal di lorong Sekawan itu dengan mata melotot ke sekeliling.
Melihat gelagat La Rido hendak menerobos kobaran api mencari bocah itu, salah satu warga La Daeng datang mencegah dengan merangkul erat tetangganya itu. Dia berusaha menenangkan lelaki yang berprofesi tukang ojek tersebut.
“Rido, beta jua ada tadi di sana, mar beta seng bisa biking apa-apa. Api talalu kuat, jang lai sayang ee,” kata La Daeng dan masih berusaha membekap La Rido yang terus berontak ingin terjun ke dalam api.
Warga sekitar kawasan Pardeis, Lorong Sekawan dan Jalan AY Patty, sore kemarin memang dibuat gempar. Awan hitam pekat tiba-tiba naik membumbung tinggi ke angkasa. Warga berlarian menuju TKP untuk melihat langsung sumber api, yang makin membesar di tengah hembusan angin kencang.
Kebakaran merenggut dua korban jiwa, Wa Bintang bocah berusia 6 tahun dan La Seke 13 tahun. Kedua korban tewas terpanggang api.
Tempat Kejadian Perkara (TKP) tepatnya berada di sebuah pemukiman kumuh yang disebut Lorong Buntu, Belakang Sekawan, RT01/RW04 itu kemarin luluh lantak dilalap si jago merah. Akibat api yang menjalar cepat, banyak barang dan harta milik warga tak bisa diselamatkan.
“Seng ada yang lolos. Cuma ini sa,” tunjuk salah satu ibu rumah tangga ke sebuah springbed dengan sprei kuning hijau bunga-bunga yang tersandar di sebuah kios sekira 50 meter lebih dari TKP.
Warga Lorong Buntu yang lain, Ny Pamela (22) mengaku mulai melihat api di TKP pukul 17.56 Wit karena saat itu dia sempat melihat penunjukkan waktu pada hape android miliknya. Ibu muda ini juga mengaku tak ada satu pun barang berhasil diselamatkan, termasuk ijasah-ijasah miliknya.
Dari sejumlah sumber di lapangan, menyebutkan kobaran api mulai terlihat dari lantai 2 kos-kosan milik Abdullah. Hingga berita ini naik cetak, Abdullah belum berhasil dikonfirmasi soal pemicu kebakaran yang katanya berasal dari kos-kosan miliknya.
Namun ada informasi lain menyebutkan, kos-kosan milik Abdullah itu, ada dapur di lantai dua. Kemungkinan, pemicu kebakaran akibat ledakan kompor di dapur tersebut.
“Karena beta nih sandiri, dengar ada babunyi ledakan di lantai dua di kos-kos bapa Dullah. Katong ada di bawa waktu itu,” beber salah satu warga yang dicegat saat sedang berlari bersama seorang putrinya di jalan belakang Perpustakaan Daerah Provinsi Maluku.
Dia mengaku, sebelum peristiwa terjadi, kompleks pemukiman ini sunyi lengang. Kata dia, sebagian besar warga terutama penghuni kos-kosan sedang pergi atau mencari nafkah.
Namun Kapolres Pulau Ambon AKBP Sutrisno Hady Santoso kepada wartawan mengaku pemilik kos dimaksud akan dimintai keterangan. Kapolres menyatakan hal itu, sehubungan penyelidikan Polisi yang akan dilakukan guna mengungkap pemicu kebakaran. “Tapi untuk sementara kita menduga kebakaran akibat korsleting,” katanya.
Sutrisno Hady juga mengkonfirmasikan, korban satu jenasah yang diduga anak kecil telah dievakuasi ke rumah sakit untuk diotopsi, setelah api berhasil dipadamkan. Berdasarkan keterangan warga, kata Sutrisno Hady, jenasah yang dievakuasi ini diduga anak kecil bernama Bintang, usia 6 tahun.
Kepada Kabar Timur, ibu korban, Ny Wa Karnita (30) mengaku anak perempuannya itu bernama Wa Bintang Apia. Suaminya sedang ojek saat kebakaran melahap tempat tinggalnya.
Karnita mengaku dia sedang menjaga kios miliknya di depan lorang Sekawan dan baru saja memberi susu botol kepada Bintang. Setelah memberi susu, Kartini mengaku kembali ke kios dan membiarkan anaknya itu bermain sendirian di kamar kos.
Ibu rumah tangga ini, mengaku, anaknya itu biasa dibiarkan bermain sendirian di kamar. “Katong biasa taruh dia di sana, yang penting su kasih susu botol dia nanti bermain sandiri. Habis itu, nanti katong pi ambil dia lagi bawa ke mari (kios),” tutur Wa Karnita.
Salah satu keponakan Wa Karnita yang sedang bermain sesaat sebelum kebakaran terjadi mengaku, tahu kalau adiknya itu ada di dalam kamar kos. Tapi tiba-tiba ada api di lantai dua kos-kosan dan membesar dengan cepat, dia tak sempat mengambil Wa Bintang dari dalam kamar.
“Beta seng bisa masuk ambil ade lagi, api jatuh dari atas kapala, beta lari,” ujar keponakan Wa Karnita itu. (KTA)
Komentar