AIDS Meningkat, Renyaan: Pengawasan di Keluarga Lemah
KABARTIMURNEWS.COM, AMBON - Anggota DPRD Provinsi Maluku, Justina Renyaan mengaku prihatin setelah mengetahui Maluku masuk 10 besar provinsi dengan jumlah kasus AIDS tertinggi di Indonesia.
“Saya sangat prihatin dengan kondisi ini. Jika tidak ada pendampingan secara terus-menerus, penyakit mematikan ini kelak akan mengancam generasi muda Maluku,” kata Renyaan kepada Kabar Timur di gedung DPRD Maluku, Kamis (20/12).
Menurutnya jumlah penderita AIDS di Maluku meningkat bukan kesalahan kawula muda dengan pergaulan bebasnya. Namun, akibat lemahnya pengawasan keluarga atau orang tua terhadap anaknya.
“Jika pendidikan informal atau pendidikan di keluarga diterapkan dengan baik, anak-anak juga akan takut berbuat macam-macam. Tapi ketika anak-anak lepas kontrol dari tanggungjawab orang tua, ya mereka senaknya akan bergaul dan mengarah ke hal-hal negatif. Makanya, saya katakan angka AIDS meningkat karena kelalaian orang tua,” tegas Renyaan.
Diakui Renyaan, banyak orang tua di Maluku mengajarkan anak-anaknya hal-hal positif. Tapi, sebagian besar orang tua juga ada yang memberikan kelonggaran terhadap anaknya. Jarang sekali tindakan tegas dan disiplin diterapkan terhadap anak-anak.
“Saya melihat di Maluku ini sudah banyak generasi muda yang berani melawan apa yang dilarang oleh orang tua. Orang tua pun kerap mengikuti kemauan anak-anaknya. Seharusnya orang tua tegas dan mengajarkan kedisiplinan sehingga anak-anak juga takut melakukan sesuatu yang salah,” ujarnya.
Anggota Komisi D DPRD Maluku itu menyatakan, selain pendidikan di keluarga diperhatikan, pendidikan formal di sekolah dan pendidikan non formal di lingkungan masyarakat juga dikuatkan.
“Pendidikan di keluarga itu harus diutamakan, harus betul-betul ada ketegasan dari orang tua. Nanti baru dibarengi dengan pendidikan yang diterima di sekolah dan di lingkungan masyarakat. Ini tujuannya agar anak-anak tahu mana yang harus dilakukan dan mana yang tidak,” tegas Renyaan.
Dia juga menyarankan Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan melihat persoalan ini secara serius. “Harus ada koordinasi antara pihak-pihak terkait sehingga ada pendampingan jangan sampai anak-anak terjerumus ke pergaulan bebas,” kata dia mengingatkan. (MG3)
Komentar