Kapolda Bantu Korban Busung Lapar

KABARTIMURNEWS.COM, AMBON - Kapolda Maluku Inspektur Jenderal Polisi Royke Lumowa, memberikan bantuan kepada korban penderita busung lapar, Fredo Rehena, bocah berusia 7 Bulan, asal Negeri Marahena, Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah.

Bantuan kemanusiaan itu diterima secara langsung oleh ayah korban, Berce Rehena, di ruang kerja Kapolda Maluku, Markas Polda Maluku, Kota Ambon, Jumat (7/12).

“Saya disuruh datang untuk bertemu Pak Kapolda. Ternyata saya tadi diberikan bantuan secara langsung. Saya sangat berterima kasih karena pak Kapolda telah membantu kesusahan kami,” ungkap Berce Rehena kepada Kabar Timur, usai menerima bantuan, kemarin.

Berce mengisahkan, penyakit busung lapar yang diderita buah hatinya bersama Lince Lelaputoa/Rehena, istrinya, itu baru diketahui setelah Bidan Desa Heni Lilihata berkunjung ke Negeri Marahena. “Kami sebagai orang tua, juga tidak tahu kalau anak kami ini kena busung lapar. Baru tahu saat Ibu Heni datang,” ungkap Berce.

Setelah diminta Bidan Heni membawa anaknya menuju Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) terdekat yang berada di Wahai, pria 32 tahun ini tidak berpikir panjang untuk sesegera mungkin membawa turun putranya.

“Ibu Lilihata bilang pertumbuhan anak kami kurang bagus. Makanya harus dibawa turun (dari gunung ke dataran rendah negeri Wahai),” kata Dia.

Berce akhirnya turun gunung menggendong anak bungsunya. Dia berjalan kaki selama tiga hari, tiga malam, untuk sampai di Puskesmas Wahai. Negeri Marahena sendiri, berada di Pegunungan Manusela, Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah.

“Kami jalan selama tiga hari. Itupun waktu musim panas (Kalau hujan bisa lebih dari 3 hari. Karena arus sungai akan semakin deras),” jelasnya.

Setibanya di Puskesmas Wahai, Fredo, anaknya itu kemudian dirawat inap selama dua minggu. Dia kemudian keluar sambil rawat jalan selama seminggu. “Anak kami dirawat selama tiga minggu di Wahai,” ujarnya.

Tiga pekan dirawat, pasien gizi buruk ini belum ada perubahan. Fredo kembali dirujuk ke Rumah Sakit Masohi, Ibukota Kabupaten Maluku Tengah. Evakuasi korban dilakukan setelah Yam Kitelawai, Kepala Puskesmas Wahai, berkoordinasi dengan Pendamping Desa dan Raja Marahena.

“Mungkin kepala puskesmas Ibu Yam Kitelawai koordinasi dengan pendamping desa Pak Marlon Talahatu dan Raja Negeri Marahena untuk mengeluarkan dana desa sebanyak Rp 5.710.000,” ungkap Berce.

Hasil koordinasi berbuah manis. Ia kemudian bersama anaknya dibawa ke Rumah Sakit Masohi untuk mendapat perawatan medis yang lebih baik. “Harga mobil dari Wahai ke Masohi untuk 3 orang sebesar Rp 450 ribu. Satu kepala Rp 150 ribu,” sebutnya.

Berce mengaku, kondisi kesehatan korban yang memiliki tiga orang kakak itu, saat ini telah pulih. Dia sementara masih berada di Negeri Air Besar, Kecamatan Seram Utara, dalam rangka pemulihan.

“Sudah dua bulan lebih kami dari Marahena. Korban saat ini sudah berada di Desa Air Besar, Kecamatan Seram Utara. Sudah sembuh. Sudah pulih. Sekali lagi, terima kasih banyak untuk Bapak Kapolda Maluku yang peduli dengan keluarga kami,” pungkasnya.

Kepala Polda Maluku yang dikonfirmasi Kabar Timur, mengaku jika bantuan yang diberikan kepada korban busung lapar tidak seberapa. Pihaknya, hanya mengevakuasi korban ke Masohi dan memberikan biaya perawatan, serta pengobatan selama di Rumah Sakit.

“Sebenarnya tidak banyak. Hanya mengevakuasi korban ke Masohi dan biaya perawatan dan pengobatan selama di RS. Dan ada beberapa bantuan sedikit saja,” katanya. (CR1)

Komentar

Loading...