Berlayar Seminggu, Warga MBD Mengeluh
KABARTIMURNEWS.COM, AMBON - Masyarakat Kabupaten Maluku Barat Daya, mengeluh pelayanan kapal penumpang di daerah itu. Pasalnya, warga setempat berlayar hingga seminggu baru sampai ditujuan. Mereka mengaku, hingga kini masih terisolasi karena belum ada sarana transportasi yang memadai.
‘’Biasanya, penumpang asal MBD khususnya di pulau Romang dari Kota Ambon, satu minggu baru tiba ditujuan,’’kata salah satu warga MBD, Cada Reitiwal kepada Kabar Timur, kemarin.
Dia mengaku, warga Romang dan warga MBD lainya, biasanya menumpang KM Sabuk Nusantara 48. hanya saja, kapal tersebut hingga kini masih naik dok, warga hanya memilih menumpang KM Lintas Timur, yang berlayar menuju pulau itu,’’Memang tidak ada pilihan lain warga Romang. Sarana transportasi laut, hanya KM Lintas Timur, Kalau KM Sabuk Nusantara 48 beroperasi, mereka hanya butuh dua hari baru tiba di Romang,’’jelasnya.
Sementara itu, lanjut dia, jika warga Romang dari Kota Ambon, menumpang KM Lintas Timur, rutenya panjang. Dia mencontohkan, kapal tersebut keluar dari pelabuhan Ambon, menuju Kota Tual, Pulau Molo, Kecamatan Larat, Kabupaten MTB, Saumlaki, Marsela, Kroing, Dawelor, Dai, Tepa. Sermatang, Lakor, Moa, Letti, Kisar, kemudian ke Romang,’’Jadi memang pelayaran satu minggu baru tiba di Romang,’’tuturnya.
karena tidak ada pilihan lain, lanjut dia, warga Romang dengan terpaksa menumpang KM Lintas Timur, menuju daerahnya.’’Memang kami masih terisolir soal transportasi laut dan udara. Kami butuh perhatian serius,’’imbuhnya.
Tak hanya itu, dia menyoroti, tiket kapal Cantika Lestari 77 yang melayari, sejumlah wilayah di MBD. Kata dia, selain tiket kapal itu mahal, pelayanan diatas kapal tidak sesuai harga tiket yang dibeli.’’Harga tiket kapal itu Rp 400-an. Tapi, pelayanan buruk, selain kapal bau dan pengap para penumpang tidak diberikan makan dan minum selama pelayaran. Begitu juga penumpang kepanasan selama pelayaran,’’bebernya.
Dia mendesak PELNI segera mengoperasikan kapal Sabuk Nusantara 48. Apalagi, ingat dia, harga tiket kapal itu terjangkau dan dapat mengatasi lonjakan penumpang di KM Cantika Lestari.’’Kadang warga yang tidak mampu terpaksa naik kapal Cantika. Padahal, kalau KM Sabuk Nusantara, beroperasi ada pilihan. Kami harap kapal Sabuk Nusantara 48 segera dioperasikan,’’pinta dia.
Dia berharap, pemerintah provinsi dan kabupaten MBD serta wakil rakyat, segera menindaklanjuti keluhan warga.’’Kami butuh kapal yang membutuhkan waktu yang tidak lama hingga sampai ditujuan. Kami butuh pelayanan baik,’’pungkansya. (KTM)
Komentar