MoU Bersama Malaysia, Rombongan Poltek Ambon Menuju Bangkok

KABARTIMURNEWS.COM, AMBON - Hanya ketua jurusan (Kajur) akuntansi yang menolak ikut rombongan pimpinan Poltek Negeri Ambon ke Malaysia dan Thailand. Alasan tindaklanjut MoU atau kerjasama akademik dengan universitas di Kuala Lumpur Malaysia, faktanya, Direktur Poltek dan para ketua jurusan menggunakan passpor hijau, alias passpor wisata.

Bocoran yang diperoleh Kabar Timur, Direktur Poltek Negeri Ambon Dedy Mairuhu akhirnya tidak ikut ke ke luar negeri, kemarin. Dedy hanya sampai di Jakarta. “Beliau sudapa tulis-tulis di koran jadi su kapok seng ikut jalan-jalan,” ujar sumber, Selasa (3/12).

Sementara Wakil Direktur II Fence Salhuteru dan Wakil Direktur IV Ny Fauziah Tutupoho Ketua Jurusan (Kajur) Elektro Max Haurissa, Kajur Administrasi Niaga Samy Sapteno, Kajur Teknik Mesin Edo de Fretes dan Kajur Teknik Sipil Leny Lewery melanjutkan perjalanan ke Kuala Lumpur via Jakarta, kemudian ke Bangkok, Thailand.

Sayangnya, terkait passpor hijau yang dipakai sebagai visa turis di dua negeri tetangga itu, baik Dedy Mairuhu dan beberapa pimpinan Poltek lainnya belum berhasil dikonfirmasi. Telepon seluler para pimpinan ini saat dihubungi tidak aktif. Kecuali, Kajur Administrasi Niaga Max Haurissa yang mengaku rombongan sudah di atas pesawat. Tapi soal jenis passpor yang digunakan rombongan ini dipakai berangkat tidak berhasil dikonfirmasi.

Haurissa hanya menyebut tujuan perjalanan ke Kuala Lumpur, Malaysia. “Dalam rangka tindaklanjuti MoU dengan Management Science University, Kuala Lumpur. Sudah dolo ee, beta sudah diminta matikan hape ini,” ujar Haurissa di ujung teleponnya.

Menurut sumber Poltek Negeri Ambon, rombongan Wakil Direktur II dan IV serta para Kajur ini tidak mengantongi passpor biru yang dikeluarkan Kementerian Riset dan Dikti sebagai passpor perjalanan dinas ke luar negeri. Di lain pihak kunjungan ke Malaysia dengan dalih MoU, tapi diduga sasaran akhirnya, menikmati pariwisata Negeri Gajah Putih, Thailand yang tersohor itu. “Jadi MoU di Malaysia hanya modus, tapi tujuannya sebenarnya adalah Negeri Gajah Putih, Thailand,” ungkap sumber.

Terpisah Humas Poltek Negeri Ambon Marines Sugi mengaku tidak tahu menahu soal kepergian para pimpinan Poltek tersebut. Juga soal passpor yang dipakai oleh rombongan. “Seng tau nih, yang pigi siapa-siapa saja juga katong seng tau karena seng diinformasikan. Beta baru tau dari ale wartawan ini,” kata Marines, dihubungi via telepon seluler.

Salah satu dosen pengajar di Poltek Negeri Ambon Roy Tomasoa kepada Kabar Timur, mengaku terkejut dengan info kunjungan para pimpinan Poltek Negeri Ambon in. “Beta kaget lai, dong jadi pigi tuh. Katong sesalkan ini khan namanya pemborosan anggaran. Masa pigi MoU saja semua harus pigi. Khan bisa diwakilkan saja satu atau dua orang?,” ujar Roy.

Sekaligus diungkap oleh dosen Akuntansi ini, bahwa yang menolak ikut kunjungan ke Malaysia hanya bosnya Kajur Akuntasi Victor Cornelis. Dia mengaku mendapat penjelasan dari atasannya itu, kalau sejumlah persoalan akademik di jurusannya belum beres, sehingga Victor memilih tidak ikut kunjungan ke Malaysia.

Victor kata dia, lebih memprioritaskan akreditasi Jurusan Akuntansi yang seharusnya sudah diupload ke Kementerian Riset dan Dikti. “Terutama soal akreditasi, makanya Ketua Jurusan pa Victor seng mau ikut. Beliau lebih konsern dengan urusan akreditasi supaya April tahun 2019 Jurusan Akuntansi bisa wisuda sarjana,” terangnya.

Tapi keberangkatan rombongan Wakil Direktur dan sejumlah Ketua Jurusan lainnya itu jelas berpengaruh terhadap kinerja Poltek secara keseluruhan. Dan kata dia, pihak yang seharusnya paling bertanggungjawab dalam masalah ini adalah Wakil Dirktur I Bidang Akademik Yulius Buyang. (KTA)

Komentar

Loading...