Ambon Krisis Semen

KABARTIMURNEWS.COM,AMBON - Krisis semen terjadi di Kota Ambon. Semen merek Tonasa, Bosowa, Holcim, Tiga Roda dan Conch yang selama ini beredar di Kota Ambon hilang dipasaran. Kelangkaan bahan bangunan ini terjadi sejak tiga pekan terakhir.
Akibat kelangkaan semen diikuti tingginya harga, sejumlah warga terpaksa mengurungkan niatnya membangun rumah. Kalau pun ada, harga semen yang dijual toko bangunan melonjak dari Rp 65.000 menjadi Rp 75.000 per sak.
Sejumlah pemilik toko bangunan di Ambon mengaku sudah tidak memiliki stok semen hampir sebulan. “Sudah dua minggu kami belum dipasok semen dari suplayer. Kami sudah pesan tapi belum diantar. Masalahnya apa saya tidak tahu,” ujar Rusli, seorang karyawan toko bangunan di kawasan Kebun Cengkeh, Ambon, Minggu (7/8).
Kondisi serupa dikatakan Hasan, karyawan Toko Madani di kawasan STAIN, Ambon. “Kami sudah pesan, tapi hampir sebulan semen belum diantar,” ujarnya.
Setiap hari warga datang membeli semen tapi pulang dengan tangan hampa karena ketiadaan stok. “Pastilah warga kecewa setelah tau semen habis,” kata dia.
Dia tidak dapat memastikan, kapan stok semen akan kembali normal. “Kita sudah pesan dari suplayer tapi sampai sekarang belum diantar,” ujarnya.
Gara-gara krisis semen, beberapa warga di Ambon mengurungkan niatnya membangun maupun merenovasi rumah. Hasan, warga BTN Kanawa memutuskan berhenti membangun rumahnya, karena kelangkaan dan mahalnya harga semen itu.
Mahalnya harga semen di pasaran membuatnya tak kuat membeli bahan bangunan tersebut. “Naiknya sampai Rp 10.000 per sak, karena mahal saya setop dulu membangun rumah. Kalau stok dan harga semen sudah normal, pembangunan dilanjutkan,” ujarnya kepada Kabar Timur, kemarin.
Berbeda dengan Hasan, Andi tetap merenovasi rumahnya di saat stok semen langka. Dia terpaksa membeli bahan bangunan itu meskipun mahal. “Sudah dua hari ini saya keliling cari semen, baru dapat di Kahena. Saya beli Rp 75 ribu per sak,” ujarnya.
Pemilik toko di kawasan Kahena mengaku memiliki stok semen meskipun jumlahnya terbatas. Kelangkaan semen menjadi alasan baginya untuk menaikkan harga semen. “Ini stok lama, biasanya saya jual Rp 65.000 per sak, karena semen langka saya naikkan Rp 10.000 per sak,” akunya.
Beberapa pemilik toko bahan bangunan mengaku gelisah jika harga dan pasokan semen tidak segera normal seperti sebelumnya. Menurutnya, bila kelangkaan dan mahalnya harga semen berlarut dan berkepanjangan akan merugikan masyarakat dan pengusaha jasa konstruksi di Ambon. “Kalau keadaannya masih seperti ini terus, ya kita bingung,” katanya.
Mereka berharap pemerintah daerah memperhatikan masalah ini. Pemerintah diminta mengambil langkah cepat mengatasi kelangkaan dan tingginya semen di Kota Ambon. “Kita berharap kondisi ini tidak berlangsung lama,” ujar mereka.
Terkait kelangkaan semen Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku, Elvis Pattiselanno yang dihubungi belum memberikan keterangan. Dihubungi via telepon selulernya sejak Sabtu (6/10) Elvis tidak merespon pertanyaan Kabar Timur. (RUZ)
Komentar