Tual Tegang Sejumlah Rumah Dibakar
KABARTIMURNEWS.COM,AMBON - Puluhan warga ngamuk. Sejumlah rumah di kawasan itu dibakar. Mereka mencari pelaku pemerkoaan.
Massa mengamuk. Sejumlah rumah warga di kawasan Lupus (pertengahan Desa Dullah Darat dan Desa Labetawi), Kecamatan Dullah Utara, Kota Tual, Minggu (23/9), kemarin, dibakar. Amukan warga sempat membuat Kota Tual tegang.
Ketegangan warga akhirnya berhasil diredam aparat Polres Maluku Tenggara. Aksi warga ini disulut kasus pemerkosaan yang menimpa seorang remaja putri berinisial NK. Remaja berusia 16 tahun itu menjadi korban perkosaan oleh orang tidak dikenal di kawasan Jalan Baru, Desa Dullah, Tual, Sabtu (22/9) malam.
Polisi belum dapat memastikan waktu kejadian yang menimpa korban. Hingga tadi malam, polisi belum meminta keterangan korban. Siswi kelas II SMA itu masih shock dan terpukul akibat musibah yang menimpanya. Korban masih terbaring lemas dan menjalani perawatan di RSU Hi. Noho Renuat, Dullah Utara, Tual.
Tim medis telah memeriksa korban dan memastikan korban diperkosa oleh pelaku yang masih misterius berdasarkan hasil visum. “Iya sudah divisum. Korban masih dirawat di rumah sakit,” kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Maluku Kombes Pol. Mohamad Roem Ohoirat yang dihubungi Kabar Timur, tadi malam.
Ketika dihubungi via telepon seluler, Ohoirat mengaku sedang berada di RSU melihat langsung kondisi korban. “Korban belum bisa memberikan keterangan ke penyidik karena kondisinya masih lemas dan masih menjalani perawatan di rumah sakit,” ujar mantan Kapolres Malra dan Aru ini.
Juru bicara Polda Maluku ini belum dapat memastikan waktu kejadian yang menimpa korban. “Hari Sabtu, waktu kejadian belum bisa dipastikan, tapi antara jam 9 malam sampai 5 pagi,” ujar Ohoirat.
Saat kejadian, korban menggunakan sepeda motor bersama seorang pria yang adalah teman sekolahnya. “TKP di sekitar jalan Baru, desa Dullah,” ungkapnya.
Untuk mengungkap pelaku pemerkosaan, penyidik Polres Malra memeriksa lima orang saksi. Para saksi diantaranya merupakan teman-teman korban. “Korban belum dimintai keterangan karena masih menjalani perawatan di rumah sakit. Saksi adalah teman korban, baik saat kejadian maupun yang berkomunikasi (sebelum kejadian),” kata perwira tiga melati di pundaknya itu.
Akibat kejadian itu, spontan kerabat korban marah. Mereka melampiaskan amarahnya dengan merusak rumah di kawasan Lupus yang berada sekitar 2 Km dari TKP. Ohoirat mengimbau warga menahan diri dan menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus ini ke Mapolres Malra. “Kondisi Tual sudah kondusif, penyidik Polres Malra masih mengungkap pelaku pemerkosaan,” ujarnya.
Seementara itu, Kapolres Malra, AKBP Indra Fadhila Siregar mengungkapkan kejadian perusakan beberapa rumah maupun aset-aset warga di kawasan Lupus akibat emosi warga yang dipicu dugaan pemerkosaan remaja yang menetap di Desa Dullah Darat.
“Kita dari kepolisian bersama TNI langsung turun ke kawasan tersebut untuk menghalau dan mengimbau kepada massa yang dipengaruhi emosi menyerahkan persoalan kepada kepolisian untuk menanganinya,” kata Kapolres, kemarin.
Ia mengakui massa cukup banyak, namun akhirnya dapat ditenangkan lewat mediasi dan koordinasi dengan tokoh adat (raja-raja) dan pemerintah desa, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan pemuda setempat.
Ia juga menyatakan polisi bisa memahami kondisi psikologis masyarakat maupun keluarga yang marah, namun semua harus menghormati aturan hukum yang berlaku. “Diduga pemerkosaan terjadi Sabtu malam, dan jika berbicara dari perspektif hukum, saya selaku Kapolres yang membidangi masalah pidana, terkait masalah hukum maka kita berbicara mengenai pembuktian,” ungkap Kapolres Indra.
Korban, kata dia, belum bisa dimintai keterangan, sehingga secara hukum belum bisa dinyatakan siapa pelaku tindak kejahatan itu.Menurut Indra, korban masih terbaring di rumah sakit, sempat dimintai keterangan sedikit tapi korban kembali lemas sehingga pemeriksaan ditunda. “Kalau kasus-kasus pemerkosaan tidak bisa kita paksakan, kita harus memikirkan dahulu masalah psikologis korban, apakah korban trauma ataupun mengalami luka-luka,” katanya.
Indra mengakui beberapa saksi telah dimintai keterangan, itupun karena informasi yang diperoleh mereka pergi bersama korban. “Oleh karena itu, biarkan kami pihak kepolisian melaksanakan penyelidikan ini dan kami mengimbau baik masyarakat Tual maupun Malra tidak mudah terpancing dan terprovokasi,” katanya.
Dia berharap, pengrusakan maupun pembakaran ini tidak berlanjut lagi sehingga tidak mengganggu Kambtibmas. Kawasan ini selanjutnya akan dilakukan tindakan pengamanan bekerja sama dengan TNI. “Aparat ditempatkan untuk menjaga beberapa rumah yang telah dikosongkan penghuninya agar tidak terjadi tindakan kriminal penjarahan atau apapun,” kata Kapolres. (AN/KT)
Komentar