FKIP Menuju Pusat Pendidikan Berkarakter Laut Pulau

RUZADY ADJIS/KABAR TIMURnews

KABARTIMURNEWS.COM,AMBON - Sejak tahun 1961, progres perjalanan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, telah banyak melewati hambatan maupun rintangan. Banyaknya rintangan yang dilalui menjadikan FKIP semakin matang dalam melakukan perubahan.

Dari tahun ke tahun hingga di usia ke-57, FKIP yang sudah terbilang tua ini kerap hadir dengan wajah baru, mengikuti perkembangan pendidikan Indonesia. Kini, FKIP kembali menemukan peran strategisnya dalam menyiapkan tenaga pendidik yang berkarakter Laut Pulau.

“Saya kembali berharap, dengan Dies Natalis kali ini, mari kita berbenah diri sebagai tenaga pendidik, sebagai mahasiswa dan sebagai tenaga pendidikan. Kita berbenah diri dalam mengembangkan FKIP ke depan sebagai pusat pengembangan pendidikan karakter-karakter Laut Pulau,” pinta Dekan FKIP Prof. DR. Theresia Laurens, M.Pd, dihadapan ribuan dosen, alumni dan mahasiswa dalam Lounching Logo Dies Natalis ke 57 di Center Student, FKIP, Unpatti Ambon, Senin (3/9).

Tema yang diangkat dalam Dies Natalis pada 10 September 2018 mendatang, memberikan gambaran bahwa FKIP saat ini berkembang dalam sebuah lingkungan kepulauan. Dimana, terdapat berbagai perbedaan karakter yang harus disikapi serta dipersiapkan oleh FKIP.

“Pendidikan kali ini akan lebih mengarah pada selain kecerdasan mental, juga kecerdasan emosional, spritual dan intelektual, dengan tetap mempertahankan kearifan lokal,” ungkap Laurens.

Ia mengatakan, FKIP sejak didirikan oleh para alumni hingga saat ini terus mengalami perubahan yang signifikan. Buktinya, hingga kini FKIP telah memiliki sebanyak 15 Program Studi dan satu program Profesi Guru.

“Sebuah perkembangan yang sudah luar biasa dan memberikan tantangan bagi FKIP ke depan. Kita punya tantangan besar dalam mengembangkan SDM, dengan tetap memperhatikan pengembangan program studi lewat pemenuhan standar-standar nasional pendidikan tinggi,” terangnya.

Laurens berharap, di usia parubaya ini, FKIP dapat menjadi sebuah lembaga besar, yang memiliki kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM). Sehingga harapan masyarakat yang menjadikan FKIP sebagai tumpuan dapat terpenuhi.

“Hari ini kita sudah melakukan beberapa program dengan profesi guru. Dan kita berterima kasih karena Unpatti mendapat kepercayaan untuk menyelenggarakan program ini. Ini artinya, kita perlu mempersiapkan para sarjana pendidikan,” jelasnya.

Kepada mahasiswa, Laurens berpesan agar tetap semangat dan berusaha menjadi guru yang menjadi contoh tauladan bagi masyarakat. Kurang lebih 4 tahun, mahasiswa dibekali segudang pengalaman.

“Mahasiswa harus tahu, selain menjadi guru, kalian juga dibekali dengan pengalaman-pengalaman yang akan kalian dapati kurang lebih 4 tahun. Dan kalian akan menjalani satu tahun pengambilan profesi untuk menjadi guru. Pengambilan profesi guru juga tidak hanya di FKIP, tetapi juga membuka ruang bagi mereka yang ingin menjadi guru,” terangnya.

Di tahun ini, FKIP sudah mulai mencoba untuk mengedepankan kearifan lokal masyarakat Maluku yang tersebar di seribu Pulau. Hal ini telah diimplementasikan dalam mata pelajaran sesuai dengan afanya kurikulum 2013.

“Dengan kecerdasan intelektual, emosional, spritual dan mental, guru harus menjadi contoh yang teladan bagi semua orang. Saya juga memohon para alumni untuk mengembangkan FKIP ke depan, karena FKIP akan besar bukan saja dari para dosen dan mahasiswa tetapi juga dari para alumni. Alumni memegang peran penting dalam mengembangkan FKIP ke depan,” tandasnya.

Sebelumnya, Agustinus Ufie, ketua Panitia Dies Natalis FKIP dalam sambutannya menyampaikan, Kerja keras dan kerja cerdas ini sangatlah dibutuhkan, karena karakteristik lingkungan alam dan budaya Maluku sebagai Provinsi kepulauan.

Karakteristik tersebut, kata Dia, telah memaksa Unpatti menetapkan “Bina Mulia Kelautan”sebagai Pola Ilmiah Pokok (PIP) Universitas sebagai identitas yang beriringan dengan kondisi Maluku sebagai wilayah kepulauan.

“Namun seiring dengan jalannya waktu, keinginan besar itu semakin hari semakin meredup. Bina Mulia Kelautan sebagai icon hanya sebuah fatamorgana semata dan dikumandangkan dalam ruang kosong. Bina mulia kelautan sepertinya telah menjadi masa lalu kita,” jelasnya.

Oleh karena itu, FKIP sebagai bagian terpenting dari Unpatti menyadari sungguh bahwa realitas Maluku yang dikarunia kekayaan laut, pulau dengan keanekaragaman hayati dan berbagai budaya tradisi yang mengiringi relasi manusianya harus terus dimanifestasikan guna kemaslahatan masyarakatnya.

“Di usia ke 57 tahun ini, kiranya FKIP dapat menemukan sekaligus menjadikan dirinya sebagai mercusuar pendidikan daerah kepulauan, karena hanya dengan itu, FKIP mampu menjadi icon penggerak sekaligus sebagai center of development pendidikan di daerah-daerah kepulauan,” pungkasnya.

Lonching Logo Dies Natalis ke 57 secara resmi dilakukan oleh Dekan FKIP dengan cara pengguntingan tali untuk menerbangkan Logo bersama balon udara ke angkasa. Inti perayaan akan berlangsung tepat tanggal 10 September 2018 sebagai hari lahir FKIP Unpatti Ambon. (CR1)

Komentar

Loading...