Gunung Botak Kembali Dikosongkan

KABARTIMURNEWS.COM,AMBON- Kawasan tambang emas Gunung Botak di Kabupaten Buru, kembali dikosongkan dari para penambang liar. Ribuan penambang ilegal dibubarkan aparat gabungan TNI, Polri dan Pemerintah Kabupaten setempat, Kamis (30/8). Sebab, kawasan tersebut sudah banyak menciptakan gangguan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas).
Kepala Polres Pulau Buru, AKBP. Adityanto Budi Satrio mengaku, sebelum penertiban mengosongkan kawasan berlangsung, pihaknya sudah terlebih dahulu memberikan sosialisasi kepada para penambang agar hengkang secara baik-baik.
“Tadi saat penertiban tidak ada perlawanan penambang. Soalnya dari jauh-jauh hari kita sudah adakan sosialisasi. Tadi yang ada hanya beberapa orang penambang. Mereka sedang membersihkan tenda mereka sendiri,” kata Satrio, saat dihubungi Kabar Timur dari Ambon, kemarin.
Selain personel Polres Pulau Buru dan jajarannya, operasi penertiban juga melibatkan Kodim 1506 Namlea, Brimob kompi 3 Polda Maluku, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol Pp), Dinas Lingkungan Hidup Buru dan dibantu masyarakat adat setempat.
“Jumlah personel yang dikerahkan dalam operasi penertiban sebanyak 300 orang. Penertiban tadi dilakukan sejak jam 8 pagi sampai jam 2 siang. Sasaran operasi di seluruh kawasan tambang emas sampai di jalur D,” terangnya.
Dikatakan, jumlah penambang yang berada di gunung botak kurang lebih 7.000 orang. Dipastikan hingga kemarin sore, sudah kosong. “Memang tadi saat operasi penertiban terdapat kurang lebih 50 orang penambang. Mereka sedang siap-siap turun. Dan sekarang sudah mulai turun, “kata Satrio yang dihubungi sore kemarin.
Setelah ini, lanjut dia, pihaknya akan menempatkan pos mengantisipasi penambang kembali. Bukan saja itu, pihaknya juga akan terus memberikan sosialisasi agar para penambang tidak lagi naik ke Gunung Botak. “Kita akan pasang pos di daerah Wamsait. Dan kita akan terus memberikan sosialiasi agar penambang sadar dan tidak lagi balik ke atas,” jelasnya.
Menurutnya, penertiban terpaksa dilakukan karena kondisi kamtibmas di wilayah tersebut semakin hari meningkat. Selain itu, jumlah penambang semakin meningkat sehingga rawan terjadinya gangguan kamtibmas.
“Seperti kemarin ada bentrok yang menyebabkan orang meninggal dunia. Masyarakat di atas memang sangat banyak. Sehingga untuk kepentingan kamtibmas, makanya penertiban ini harus dilakukan,” ujarnya.
Penertiban yang dilakukan kemarin, tambah perwira dua melati di pundaknya ini, didukung seluruh elemen masyarakat. “Sebelum penertiban dilakukan, kami sudah melakukan rapat koordinasi dengan Kodim 1506 Namlea, tokoh adat, masyarakat, forkopimda, dan termasuk OKP, LSM. Mereka mendukung dan senang dengan penertiban ini,” tandasnya menutup. (CR1)
Komentar