Wawali Tual: Saya Diserang Orang “Gangguan Saraf”

RUZADY ADJIS/KABAR TIMURnews

KABARTIMURNEWS.COM,AMBON - Wakil Wali Kota Tual, Abdul Hamid Rahayaan angkat bicara terkait insiden penyerangan dirinya di salah satu kafe, di Bandar Udara Karel Sadsuitubun. Apa masalahnya penyerangan itu dilakukan?

Wawali Kota Tual ini bicara blak-blakan terkait insiden penyerangan terhadap kepada dirinya yang lagi nikmati secangkir kopi, menunggu datangnya pesawat untuk terbang ke Kota Ambon. “Saya akui diserang. Tapi,saya tidak ladeni, karena penyerang saya itu orang gangguan saraf,” kata Hamid Rahayaan menjawab Kabar Timur via telepon selulernya, kemarin.

Menurut dia, tidak ada manfaat apa-apa untuk ladeni dua “penyerang” dirinya itu. “Penyerang satunya usianya sudah tua. Jadi tidak ada manfaat apa-apa untuk ladeni mereka. Makanya ketika mereka rebut saya tinggalin dan masuk kedalam ruang tunggu,” ungkap Abdul Hamid Rahayaan, yang disebut-sebut terlibat skandal ijazah palsu ini.

Ditanya soal motif penyerangan diduga masalah ingkar janji atau penipu? Ditanya demikian,Hamid menolak menjawab.  Hanya saja,dia mengatakan, bahwa penyerang itu kapasitasnya apa, sehingga dirinya menipu. “Orang tua itu siapa? Saya tipu dia apa? Orang tua itu bicara ngawur dan orang tersebut tidak miliki moral,” tandasnya.

Hamid kembali mempertegas bahwa penyerang dirinya adalah orang yang miliki gangguan saraf atau jiwa. Sehingga,lanjut dia, dalam aksi menyerang dirinya tidak diladeni. “Saya tidak ladeni karena dia (penyerang itu) orang yang gangguan saraf yang sudah tua. “Jadi saya tidak perlu ladeni.Orang tua kalau saya tolak pasti jatuh dan jadi masalah.Tapi saya tidak sepertiitu. Saya masih punya akal sehat yang waras,” tambahnya.

Selain itu,Hamid menyayangkan pihak keamanan Bandara setempat yang  meloloskan warga yang tidak memiliki tiket keberangkatan masukkedalamruang tunggu penumpang. “Yang jadi masalah ini soal keamanan airport atau bandara yang bias ijinkan orang yang tidak miliki tiket masuk dan buat kekacauan,” sesalnya.

Dirinya bersama banyak orang di bandara.  “Saya duduk disitu dengan masa besar. Kalau saya buat anarkis, khan bahaya. Saya tidak mengerti maksudnya apa? Kepala bandara harus bertangungjawab. Bisa loloskan orang masuk buat huru-hara. Mereka harus bertangungjawab soal hal ini. Dan saya akan minta pertangungjawaban, tandasnya.

Sebagaimana diberitakan Kabar Timur,  Rahayaan Arobi Tamher dan Abdul Gani Wokanubun di Bandara Karel Satsuitubun, Kota Tual, Senin (27/8) siang. Rahayaan disebut sebagai penipu dan nyaris dianiya. Beruntung, Ia cepat dievakuasi dua orang security dari kedai kopi yang berada di kawasan Bandara tersebut.

Belum jelas penyebabnya sehingga aksi penyerangan dilakukan Tamher dan Wokanubun. Tapi, insiden itu diduga telah direncanakan. Sebab, Tamher dan Wokanubun tidak datang sendirian. Mereka bersama sejumlah lelaki lainnya. Bahkan, peristiwa itu diabadikan oleh Wokanubun menggunakan kamera ponsel miliknya sejak penyerangan dilakukan hingga Rahayaan dievakuasi.

Dalam video pendek yang direkam Wokanubun berdurasi 1.18 menit, itu Tamher terlihat menyerang Rahayaan. “Sudara jadi apa disini,” kata Tamher berulang kali dengan perkataan sama, sambil mendekati Rahayaan yang kala itu sedang duduk di sebuah meja warung kopi tersebut.

Setelah mendekat dengan jarak diperkirakan 1 meter, Tamher tiba-tiba mengambil gelas cangkir berisi kopi diatas meja itu. Niatnya untuk menghantam Rahayaan tidak terpenuhi karena sejumlah pria bersama Rahayaan cepat menahan tangan pelaku. “Saudara jadi apa disini,” tambah Tamher lagi yang terlihat geram mengikuti Rahayaan.

Aksi tidak terpuji terhadap pejabat publik itu terus direkam Wokanubun. Ia juga merekam dirinya sendiri dan tampak kejadian itu menjadi pemandangan menarik bagi warga sekitar. “Ini kita lagi ribut. Pejabat muka parlente (penipu),” kata Wokanubun sambil menunjuk Rahayaan yang hendak dievakuasi keluar oleh security bandara.

Tidak sampai disitu saja, ketika Tamher ditenangkan oleh warga lainnya, Wokanubun malah terus mengikuti Rahayaan sambil merekamnya dengan mengucapkan kata tak pantas. “Pejabat wakil walikota Tual. Muka parlente ini orangnya,” kata Wokanubun sambil menunjuk Rahayaan yang sempat menoleh melihatnya.

Dibelakang Rahayaan, Wokanubun berteriak jika orang nomor dua di Pemerintah Kota Tual itu telah menipu rakyatnya sendiri. “Itu pejabat Wakil Wali Kota Tual. Penipu rakyat itu,” kata Wokanubun sembari ditambahkan Tamher yang berteriak dari dalam warung kopi, “penipu besar. Babi kau.”

Wokanubun mengaku tidak seperti warga lainnya yang menganggap Rahayaan sebagai pejabat Kota Tual. “Mungkin yang ada disini anggap dia pejabat. Tapi kami tidak anggap dia pejabat,” tandasnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Kabar Timur, amarah Tamher tak terbendung karena diduga penjabat Wakil Walikota Tual, ini telah menggantikan jabatan anaknya. Bahkan, anaknya itu dinonjobkan. “Katanya kasus itu sudah dilaporkan ke polisi,” ungkap sumber kepada Kabar Timur, Selasa (28/9).

Kepala Polres Maluku Tenggara AKBP. Indra Siregar membenarkan adanya insiden tersebut. Kendati demikian, hingga kemarin dirinya belum mendapat laporan peristiwa itu. Kemarin infonya. Saya belum dapat laporan. Soalnya saat ini kami masih fokus terhadap kasus pembunuhan itu (Siswi SMA Negeri 1 Tual), kata Kapolres singkat.

Senada, Kabid Humas Polda Maluku Kombes Polisi, Muhamad Roem Ohoirat mengakui insiden itu. Tapi menurutnya, kejadian tersebut berhasil diamankan warga. Betul. Kemarin siang di kantin sebelum masuk ruang tunggu Bandara Karel Satsuitubun. Wawali belum sampai kena pukul. Yang bersangkutan (Wawali) langsung diamankan, terangnya.

(KTM/CR1)

Komentar

Loading...