Hari Ini Tim Pemkab MTB ke Labobar
KABARTIMURNEWS.COM,AMBON-Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat, langsung bereaksi menyikapi dugaan penyekapan terhadap empat warga Desa Tomra, Kecamatan Leti, Kabupaten Maluku Barat Daya, oleh warga Desa Labobar, Kecamatan Wuarlabobar.
Hari ini tim Pemkab MTB turun melakukan pengecekan terhadap keberadaan empat warga Tomra di Desa labobar. Tak hanya itu, tim Muspika Wuar Labobar, sejak kemarin, telah mendatangi Desa Labobar, mengecek keberadaan empat warga Desa Tomra, yang diduga disekap warga Labobar, sejak 2005 lalu. “Muspika hari ini (kemarin) sudah ke Labobar. Hasilnya, nanti besok (hari ini) saya sampaikan,’’kata Utha Kabalmay, salah satu tokoh masyarakat MBD di Saumlaki, ketika menghubungi Kabar Timur, tadi malam.
Kabalmay yang juga salah satu pejabat di Pemkab MTB mengaku, tim Muspika ke Desa Labobar, atas instruksi Bupati MTB Petrus Fatlolon. “Informasinya, Bupati memerintahkan jajaranya ditingkat kecamatan mengecek langsung keberadaan warga Tomra di Desa Labobar,’’terangnya.
Terpisah, Bupati MTB, Petrus Fatlolon mengaku, dirinya baru saja membaca berita Kabar Timur, kalau warga Desa Tomra diduga disekap warga Labobar. “Saya baru baca beritanya. Kalau benar saya akan kirim tim kesana,’’kata Fatlolon kepada sejumlah wartawan usai mengikuti rapat paripurna khusus pengumuman pasangan Murad Ismail-Barnabas Orno sebagai paslon gubernur dan wakil gubernur Maluku terpilih di DPRD Maluku, kemarin.
Meski begitu, dia menegaskan, dirinya telah menginstruksikan jajaranya untuk turun langsung ke Desa Labobar mengecek warga Tomra yang diduga disekap. “Hari ini (kemarin) tim dari Pemda mengirim tim kesana mengecek langsung. Mungkin siang ini (siang kemarin) sudah berangkat. Persoalan ini harus ditangani cepat,’’terangnya.
Jika benar ada penyekapan oleh warga Desa Labobar, Fatlolon menyayangkan sikap warga di desa itu. “ Tidak boleh ada tindakan-tindakan seperti itu. Saya berencana tanggal 22 Agustus 2018 mendatang, memberikan bantuan hewan kurban di Desa Labobar. Saya akan himbau masyarakat kedepan agar tidak boleh seperti itu (penyekapan),’’tegasnya.
Dia menegaskan, kedepan ada warga Desa Labobar kembali melakukan penyekapan, akan diberikan sangksi tegas. “Kita akan lakukan tindakan tegas terhadap oknum-oknum masyarakat yang melakukan penyekapan. Kita tidak memberikan toleransi terhadap hal-hal seperti itu,’’tandasnya.
Untuk itu, orang pertama di MTB, menyampaikan permohonan maaf kepada warga MBD khususnya warga Tomra, terhadap aksi penyekapan yang dilakukan warganya di Desa Labobar. “Saya menyampaikan permohonan maaf kepada warga MBD. Bila ada warga Labobar melakukan tindakan seperti itu kita tidak memberikan toleransi hal-hal seperti itu (penyekapan),’’kata Fatlolon.
Sekedar tahu, empat warga Desa Tomra, diduga disekap setelah terdampar dengan kapal motor didaerah itu sejak 2005 lalu. Empat warga Tomra dan satu warga yang belum diketahui namanya menjadi Anak Buah Kapal (ABK) salah satu kapal motor. Mereka adalah, Thomas Baker, Thomas Petrus, Simson Serpiela, dan Salmon Minuk. Kapal motor yang belum diketahui namanya itu, berlabuh di pelabuhan Saumlaki untuk mengangkut Bahan Bakar Minyak (BBM) ke MBD awal 2005 lalu. Informasi yang beredar setelah mereka memuat BBM, kapal motor itu kemudian berlayar. Beberapa mil dari Kota Saumlaki, Kabupaten MTB, kapal motor itu hilang kendali karena cuaca alam tidak bersahabat saat itu. Belum diketahui mereka terdampar bersama kapal motor di Desa Labobar atau mereka berenang meninggalkan kapal naas itu.
Keempat warga Tomra, diketahui keberadaanya di Desa Labobar, setelah salah satu warga Kota Saumlaki, Noor membeli hasil laut di Labobar awal medio Juli 2018 lalu. Ketika itu, Noor sempat bertemu dengan Salmon Minuk, salah satu dari empat ABK yang terdampar.’’Bapak Noor saat itu bertanya kepada pak Salmon soal asal dan kenapa berada di Desa Laboar,’’kata Tedy Titirloloby, ipar dari Salmon, ketika dihubungi Kabar Timur, Selasa (15/8). (KTM)
Komentar