Tamher: Desa Sebagai Pilar Terdepan Pembangunan

KABARTIMURNEWS.COM, AMBON - Sebagai Negara berkembang Indonesia masih dihimpit pelbagai masalah pembangunan secara nasional maupun kedaerahan hingga saat ini.

Ketua Tim Pokja Kemenangan Bersama Jokowi Presiden 2019-2024, Dr Abdullah Tamher MS, menyebutkan ada tiga tantangan pembangunan yang mesti dilakukan pemerintah yakni penciptaan lapangan kerja, keseimbangan antara daerah dengan daerah serta pemerintah provinsi di Indonesia belum melihat konsep untuk mengandalkan desa sebagai pilar terdepan pembangunan.

“Ada tiga tantangan pembangunan secara nasional dan lokal. Pertama penciptaan lapangan kerja. Kedua, keseimbangan antara daerah dengan daerah. Ketiga, pemerintah provinsi belum melihat konsep untuk mengandalkan desa sebagai pilar terdepan pembangunan,”tandas Tamher dalam bincang-bincang dengan Kabar Timur, belum lama ini.

Dari ketiga tantangan tersebut, Tamher yang juga Tenaga Ahli Kementerian PUPR tersebut lebih menyoroti ketertinggalan pembangunan di daerah terpencil terutama desa-desa di Indonesia.
Kata dia, agar pembangunan merata pemerintah harus mengandalkan desa sebagai pilar utama pembangunan untuk memperkaya khasana kota. “Kita harus mengandalkan desa sebagai basis atau lumbung untuk memperkaya khasana dari pada kota,”ujarnya.

Apalagi selama ini, kota-kota di Indonesia memiliki beban yang besar memberi kesejahteraan kepada masyarakat. Hal itu diakibatkan gelombang urbanisasi, sehingga pembangunan hanya berpusat di kota. Padahal di Negara-negara maju, adanya pemerataan dan keseimbangan pembangunan antara kota dengan desa.

“Di Indonesia terbalik, pembangunan hanya terpusat di kota, alhasil desa kehilangan segala-galanya. Padahal desa itu merupakan basis utama untuk membangun kota. Dari desa kita bisa membuat industri pertanian misalnya menjadi handal,”katanya.

Diakuinya permasalahan tersebut sudah disampaikan kepada Presiden Jokowi saat bertemu di Istana Bogor beberapa waktu lalu. “Saya sudah menyampaikan hal ini saat bertemu Pak Presiden Jokowi di Istana Bogor. Kata Pak Presiden saya harus banyak memberikan masukan. Dan saya sedang menyiapkan terobosan dan lompatan baru,”tukasnya.

Tamher juga menyinggung keseimbangan antara daerah dengan daerah. Karakteristik antara satu wilayah dengan wilayah lainnya itu tidak sama. Misalnya Provinsi Maluku dengan Jawa. Maluku dengan karakteristik Kepulauan sementara Pulau Jawa daratan itu berbeda, sehingga kebijakan pembangunan yang dilakukan pemerintah harus terarah dan tepat sasaran.

“Di jawa misalnya infrastruktur jalan sudah bisa menghubungkan daerah satu dengan daerah lainnya. Sementara di Maluku dengan karakter wilayahnya, harus diperkuat dengan transportasi laut. Ini yang harus menjadi perhatian pemerintah pusat, provinsi maupun kabupaten dan kota untuk menjawab keseimbangan ataupun kesenjangan antar daerah,”terangnya.

Selain itu, mainset masyarakat jangan hanya terfokus untuk menjadi aparatur sipil negara namun harus melihat peluang-peluang usaha baru. Apalagi potensi sumber daya alam di Indonesia yang begitu besar jika dikelola dan dimanfaatkan secara baik akan berdampak pada penciptaan lapangan pekerjaan dan kesejahteraan masyarakat.

“Saya sering keluar negeri. Ada Negara-negara yang punya iklim panas seperti Israel atau di Negara lain itu tapi mereka memanfaatkan semua potensi. Saya mencotohkan kalau penduduk Maluku sekitar 1,6 juta jiwa berpotensi untuk masyarakatnya sejahtera. Karena dilihat dari sumber daya alamnya sangat besar. Cuma penguatan itu jarang di desa tetapi hanya ada di kota. Generasi muda Maluku jangan beorientasi ke aparatur sipil Negara namun harus swastanisasi,”pungkasnya. (KTL)

Komentar

Loading...