Arus Balik Diprediksi 23 & 25 Juni
AMBON - Arus balik Lebaran dengan menggunakan jasa angkutan kapal PT. Pelni menuju Kota Ambon diprediksi terjadi pada 23 dan 25 Juni mendatang. “Arus balik kita prediksi tanggal 23 dan 25 Juni mendatang,” kata Kepala Operasional PT. Pelni Cabang Ambon, Djasman dihubungi Kabar Timur, kemarin.
Untuk Maluku, khususnya Ambon sebagai ibukota provinsi, kata dia, tren Lebaran lebih dominan pemudik keluar daripada masuk Ambon. “Lebih banyak yang keluar Ambon, berbanding terbalik dengan Natal yang lebih banyak (pemudik) menuju Ambon,” ujarnya.
Jumlah penumpang arus balik menggunakan kapal milik PT Pelni diperkirakan sekitar 12.000 orang. Jumlah ini hampir sama dengan jumlah pemudik yang keluar dari Ambon menuju sejumlah daerah di Indonesia maupun Maluku.
Sebagaimanan diketahui, pada arus mudik Lebaran diperkirakan sekitar 12.000 pemudik bertolak dari Pelabuhan Yos Sudarso Ambon dengan menggunakan kapal PT. Pelni.
Menurut Djasman, jumlah arus balik kemungkinan mengalami sedikit bertambah. Sebab saat balik ke Ambon akan membawa kerabatnya. “Estimasi datang sama pergi hampir sama, kecuali kalau dia ke kampung mudik Lebaran, balik ke Ambon bawa saudara satu atau dua, pasti ada peningkatan, mungkin ada peningkatan 100 hingga 200 orang,” terangnya.
Menghadapi arus mudik dan Lebaran tahun 2018, PT Pelni menyiapkan 8 unit armada untuk mengangkut pemudik dari dan ke Pelabuhan Yos Sudarso Ambon.
Pantauan Kabar Timur di Pelabuhan Banda Neira, Kabupaten Maluku Tengah pada 17 Juni lalu, jumlah penumpang arus balik yang diangkut KM. Pangrango menuju Pelabuhan Yos Sudarso Ambon diperkirakan mencapai seribuan orang.
PENUMPANG MENINGKAT
Jumlah penumpang di Bandara Pattimura Ambon pada H+3 Lebaran 2018 meningkat 13,57 persen dibanding periode yang sama tahun 2017.
“Arus balik di terminal keberangkatan maupun kedatangan penumpang Bandara Pattimura mengalami peningkatan mengingat cuti bersama lebaran akan berakhir Rabu (20/6),” kata General
Manager PT Angkasa Pura I Persero Bandara Pattimura Ambon, Amirudin Florensius di Ambon, kemarin.
Menurut dia, arus balik di Bandara Pattimura diprediksi akan mengalami peningkatan pada H+4 hingga H+7, mengingat waktu cuti bersama akan berakhir, kemarin.
“Dipastikan peningkatan jumlah penumpang akan terjadi pada H+4 baik itu kedatangan maupun keberangkatan dari Ambon menuju sejumlah kota di Indonesia,” katanya.
Data Posko Terpadu Monitoring Angkutan Lebaran 2018, jumlah penumpang pada H+3 Lebaran, akumulasi total penerbangan di tahun 2018 sebanyak 54 penerbangan, meningkat 3,85 persen dibandingkan tahun 2017 sebanyak 52 penerbangan.
Total penumpang juga mengalami peningkatan 13,57 persen atau sebanyak 3.782 penumpang pada tahun 2018 dibandingkan tahun 2017 sebanyak 30.330 penumpang.
Sementara akumulasi bagasi juga mengalami peningkatan 19,46 persen di tahun 2018 sebesar 35.999 kg sementara tahun 2017 sebesar 30.135 kg. Untuk kargo mengalami penurunan 84,53 persen yakni sebanyak 2.734 kg atau turun dibandingkan tahun 2017 sebesar 17.669 kg.
PUNCAK ARUS BALIK
Sementara itu, arus balik antarpulau melalui pelabuhan Tulehu Pulau Ambon, Kabupaten Maluku Tengah, pasca perayaan Idul Fitri 1439 Hijriah, mencapai puncaknya, Rabu (20/6).
Pantauan di pelabuhan antarpulau Desa Tulehu, speedboat tampak bolak balik mengangkut penumpang dari desa-desa di Pulau Haruku dan Pulau Saparua menuju Pulau Ambon maupun sebaliknya.
Kebanyakan pemudik yang tiba di pelabuhan Tulehu adalah warga yang berasal dari Desa-desa yang warganya beragama Muslim di Pulau Haruku yakni negeri Pelauw, Ori, Kailolo, Rohomoni dan Kabau.
“Selama seminggu kami pulang kampung di Desa Kabau untuk merayakan Idul Fitri bersama keluarga besar dan baru bisa kembali hari ini,” ujar Yusdi seorang warga asal Desa Rohomoni, Pulau Haruku.
Yusdi pulang kampung bersama istri dan dua orang anaknya maupun anggota keluarga lainnya yang tinggal di Kota Ambon untuk merayakan Lebaran di kampung halaman. Mereka memilih kembali ke Ambon pada hari terakhir cuti nasional karena masuk kantor tepat waktu.
Dia harus menyewa speeboat berkapitasi 12 orang agar bisa mengangkut seluruh anggota keluarga yang akan kembali ke Ambon dan membayar Rp750 ribu sekali jalan dari kampunya menuju pelaburan rakyat di Desa Tulehu.
“Kami terpaksa menyewa speedboat agar semua anggota keluarga dapat kembali secara bersama-sama, mengingat warga yang akan kembali ke Ambon sangat banyak dan antri atau saling berebutan jika ingin memperoleh angkutan laut,” ujarnya.
Rata-rata speedboat beroperasi di Desa Tulehu berukuran kecil dan berdaya angkut tujuh hingga 12 orang saja dengan tarif Rp35.000 hingga Rp45.000 per orang tergantung desa tujuan dan jika menyewa dikenakan tarif Rp350.000 hingga Rp750 ribu sekali jalan.
“Padahal jika hari biasa, biaya sewa speed boat berkapasitas tujuh orang untuk sekali jalan ke Desa Kabau dan Rohomoni hanya Rp250.000 saja,” ujar Ucu, warga Rohomoni lainnya.
Sejumlah pengemudi speedboat telah beroperasi sejak Rabu subuh untuk mengangkut warga yang ingin kembali dari kampung halamannya terutama dari Pulau Haruku.
“Beta (saya) sudah 15 kali bolak balik mengantar warga yang akan kembali ke Ambon. Kebanyakan disewa oleh warga yang akan kembali secara rombongan, karena mereka tidak mau terpisah-pisah,” ujar Mansur salah seorang pengemudi speedboat tujuan Tulehu-Pulau Haruku.
Mansur memasang tarif bervariasi antara Rp350 ribu sekali angkut dari desa Rohomoni menuju Desa Tulehu. “Itu sudah tarif normal yang berlaku dan menjadi kesepakatan para pengemudi speedboat,” ujar Mansur. (RUZ/KT)
Komentar