KABARTIMURNEWS.COM.AMBON – Selain koalisi Parpol linier, juga para cukong Pilkada dari Pusat ke daerah punya kepentingan yang sama.
Dua “pesta” demokrasi, yakni: Pilkada Maluku (memilih gubernur dan wakil), dan Pilwakot Ambon (mimilih Walikota dan wakil), November 2024, mendatang, berpotensi terjadi pertarungan “head to head” dan kencendrungan itu menguat, kata Peneliti Index, Nendy Ashary, menjawab Kabar Timur, Senin, tadi malam.
Menurut dia, kencendrungan residu Pilpres berupa faksi Jokowi dan PDI Perjuangan, di Pilkada serentak, November, nanti akan menguat. Pasalnya, lanjut dia, sinyalemen kubu pemenang Pilpres, yaitu: Jokowi dan Prabowo akan menghindari koalisi bersama PDI Perjuangan di level Pilkada.
“Secara nasional kelihatan sulit bagi PDI Perjuangan bergabung dengan pemerintahan terpilih Prabowo, karena faktor Jokowi,” papar dia.
Dari situ, lanjutnya, ikut berdampak pada dukungan. “Bisa jadi koalisi yang dibangun nanti di Pilkada serentak ini liner dengan koalisi Pilpres,” tambahnya.
Dikatakan, Pilkada Maluku dan Pilwalkot Kota Ambon, punya gejala yang sama. Dia mencontohkan, pasangan Murad Ismail-Michael Wattimena.
“Dari Parpol yang clear memberikan rekomendasi, hampir bisa dipastikan tanpa PDI Perjuangan. Bagi Murad, pilihan itu sangat strategis, karena PAN dan Demokrat sebagai Parpol pengusung Prabowo,” paparnya.


























