Talud Mahia dan Sejumlah Proyek Jumbo di Pemkot Ambon
Aktivis Ini Sebut Pasti Ada Beking Orang Kuat
KABARTIMURNEWS.COM.AMBON - Kepastian Kejaksaan Tinggi (Kejati), Maluku, mengusut proyek talud Mahia akan mengungkap skandal jual beli proyek di Lingkup Pemerintah Kota (Pemkot), Ambon.
Setidaknya, pendapat ini disampaikan, Ahmad Rais, Aktivis, sekaligus peneliti dari Institut Indonesia For Intigrity (INFIT), menjawab Kabar Timur, yang diminta pendapatnya, terkait dengan keinginan korps Adhiyaksa mengusut kasus proyek Talud Mahia, Negeri Urimesing, Kota Ambon, yang sempat mangkrak, via telepon, Senin, kemarin.
“Sekalipun, proyek tersebut mangkrak, kemudian telah diteruskan pekerjaannya, dan jaksa mengusut, itu karena sudah ada temuan yang mengarah pada tindakan korupsi. Salah satunya mungkin soal adendum,” ungkap Rais.
Apalagi, sentilnya, kontraktor atau pelaksana pekerjaan proyek itu, menggunakan bendera atau perusahaan (pinjam), milik orang lain. “Saya kira, bila kasus Talud Mahia ini, diusut akan mengungkap pelbagai skandal. Mungkin ada jual beli proyek. Ini bisa terungkap, dengan terang,” sebutnya.
Apalagi terang dia, dari informasi yang sempat diperoleh, praktek jual beli proyek dilingkup Pemkot Ambon, cukup masif dilakukan.
“Contoh kecil yang diberitakan anda (kabartimurnews.com), yang saya baca, kontraktor yang kerjakan Talud Mahia ini, juga menggarap sejumlah paket proyek jumbo di tahun yang sama. Rata-rata proyek yang ditangani menggunakan bendera atau pinjam perusahaan orang. Ini patut dicurigai. Jangan-jangan ada orang kuat yang jadi bengkingnya,” ujar dia.
Karena itu, lanjut dia, kepastian jaksa mengusut kasus talud Mahia, akan jadi pintu masuk membongkar skandal jual beli proyek dilingkup Pemkot Ambon. “Saya kira proyek Talud Mahia ini, akan jadi pintu masuk saja. Kejaksaan mungkin sudah punya data lain. Itu pendapat saya, ya,” ucapnya.
Selain itu, ada informasi sang kontraktor Talud Mahia, berani setor besar, ditanya demikian, Rais mengaku, semua akan terjawab ketika kasus ini diusut. “Itu akan menjadi domain penyidik, dalam mengusut kasusnya. Sudah pasti semua akan terbongkar,” ujarnya.
Dia mengaku, pemain-pemain proyek di Lingkup Pemkot Ambon, ini sudah pasti orang yang punya jabatan, yang berhubungan dengan proyek-proyek itu. “Pengarahnya pasti orang yang punya jabatan strategis. Nanti, dilihat keseriusan penagak hukum mengusut. Kuncinya ada pada penegak hukum dalam hal ini Kejaksaan,” tutup Rais.
Diberitakan sebelumnya, kendati dua kali telah diberikan adendum di proyek talud Mahia yang sempat mangkrak dan kini mulai digarap (dikerjakan), tidak membuat kendur Tim Penyelidik Kejaksaan Tinggi (Kejati), Maluku, untuk tidak mengusutnya.
Pasalnya, proyek mangkrak yang kini telah digarap dan diberikan adendum kedua untuk kontraktor bernama: Tayib Sowakul, tetap akan diusut. “Kita tetap usut. Tidak ada istilah tidak. Tunggu saja,” kata salah satu sumber di Kejati Maluku, menjawab Kabar Timur, via teleponnya, Minggu, kemarin.
Dia mengaku, mangkraknya proyek itu pertama kali ditemukan pihaknya. “Setelah ramai diberitakan media, tiba-tiba proyek dikerjakan. Yang temukan itu, kan kita. Tiba-tiba saja sudah ada adendum, setelah masa kerja atau kontrak kerja selesai. Yang pasti kita akan usut,” tegasnya.
Proyek Talud di Dusun Mahia, bernilai Rp 1,4 miliar, mulai dikerjakan 2023 dan sudah harus rampung, November 2023. Kontraktor Tayib Sowakul menggunakan bendera CV Rigel Imanuel. Perusahan ini kerap dipinjam sejumlah pihak dalam mengerjakan proyek-proyek dilingkup Pemkot Ambon.
Inforamsi lain yang dihimpun Kabar Timur menyebutkan, Tayib Sowakul di tahun 2023, menggarap sejumlah proyek “jumbo” di Pemkot Ambon. Setidaknya, ada dua proyek lain bernilai diatas proyek Talud Mahia yang dikerjakan Tayib.
“Proyek ruang terbuka hijau di Tapal Kuda dan proyek Laboratorium Kesehatan Kota Ambon. Paket proyek ini juga dikerjakan Tayib. Tapi, modusnya sama dengan proyek Talud Mahia. Tayib kerja, tapi gunakan bendera atau perusahaan orang,” ungkap sumber Kabar Timur.
Pj Walikota Ambon, Bodewin Wattimena yang dikonfirmasi Kabar Timur terkait dengan ada sejumlah paket proyek yang dikerjakan kontraktor Talud Mahia bernama: Tayib Sowakul, tidak menampiknya. “Iya, benar. Tapi, saya belum bisa pastikan,” kata Bodewin.
Sedangkan, informasi lainnya menyebutkan, Tayib Sowakul yang berhasil menggarap sejumlah paket proyek jumbo di Lingkup Pemkot Ambon, lantaran yang bersangkutan berani setor “besar.”
Ditanya demikian, kepada Bodewin Wattimena, dia menegaskan, bila ada informasi seperti itu, patut diusut.
“Kalau ada informasi seperti itu, silahkan diusut dan diungkap oleh aparat penegak hukum. Karena saya tidak pernah campur tangan untuk masalah-masalah proyek. Silahkan diusut,” tegas Bodewin Wattimena, yang dihubungi terpisah Kabar Timur via telepon selulernya, Minggu, kemarin.
Bodewin Wattimena mengaku, dirinya mendukung penuh upaya aparet penegak hukum mengusut Proye Talud Mahia, dan proyek-proyek lain yang bermasalah termasuk soal setor menyetor uang pihak kontraktor kepada pejabat-pejabat dilingkup Kota Ambon.
“Saya kira, bila aparat penegak hukum ingin mengusut, silahkan. Dengan pengusutan itu, maka semua menjadi terang,” sambungnya. (KT)
Komentar