2023 Kejahatan Konvensional di Maluku Meningkat

KABARTIMURNEWS.COM.AMBON - Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Maluku Irjen Pol. Lotharia Latif menyatakan, kejahatan konvensional mengalami peningkatan 8,9 persen sepanjang 2023. “Sepanjang 2023, kejahatan konvensional mengalami peningkatan sebesar 8,9 persen, pada 2022 terjadi sebanyak 3.070 kasus, dan 2023 naik menjadi 3.443 kasus,” kata Kapolda Lotharia, di Ambon, Rabu.
Lima kasus yang paling menonjol selama tahun 2023 yaitu penganiayaan, pencurian, perlindungan anak, kekerasan bersama terhadap orang dan Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT). "Kasus penganiayaan yang sangat mendominasi ini pemicunya akibat minuman keras. Saya kira kasus-kasus yang menonjol ini perlu kita sikapi bersama," ujarnya.
Kasus menonjol lainnya, Kapolda melanjutkan, adalah penyelundupan senjata api dan amunisi ke Papua. "Kemarin kita menggagalkan penyelundupan senpi dan amunisi ke Papua, di mana perkara ini sudah berproses dan sudah tahap II dan sudah dilimpahkan ke Pengadilan," terangnya.
Selain itu, konflik antar warga Hitu dan Wakal, Maluku Tengah juga masih menjadi atensi. Polda Maluku terus berupaya untuk melakukan perdamaian di antara kedua kampung bertetangga ini. "Kita juga masih melakukan pengamanan di sana. Dan memang di provinsi Maluku ini ada beberapa daerah yang masih terjadi konflik berulang, tapi semuanya masih bisa kita tangani dengan cepat," katanya.
Kapolda mengaku, secara umum situasi dan kondisi di wilayah hukum Polda Maluku berjalan aman dan kondusif. Kondisi yang dialami ini berkat peran dan kerjasama semua pihak, baik TNI, Polri, Pemerintah Daerah, serta instansi terkait dan partisipasi masyarakat.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh elemen masyarakat, TNI, pemerintah daerah dan instansi terkait lainnya yang telah bersama-sama ikut membantu Polda Maluku dalam menciptakan situasi kamtibmas yang semakin kondusif. "Ini penting karena menurut Saya komunikasi dan koordinasi merupakan kata kunci dalam setiap kita menghadapi persoalan yang ada," ucapnya.
KAPOLDA IMBAU
Selain itu, Kapolda mengimbau masyarakat di daerah agar tidak melakukan pencemaran nama baik di momen Pemilu 2024. “Pada tahapan Pemilu masih saja ada provokasi-provokasi di media. Karena itu, saya imbau jangan melakukan pencemaran nama baik, maupun kampanye hitam yang merugikan orang lain,” kata Lotharia.
Ia menjelaskan, meski pada momen Pemilu suhu politik pasti meningkat, namun sejauh ini situasi Kamtibmas di Maluku cukup aman dan kondusif. Sebelumnya, kasus pencemaran nama baik di media daring yang ditangani Ditreskrimsus Polda Maluku turun 0,9 persen.
"Tahun 2022 ada 16 kasus dan tahun 2023 ada 14 kasus. Ada tahap dua sudah dilimpahkan satu kasus, kemudian proses penyelidikan 11 kasus dan restorative justice dua kasus. Secara keseluruhan kasus ini turun 0,9 persen," katanya.
Dengan begitu, Kapolda mengimbau agar masyarakat tidak melakukan tindakan yang berpotensi melakukan pencemaran nama baik atau ujaran kebencian terhadap seseorang tanpa dasar sehingga merugikan orang lain dan dapat diproses hukum bila terbukti, apa lagi kini sudah mendekati Pemilu.
"Kita harus upayakan bahwa politik yang berjalan di Maluku adalah politik cerdas, politik yang membuat orang menjadi baik, partisipasi meningkat, dan pemilu dapat berjalan aman dan lancar," katanya.
Irjen Latif juga berharap Pemilu tidak untuk memecah belah persatuan dan persaudaraan yang selama ini sudah dibangun bersama dan berjalan dengan cukup baik. "Pesta demokrasi harus kita laksanakan, yang namanya pesta harus meriah, semangat, dan hangat, tapi jangan sampai kemudian panas berlebihan dan merugikan kita sendiri," kata Kapolda.
Pada kesempatan itu Kapolda Maluku juga menyampaikan permohonan maaf bila Polda Maluku masih ada kekurangan dan keterbatasan pelayanan dan perlindungan masyarakat. Namun Kapolda terus akan berkomitmen memberikan yang terbaik untuk masyarakat Maluku. "Dengan memasuki tahun baru 2024, semoga Maluku selalu aman, damai dan kondusif," katanya. (AN/KT)
Komentar