Mahasiwa Demo di Kejati Minta Usut Rp 26 Miliar Pilrektor Unpatti

KABARTIMURNEWS.COM, AMBON - Mamakama! pemilihan rektor (Pilrektor) Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon terindikasi "money politic" atau main duit. Diduga oknum-oknum di Kemenristek-Dikti ikut kecipratan duit. Yang pasti Aliansi BEM mahasiswa Unpatti Ambon, tadi siang berorasi di depan kantor Kejati Maluku, Senin (13/11/2023) guna mendesak pemilihan rektor itu diusut pihak Kejati.

Kepada para mahasiswa, Kasipenkum Kejati Maluku Wahyudi Kareba menyatakan akan lebih dulu melapor ke pimpinan, yakni Kajati Maluku. Jika disetujui, maka pihaknya, akan membentuk tim untuk lakukan pendalaman atas laporan tersebut.

"Jadi katong akan dalami dulu, kita nanti tunjuk tim untuk dalami laporannya. Nanti katong sampaikan ke pimpinan agar dibentuk tim," tandas Wahyudi kepada beberapa perwakilan pendemo dari Unpatti Ambon itu.

Menurut Kasipenkum Kejati Maluku itu, laporan mesti didalami dulu, guna memastikan apakah benar laporan tersebut. Jika terindikasi sebagaimana dilaporkan maka statusnya akan tingkatkan ke tahap berikutnya.

"Jadi nanti katong coba usut, secara professional. Tidak ada tebang pilih, dan supaya tidak ada kriminalisasi seseorang," terang Wahyudi.

Karenanya, sambung Wahyudi, pihaknya butuh data lebih lanjut dari para mahasiswa dimaksud. Sebelum mengekspos hal tersebut di media.

Diketahui Muhammad Rumodar dkk menemui Kasipenkum Kejati Maluku itu guna menyampaikan laporan, adanya dugaan money politic dalam pemilihan rektor Unpatti Ambon.

"Nilainya Rp 26 miliar loh, tentu itu bukan jumlah yang sedikit," ucap Rumodar.

Duit sebanyak itu, ungkap Rumodar, ditabung selama 3 tahun di salah satu bank oleh salah satu calon rektor Unpatti. Namun belum diketahui pasti asal duit sebanyak itu darimana.

Sebagaimana laporannya, Rumodar dkk menyebutkan, pemilihan rektor putaran kedua yang digelar per 7 Nopember 2023 lalu, diputuskan Prof Dr Freddy Leiwakabessy Mpd berhasil meraih 66 suara. Dia menilai, keberhasilan, Leiwakabessy meraih suara di pemilihan rektor karena selebaran yang sempat beredar sebelumnya.

"Itu terindikasi sarat politik uang, berdasarkan selebaran yang beredar di lingkungan kampus pada 30 Oktober lalu," ungkap Rumodar.

Bukan saja Kejati Maluku, Aliansi Mahasiswa Unpatti Ambon itu juga menyatakan akan berorasi di Polda Maluku, setelah bergeser dari Kejati. (CR1/KTA)

Komentar

Loading...