Unpatti: Hasil Riset Jangan Sebatas Konsep

AMBON-Universitas Pattimura (UnpattI) Ambon, Maluku, menekankan bahwa hasil riset terkait pengelolaan Teluk Ambon yang dilakukan Pusat Kolaborasi Riset Unpatti dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) jangan sebatas konsep.

"Hasil riset diharapkan dapat menentukan arah yang lebih tepat terutama dalam pengembangan dan pengelolaan ekosistem pesisir di Teluk Ambon yang diharapkan menjadi percontohan untuk teluk di Indonesia," kata Wakil Rektor I Unpatti Fredy Leiwakabessy, di Ambon, Selasa.

Ia mengatakan, pembentukan pusat kolaborasi riset sedikitnya ada lima hal yang dapat diimplementasikan, yakni menghasilkan data dan informasi yang sifatnya ilmu dasar dan terintegrasi.

Kemudian, pola riset ini dapat menonjolkan kemampuan dan hasil riset untuk mengembangkan ketahanan pangan melalui sektor perikanan dan kelautan serta memberikan kontribusi sumberdaya bagi Kesehatan.

Selain itu, dapat mengetahui potensi pariwisata di Teluk Ambon, dan dengan riset dapat dilakukan kolaborasi pengembangan kewirausahaan, sehingga ada kontribusi bagi pemerintah daerah.

"Kami juga berharap hasil riset tersebut bermanfaat dan dipublikasikan di jurnal artikel nasional dan internasional," katanya.

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Maluku, melakukan penguatan program Pusat Kolaborasi Riset Ekosistem Perairan Kawasan Timur Indonesia (KTI).

"Pusat kolaborasi riset merupakan salah satu skema program, di mana BRIN menyiapkan fasilitas pendanaan dan sumber daya manusia," kata Peneliti Pusat Riset Oseanografi BRIN Augy Syahailatua pada Lokakarya Penguatan Program Pusat Kolaborasi Riset Ekosistem Perairan Teluk Ambon, di Ambon, Selasa

Pusat kolaborasi riset, kata dia, dapat terbangun apabila pihak universitas bersedia menerima konsep dari BRIN, dan koordinator harus dari universitas, untuk bersama menjalankan pusat riset BRIN.

"Saat ini kami baru membangun koordinasi dengan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, tetapi itu tidak menutup kesempatan untuk teman-teman dari fakultas lain untuk bergabung, karena aspek riset itu sangat luas sekali," katanya.

Sistem riset ini, menurut dia, ditindaklanjuti dengan pelaksanaan lokakarya pengelolaan Teluk Ambon, yang melibatkan unsur pemerintah daerah, akademisi, dan LSM.

"Kami mencoba mengkaji sistem riset yang perlu kami ubah. Selain itu, fasilitas yang sangat penting kita tahu bahwa riset Teluk Ambon ini sudah lebih dari 50 tahun, sekarang pertanyaannya datanya di mana dan lainnya," kata dia.

BRIN juga menyediakan fasilitas untuk menyimpan data, agar kesinambungan terus terjaga dari generasi ke generasi.

Wakil Rektor I Unpatti Ambon Fredy Leiwakabessy mengatakan, lokakarya ini akan memberi dasar konsep yang lebih kuat dan jelas untuk memulai riset.

Selanjutnya dari riset yang dilakukan akan diperoleh data informasi yang lebih akurat, kemudian akan dibuat rencana strategis yang lebih baik guna diintegrasikan dengan perencanaan di tingkat pemerintah provinsi maupun kabupaten dan kota.

"Dengan demikian, pengelolaan sistem pesisir Teluk Ambon ini bisa terintegrasi dengan baik dan secara dasar ilmu pengetahuan dapat diperoleh manfaat bagi ketahanan pangan, kesehatan, pariwisata, dan kewirausahaan," katanya.

Lokakarya dilaksanakan 1- 2 November 2022 dengan menghadirkan pembicara dua peneliti dari BRIN yakni Peneliti Pusat Riset Oseanografi BRIN Augy Syahailatua dan Frensly D Hukom. (AN/KT)

Komentar

Loading...