Turun di Malra, Kapolda: Tindak Tegas Provokator

KABARTIMURNEWS.COM. AMBON-Sudah perintahkan proses sidik dan berikan pasal ancaman terberat.
Menyikapi eskalasi konflik di Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) yang berpotensi memanas, Kapolda Maluku, Irjen Pol Drs. Lotharia Latif bersama Pangdam XVI/Pattimura, Mayjen TNI Ruruh A Setyawibawa mengunjungi daerah itu.
Kapolda menekankan semua pihak hentikan pertikaian antara sesama anak bangsa. "Hentikan pertikaian. Wujudkan perdamaian agar Malra dikenal daerah aman dan damai dikunjungi siapapun," tegas Kapolda Selasa (26/7).
Saat ini, lanjut dia, semua daerah sedang berlomba majukan perekonomian daerah masing-masing untuk mewujudkan kesejahteraan mereka. Sementara bentrokan yang terjadi ini membawa kerugian jiwa dan harta benda.
"Bentrok itu, tidak untungkan apa-apa sodara-sodara. Malah rugikan diri sendiri. Secara umum, bentrok akan membawa citra buruk bagi kita di Malra itu sendiri," ingatnya.
Kapolda menjelaskan bentrok antar dua desa tetangga itu sudah ditangani sesuai prosedur hukum. Karena itu masyarakat diminta tenang dan menyerahkan semua proses hukum yang sedang berjalan kepada pihaknya.
Diakui Irjen Lotharia Latif dari proses hukum tersebut sudah tiga pelaku diamankan dan menjalani proses sidik guna pengembangan kasus tersebut. "Saya sudah perintahkan proses sidik dan berikan pasal ancaman yang terberat," tegas Kapolda Maluku itu.
Dalam kunjungan yang didampingi Pangdam Pattimura itu, Kapolda mengingatkan masyarakat menghindari para provokator yang tak mau daerah berjuluk Bumi Larvul Ngabal itu damai. Terkait itu dia menyatakan tak segan menindak tegas para provokator yang bermain di masyarakat.
"Saya dan panglima ingatkan jangan ada lagi provokator-provokator yang terus ingin daerah Malra ini rusuh dan membuat kesan tidak aman di mata masyarakat lain. Kita akan tindak tegas sesuai aturan yang berlaku," ingatnya.
Kapolda dan Pangdam ke Malra guna meninjau lokasi bentrokantar warga Desa/Ohoi Ohoidertutu dan Ohoi Ohoiren, Kecamatan Kei Kecil Barat, Senin (25/7).
Kedatangan Kapolda dan Pangdam Pattimura di kabupaten ini didampingi Karo Ops, Direktur Intelkam, Direktur Reskrimum Polda Maluku, dan Danrem 151/Binaiya, Asintel Kodam, Asops dan Dandenintel Kodam Pattimura.
Sementara itu kondisi di lokasi kejadian saat ini aman terkendali. Aparat TNI dan Polri telah melakukan pengamanan terutama di daerah perbatasan kedua desa.
Sebelumnya konflik horisontal antara Desa/Ohoi Ohoidertutu dan Ohoi Ohoiren, Kecamatan Kei Kecil Barat sempat diredam aparat keamanan terdiri dari unsur TNI/Polri bahkan tokoh agama dan tokoh masyarakat namun upaya itu belum juga berhasil. Faktanya konflik berlanjut kembali.
Bentrok susulan tersebut pecah kembali pada Senin (25/7/2022) sekitar pukul 10.30 WIT siang. Akibatnya sejumlah warga terluka serius akibat senjata tajam, busur panah dan senapan angin sementara beberapa rumah warga dibakar massa bertikai.
Tembakan ke udara dan gas air mata dilepas berulang kali ke arah penyerang. Bukannya mundur, massa yang diperkirakan berjumlah ratusan orang itu terus merangsek maju. Salah satu warga menyebut insiden ini merupakan bentrokan kedua.
Insiden pertama terjadi Sabtu (23/7) mengakibatakan pemuda Ignasius Paulus Renyaan (26) tewas dengan luka sekujur tubuh. Bentrok dengan massa berjumlah banyak itu diperkirakan mulai pecah pukul 10.30 Wit siang.
Dalam insiden itu aparat Polsek setempat dibantu satuan Brimob kewalahan saat berupaya melakukan pengamanan. Pembubaran dengan gas air mata dan tembakan peringatan tidak dihiraukan massa berbekal berbagai alat tajam itu tetap menerobos berikade aparat keamanan.
Informasi lain menyebutkan, dalam penghadangan massa yang terus maju itu, sekira pukul 11.00 WIT, sekira 15 personil Kompi 1 Batalyon C Pelopor dan Polres Malra sempat melakukan penebalan dipimpin langsung Kapolres Malra AKBP Frans Duma.
Tak hanya polisi, personil Kodim 1503/Tual dipimpin Dandim Letkol Inf Arfa Yudha Prasetya juga tiba di lokasi konflik. Sebelum melakukan pengecekan terhadap rumah-rumah warga yang terbakar.
Dalam situasi itu Kapolres dan Dandim memberikan pemahaman kepada masyarakat agar segera membubarkan diri dan tetap menahan diri untuk tidak melakukan gerakan tambahan agar bentrok bisa diredam.
Dari data yang diterima, setidaknya 32 warga dari kedua belah pihak luka-luka akibat terkena senapan angin, anak panah, dan parang. Sementara 29 rumah warga rusak ringan dan terbakar, sedang rusak berat sembilan unit rumah. Kemudian satu kios, tiga unit sepeda motor dan satu unit mobil juga dibakar.
"Warga dari kedua desa melengkapi diri dengan parang, tombak, busur panah termasuk senjata angin, mencoba menerobos perbatasan," ungkap salah satu warga.
Warga tersebut mengatakan, saling serang menyebabkan orang tua dan anak-anak dari kedua desa mengungsi ke desa tetangga guna menghindari bentrokan. Saling serang terjadi diduga buntut dari bentrokan sebelumnya pada Sabtu (23/7) dini hari. Peristiwa yang terjadi di Ohoi Somlain itu menewaskan seorang warga.
Kapolres Malra AKBP Frans Duma yang dikonfirmasi malam ini belum menjawab. Namun dari informasi lainnya menyebutkan bahwa situasi sampai saat ini terpantau aman terkendali. Lokasi kejadian kini telah diamankan oleh aparat gabungan dari TNI-Polri.(KTA)
Komentar