Banjir “Kepung” Pulau Ambon & Seram
KABARTIMURNEWS.COM,AMBON, - Jembatan Waai Putus, di Jasirah & Haruku Pemukiman Terendam. Banjir dan longsor terjadi dimana-mana.
Intensitas hujan tinggi terjadi di Maluku, dua hari belakangan ini, mendatangkan banjir dan tanah longsor pada sejumlah daerah, termasuk Kota Ambon.
Jembatan di Negeri Waai, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah putus akibat hujan lebat Senin (11/7) pagi. Insiden tersebut mengakibatkan aktivitas warga Negeri Waai terhambat. Hal yang sama dialami angkot jurusan angkutan Waai yang kerap melintasi jembatan tersebut.
Babinsa Negeri Waai Pikal menjelaskan insiden putusnya jembatan Waai terjadi pukul 07.00 WIT pagi. “Yang pasti mengganggu aktivitas warga dan angkot,” kata Pikal. Apalagi angkot rute Waai dari Kota Ambon biasanya melintasi jembatan tersebut ke penyeberangan fery di Hurnala dan Mamoking di Negeri Tulehu menuju Saparua dan sekitarnya.
Namun, jembatan putus, angkot harus memutar lewat jalan utama menuju Liang. Jembatan itu juga berbahaya bagi warga karena masih dilewati kendaraan roda dua maupun pejalan kaki.
Dari jasirah Leihitu beberapa rumah warga dan satu musala di Negeri Kaitetu Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah terendam banjir. Hal ini terjadi saat hujan yang mengguyur Pulau Ambon dengan intensitas tinggi.
Hujan deras menyebabkan sungai Wailoy di Kaitetu meluap. Warga, mengaku kondisi ini sudah terjadi sejak Selasa lalu. Dan banjir kali ini dianggap lebih parah dari yang sebelumnya.
Cuaca ekstrim juga mengakibatkan beberapa rumah di Negeri Kabauw dan Rohomoni, Kecamatan Pulau Haruku, Maluku Tengah (Malteng) terendam banjir. Tiga rumah hancur terseret arus.
Banjir di Negeri Kabauw dan Rohomoni itu terjadi setelah sungai di kedua desa meluap saat hujan deras mengguyur wilayah Pulau Haruku dan sekitarnya,
“Sejumlah rumah terendam banjir, dan ada tiga lainnya terbawa arus,” kata salah satu warga Kabauw Senin (11/7). Banjir merendam kedua negeri sejak pukul 05.00 WIT mengakibatkan warga mengungsi ke tempat yang aman.
“Semuanya sudah mengungsi karena kondisi semakin parah,” ungkap warga tersebut. Tak hanya rumah warga, fasilitas umum lainnya seperti sekolah dan kuburan juga ikut terendam banjir.
Warga Kepala air Desa Batu Merah - Ambon harus waspada akibat hujan seharian Senin (11/7) sore. Warga bersiaga lantaran sungai Batu Merah meluap setelah diguyur hujan dengan intensitas tinggi, mengakibatkan air sungai melewati talud pembatas di bantaran sungai.
Selain, itu longsor juga terjadi di Kawasan Gadihu, Kebuan Cengkih, Desa Batu Merah. Tidak ada korban jiwa dalam longsor tersebut. Namun, salah satu rumah warga di kawasan, rusak akibat longsor yang terjadi.
Pemkot Ambon juga turun tangan, menyusul tumbangnya salah pohon Negeri Silale. Aparat kepolisian, turun tangan bersama warga dan petugas Dinas Pemadam Kebakaran Pemkot Ambon untuk membersihkan ruas jalan raya yang tertutup pohon besar yang tumbang akibat hujan lebat.
“Pohon tumbang ini terjadi pada subuh pukul 00:05 WIT namun tidak sampai menimbulkan korban jiwa atau pun material,” kata Kasi Humas Polresta Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease, Ipda Moyo Utomo di Ambon, Senin.
Meski begitu, ia mengatakan akses jalan raya menuju pusat Kota Ambon di Negeri Silale sempat tidak dapat dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat akibat tertutup pohon yang tumbang. Sehingga warga bersama anggota polisi dan petugas Damkar bahu-membahu melakukan pembersihan.
Dengan menggunakan gergaji mesin, upaya pembersihan dahan dan ranting pohon besar ini dilakukan oleh Bhabinkamtibmas Negeri Silale, Aiptu Tony Lesnussa bersama petugas Damkar dan warga hingga pukul 03:00 WIT.
Polisi juga mengingatkan warga untuk selalu waspada ketika melintasi kawasan yang di sisi kiri dan kanan jalannya terdapat banyak pepohonan yang tinggi dan lebat.
Sebab hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang mengguyur Pulau Ambon berhari-hari bisa menyebabkan dahan dan ranting pohon patah atau pohonnya langsung tumbang karena tanahnya lembab. “Bukan saja untuk pengguna kendaraan bermotor di jalan raya, namun bagi warga yang sekitar rumahnya dikelilingi pepohonan juga harus waspada,” ucap Moyo Utomo. (KTA)
Komentar