“Orang Suruhan” di Gaduh Acara Gubernur Maluku

KABARTIMURNEWS.COM,AMBON, - Tiba-tiba bentangkan spanduk dan keluarkan kata-kata tak sedap. Aksi itu, tanpa pemberitahuan pihak terkait.
Acara meriah, Gubernur Maluku, Murad Ismail, di Kota Namlea, Kabupaten Buru, Sabtu, akhir pekan, kemarin, tiba-tiba gaduh oleh aksi yang dilakukan tak lebih dari enam orang, yang mengatasnamakan warga Batabual.
Aksi yang dilakoni tak lebih dari enam orang ini, tanpa konsep. Dalam aksinya mereka hanya teriak-teriak, kata-kata tak sedap yang dialamatkan kepada Gubernur Maluku, dengan target membuat gaduh.
“Itu bukan demo, tapi buat gaduh,” teriak warga dalam acara yang disaksikan ribuan warga Namlea itu. Warga yang datang pada acara itu, menduga aksi mereka sebagai upaya menjatuhkan gubernur. “Ada yang setting aksinya. Mereka disuruh oknum-oknum tertentu,” sebut warga, lainnya.
Apalagi, mereka yang beraksi membuat gaduh tersebut banyak dikenal warga sebagai orang-orang dekat oknum-oknum politisi di daerah itu.
“Yang, teriak-teriak memancing-mancing, agar terjadi kegaduhan sudah terdeteksi sebagai orang-orang suruhan. Bukan rahasia lagi. Kalau diusut pasti ketahuan,” ungkap warga itu.
Sikap Gubernur Maluku, Murad Ismail dianggap tak salah menghadapi aksi gaduh dengan kata-kata makian yang dialamatkan kepada Gubernur.
Gubernur terlihat sempat emosi. Penjabat Bupati Buru Djalaludin Salampessy menilai, pernyataan Gubernur Maluku Murad Ismail yang mengajak berkelahi mahasiswa yang mendemonya, tidak perlu ditanggapi serius karena itu sifatnya kelakar atau bercanda. “Mereka itu teriak nama Murad Ismail, bukan Gubernur, makanya Gubernur keluarkan pernyataan itu, sifatnya kelakar,” kata Salampessy.
Dia mengimbau warga tidak menanggapi berlebihan pernyataan atau ajakan berkelahi yang disampaikan Gubernur Murad Ismail saat melihat aksi. Murad melontarkan ajakan berkelahi itu spontan dan tidak langsung kepada mahasiswa. “Memang ada insiden, tetapi pernyataan Gubernur itu hendaknya tidak ditanggapi berlebihan. Ajakan berkelahi itu hanya sapaan akrab sebagai orang Maluku,” katanya.
Selain itu, Gubernur juga meminta mereka yang teriak-teriak dengan kata-kata tak sedap untuk masuk dan jangan teriak-teriak di luar arena acara. Marja salah satu pemuda mengatakan, aksi yang digelar bukan untuk mengkritik tapi untuk memancing-mancing emosi gubernur, sebagaimana mungkin yang sudah mereka rencanakan dengan apik.
“Kalau saya lihat, aksi ini memang sudah punya tujuan dan target. Targetnya bikin gubernur marah. Mungkin saja, orang yang mengatur aksi ini, adalah mereka yang sudah mengetahui sikologi pak Gubernur. Jadi ini by design,” sebutnya.
Informasi terkini, yang diperoleh Kabar Timur menyebutkan, aksi tersebut dilakukan oleh enam orang. Dua dari enam itu, berasal dari Ambon. Empat lainnya, warga Batabual. “Mereka berenam sudah diatur. Kemungkinan aksi ini disetting dari Ambon,” ungkap sumber Kabar Timur.
Hanya saja, keterlibatan warga Batabual dalam aksi itu, dibantah. “Tidak ada warga Batabual yang ikut dari enam pelaku aksi itu. Mereka hanya mengaku-ngaku saja,” ungkap salah satu anggota KNPI Buru.
Dia mengaku, warga Batabual sangat, mendukung Gubernur Murad Ismail, dalam membangun sejumlah infrastruktur di Kabupaten Buru, termasuk pembangunan jalan di Batabual. “Kami mendukung Gubernur Murad Ismail. Banyak pembangunan yang sudah dibuat, tidak mungkin ada warga kami yang berhianat,” sebut aktivis KNPI itu.
Gubernur Murad Ismail, tak ambil pusing dengan gerakan-gerakan yang dilakukan mereka. Tekadnya untuk membangun Maluku, termasuk Kabupaten Buru, tetap gencar dilakukan. “Silahkan saja aksi, saya tetap kerja untuk kesejahteraan masyarakat Maluku, juga termasuk Kabupaten,” kata Gubernur.
(KT)
Komentar