Polisi Kantongi Nama Aktor Konflik Kariu-Ori

KABARTIMURNEWS.COM,AMBON, - Sejumlah nama yang menjadi “aktor” hingga meledaknya konflik Kariu-Ori, di Pulau Haruku, telah dikantongi polisi. Benarkah?
Tabir konflik Kariu dan Ori di Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), sepertinya bakal tersingkap. Bagaimana tidak, sejumlah nama yang disebut-sebut sebagai aktor atau dalang dalam konflik telah dikantongi pihak kepolisian.
Juru Bicara Polda Maluku, Kombes. Pol. M Roem Ohoirat membenarkan, bila pihaknya telah mengantongi beberapa nama yang menjadi aktor penganiyaan sehingga berujung pada konflik di dua daerah itu. “Beberapa nama sudah kita kantongi,” ungkap Roem, kepada Kabar Timur di ruang kerjanya, Rabu, kemarin.
Roem sendiri belum membuka detail, siapa nama-nama aktor yang telah dikantongi pihaknya itu. Namun, dia mengaku, pihaknya belum bisa mengambil keterangan dan kesaksian dari warga setempat mengingat warga masih trauma. “Kita belum bisa ambil keterangan dan kesaksian warga sebelum ada pemulihan dari rasa trauma,” tambah Roem.
Kendati begitu, Roem memastikan anggotanya bakal berusaha untuk ke masuk ke dua daerah itu (Kariu dan Ori), untuk dapat mengambil keterangan dari mereka. “Kita berusaha untuk membuka semua permasalahan dengan fakta-fakta kejadian terkait dengan konflik itu,” ungkap Roem.
Dikatakan, perlu ada kerja sama diantara semua pihak agar bisa membuka kasus ini menjadi terang benderang. “Jadi kita berharap ada kesaksian-kesaksian atau masyarakat yang mengetahui tentang perbuatan tersebut secara sukerela atau pun kalau kita panggil itu harus datang untuk memberikan kesaksian-kesaksian yang diketahui,” paparnya.
Menyoal tentang tudingan ada oknum anggota polisi terlibat? Roem mengaku, tudingan tersebut harus disertai dasar dan fakta. Pasalnya, kata dia, dari fakta lapangan ada anggota kepolisian yang menjadi korban dan hingga saat ini belum sadarkan diri.
"Jadi begini, dasarnya mengatakan bahwa anggota polri terlibat di situ apa? Faktanya, anggota kami tertembak dan saat ini luka berat. Yang bersangkutan tidak sadarkan diri sampai sekarang. Dan keberadaannya dia itu ada di TKP, sama halnya dengan Kapolsek yang juga berada berdekatan di Gereja Eben Heazer untuk mengamankan masalah di sana," urainya.
Dikatakan, tidak hanya anggota polisi yang berada di TKP , tapi ada TNI dengan berbagai latar belakang, ada yang berasal dari daerah-daerah lain. Tidak hanya dari satu daerah dan agama mereka berbeda-beda, mereka di situ satu untuk mengamankan itu negeri Kariu, tegasnya.
Dia mengakui pihaknya menyesalkan tindakan pembakaran rumah warga. Dia menuturkan anggota polisi juga sudah berupaya sekuat kemampuan mereka untuk mempertahankan agar masyarakat tidak melakukan pengrusakan, tapi antara jumlah anggota dengan masaa yang melakukan bentrokan tidak seimbang, sehingga terjadi seperti kemarin, urainya.
Dikatakan, bila ada yang menyatakan anggota terlibat, faktanya anggota polisi pun tertembak dan saat ini belum sadarkan diri. "Ah itu yang menjadi catatan dan merekapada saat kejadian, sesuai foto yang beredar, itu mereka berada di areal gereja Eben Heazer untuk mempertahankan gereja itu. Jadi kalau dituduh tidak netral, tidak netral itu bagaimana caranya dibilang tidak netral,” tanya Roem.
Terkait pengamanan dan mengembalikan Warga Kariu ke kampungnya? Roem mengaku, tugas mereka memberikan keamanan, terkait pengungsian, itu tidak hanya tugas mereka namun pemerintah juga. "Di situ ada TNI-Polri dan Pemerintah Daerah, dinas sosial, kesehatan dan lain sebagainya," kata Roem.
Selanjutnya, Roem mengatakan, masing-masing instansi memiliki tugas dan tanggung jawab sesuai pekerjaannya. "Kalau sekarang disuruh kembali, TNI-Polri siap untuk mengamankan mereka. Tetapi untuk lain-lain itukan terkait instansi-instansi lain," pungkasnya. (MG2)
Komentar