Bukan Konflik Agama

KABARTIMURNEWS.COM,AMBON, - Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon bergerak cepat melakukan pertemuan bersama Forkopimda. Rapat dipimpin Walikota Richard Louhenapessy, Wakil Walikota Syarif Handler dan Sekkot Ambon, Agus Ririmasse.
Dalam pertemuan yang digelar di lantai dua Gedung Balai Kota, Rabu (26/1) itu, juga dihadiri Wakapolres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease, AKBP Heri Budianto, unsur TNI, Camat, Kades, Raja serta stakeholder lainnya.
Usai melakukan rapat Forkompinda bersama Pemkot, Wakapolres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease, AKBP Heri Budianto menegaskan, informasi mengenai konflik agama di Kariuw dan Ori sangat tidak benar.
"Permasalah yang ada di Kariuw dan Ori, permasalahan tanah yang tidak pernah berhasil diselesaikan, sehingga menimbulkan perselisihan dan berlanjut hingga saat ini,"katanya.
Jadi, sambung dia, jika ada informasi konflik Kariuw-Ori karena permasalahan berkaitan dengan SARA itu tidak benar alias hoax."Tolong diluruskan, itu masalah tanah, bukan agama. Situasi di sana juga sudah mulai kondusif,"paparnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan, dalam langkah meminimalisir kemungkinan terburuk yang terjadi di Kota Ambon, akibat dampak dari konflik Kariuw-Ori, pihaknya intens melakukan patroli.
"Kita akan instensif melakukan patroli di wilayah Kota Ambon. Tujuannya, agar kita bisa menjaga situasi Kota Ambon, supaya terus kondusif. Patroli juga akan dilaksanakan secara gabungan melibatkan TNI,"terangnya.
Dari informasi beredar, bahwa pecahnya konflik Kariuw-Ori, sehingga menyebabkan banyak korban jiwa, luka-luka, dan puluhan rumah warga Kariuw terbakar, dan harus lari dari pemukiman guna menyelamatkan diri, diakibatkan lantaran keterlambatan pihak kepolisian dalam melerai.
Menanggapinya, Wakapolres mengaku, informasi tersebut sangat keliru. Dijelaskan, sejak terjadi pengumpulan masa sebelum pecah konflik, pihaknya telah berada di lokasi kejadian.
"Anggota kita sudah berada di sana, saat terjadi pengumpulan masa. Bahkan sudah selesai. Masa yang berkumpul juga sudah pulang ke rumah masing-masing sebelum pecah konflik,"jelasnya.
"Dan konflik yang terjadi tadi (kemarin) itu, adalah dampak dari, masih ada sejumlah orang yang tidak terima dengan mediasi perdamaian sebelum konflik pecah,"sambungnya.
Kendati demikian, pihaknya saat ini telah menempatkan personil kepolisian baik dari Polsek setempat, Brimob bahkan ada dari aparat TNI yang saat ini berjaga di lokasi konflik.
"Yang perlu diketahui juga adalah, tadi (kemarin) pagi saat masyarakat Kariuw datang ke Polresta, langsung kita tindaklanjuti. Kita kirim prajurit satu Platon ke Pulau Haruku,"ungkapnya.
"Tapi memang butuh waktu kan. Kita kumpulkan pasukan dulu, kita cari kapal dulu, itu butuh waktu. Jadi kalau bilang polisi sengaja atau lambat, itu keliru,"tandas dia.
Sementara itu, Walikota Ambon, Richard Louhenapessy mengatakan, pertemuan yang dilakukan pihaknya bersama pihak terkait, sifatnya adalah koordinasi guna mengatasi atau mengantisipasi dampak konflik Kariuw-Ori.
"Kedamaian di Maluku yang selama ini terjaga dengan baik, mulai terusik. Makanya kita lakukan pertemuan ini, sebagai langkah antisipasi terhadap dampaknya di Kota Ambon,"jelas Walikota.
Menurut Walikota, langkah antisipasi perlu dilakukan pihaknya, sebab Ambon merupakan Ibukota Maluku, dimana seluruh aktivitas di 11 kabupaten/kota terpusat di Ambon.
"Oleh karena itu, Babinsa, Bhabinkamtibmas, Camat,Lurah, Raja dan Kades, harus turun langsung ke masyarakat guna mengantisipasi kemungkinan yang bisa saja yang terjadi akibat dampak konflik,"paparnya.
"Dampak itu bisa saja terjadi jika tidak diantisipasi. Kenapa, karena masyarakat yang tidak punya informasi cukup, sangat mudah diprovokasi sehingga menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan,"tambahnya.
Selaku pimpinan tertinggi di Kota Ambon, dirinya telah mengimbau kepada camat, Lurah, Kades, Raja, untuk melakukan rapat koordinasi bersama Kapolsek , Koramil, Babinsa Bhabinkamtibmas, guna mengantisipasi dampak konflik.
"Saya perintahkan mulai hari ini (kemarin) harus gelar rapat koordinasi, untuk mengantisipasi kemungkinan buruk. Ini sangat penting, karena bisa saja ada oknum mengambil keuntungan memanfaatkan keadaan, dan merugikan banyak orang,"tutupnya. (KTE)
Komentar