Usut Kasus Penipuan Polisi Gadungan

Tiga Nama Pemilik Rekening Bakal Diperiksa

KABARTIMURNEWS.COM,AMBON, - Satu nama di Pulau Babar dan dua nama lainnya berdomisili di Kota Ambon. Mereka akan dijemput untuk diperiksa.
Tim penyidik Reskrim Polres Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) terus melakukan pengembangan atas dugaan kasus penipuan yang dilakukan tersangka Jacob Wolantery. Hingga kini, penangannya sudah sampai pada pemeriksaan sejumlah korban dan juga tersangka.

Untuk mengusut tuntas kasus yang memanfaatkan nama Kapolda Maluku itu, Polres MBD merencanakan akan melakukan pemeriksaan lanjutan terhadap nama pemilik rekening yang dipakai tersangka pada kasus ini.

Kasat Reskrim Polres MBD, AKP Sulaiman mengatakan, Polres MBD telah berhasil mengidentifikasi keberadaan dari nama pemilik rekening yang dipakai tersangka. Satu orang diataranya berada di Pulau Babar, MBD dan dua orang lainnya berada di Kota Ambon. Tiga orang ini rekeningnya digunakan untuk para korban mentransfer sejumlah uang yang diminta tersangka.

"Kita sudah berkoordinasi dengan Polsek Babar Timur untuk membawa pemilik nama rekening ke Polres agar dilakukan pemeriksaan. Rencananya tanggal 19 Desember 2021 mendatang," kata AKP Sulaiman ketika dihubungi Kabar Timur via seluler, Rabu (15/12).

Menurutnya, selain yang di Pulau Babar, tim penyidik juga sudah berangkat ke Ambon dengan tujuan membawa dua nama pemilik rekening yang menetap di kota tersebut ke Polres MBD. "Jadi kami belum bisa menyimpulkan kalau pemilik nama rekening ini juga terlibat dalam kasus ini atau tidak. Sebab kita belum melakukan pemeriksaan terhadap mereka," ujarnya.

Sementara berapa jumlah orang yang menjadi korban Jacob, Sulaiman mengaku, korban sebanyak empat orang. Tiga diantaranya datang melapor dan satu lainnya terungkap setelah dilakukan interogasi ke tersangka. "Korbannya empat orang dengan jumlah kerugian ratusan juta rupiah," ucapnya .

Sulaiman menambahkan, Reskrim Polres MBD tentu akan menyampaikan ke publik terkait dengan hasil tindak lanjut tersebut. " Kalau ada pengembangan lanjut, baru saya sampaikan lagi ke publik," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, tipu muslihat Yakob Wolanteri dengan memanfaatkan nama polisi untuk memuluskan niatnya, ternyata berjalan mulus. Ratusan juta diraup dari korban-korbanya dengan sangat enteng.

Hanya dengan mengaku sebagai anggota Polri dan bisa membantu meloloskan orang menjadi polisi, uang langsung mengalir ke rekening Yakob.

Kini, pria yang mengaku bertugas sebagai anggota Brimob Polres Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar itu, tengah diburu polisi. Itu setelah Yakob dilaporkan ke Ditreskrimum Polda Maluku oleh Yosi Yusuf, salah satu pemuka agama di Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) yang juga menjadi korban Yakob.

"Iya, awalnya dilaporkan ke Mako Brimob, tapi saya diarahkan ke Ditreskrimum Polda Maluku. Pelaku menipu dengan mengaku sebagai anggota brimob Saumlaki," kata Yosi Yusuf dihubungi wartawan kemarin.

Menurutnya, dirinya (Yosi-red) sampai bisa kena tipu berawal dari pertemuan dengan Yakob di salah satu kapal perintis beberapa tahun lalu. Ketika itu Yakob mengaku kalau sudah menjadi polisi.
Yosi sempat belum percaya. Hanya ada salah satu penumpang yang memanggil Yakob dengan sebutan bapak polisi. Dari situ, Yosi lalu mengucap syukur sebab orang yang pernah tinggal dengannya dulu kini sudah menjadi polisi.

Dari pertemuan itu, lalu tukaran nomor handphone. Beberapa bulan kemudian, Yakob menghubungi Yosi untuk membicarakan perihal penerimaan calon anggota Polri dari jalur khusus tanpa tes. "Dan Yakob ini bilang kalau dia bisa meloloskan banyak orang tanpa tes. Saya yang terlanjur percaya, kemudian menghubungi keluarga dan kenalan-kenalan saya di Pulau Moa dan Pulau Letti. Ada sekitar 10 orang, dan jaminanya uang untuk pelicin," jelasnya.

Dikatakan, Yakob memintakan untuk pergi ke Kota Ambon. Bersama sembilan anak lainnya, dia (Yosi) menuju Ambon dan tinggal di kos-kosan yang terletak di kawasan Galala. Di kosan juga ada belasan orang lainnya.

Bersama puluhan anak ini, hanya menunggu kabar dari Yakob. Tapi kejelasan soal penerimaan Polri lewat jalus khusus tanpa tes tak pernah ada. Setelah diselidiki, barulah Yosi sadar kalau mereka kena tipu. Sebab Yakob bukanlah anggota polisi seperti yang diakuinya.

"Karena tak ada kejelasan, kami cek untuk mencari tahu, dan ternyata Yakob bukanlah polisi. Sementara sejumlah uang sudah dikirim pada beberapa rekening yang dikasih Yakob," kisahnya.
Yosi mengaku, dana ratusan juta itu dikirim secara bertahap. "Disini saya juga sebagai korban karena ikut mengirimkan uang untuk jaminan anak perempuan saya menjadi polwan. Saya ini hanya dimanfaatkan untuk menghubungi yang lain. Sekarang baru diketahui ternyata kami ditipu," ucap dia kesal.

Dia berharap, Yakob yang kini bermukim di Kota Dobo bisa segera di tangkap pihak kepolisian.”Ini agar semua terang benderang. Saya juga dilapori oleh orang tua korban di Polres MBD dengan dalil saya kerjasama dengan dia. Padahal saya ini korban jadi tidak benar saya kerjasama dengan dia," tukasnya

Dirkrimum Polda Maluku, Kombes Pol Sih Harno yang dikonfirmasi Kabar Timur mengaku belum mendapatkan laporan tersebut. " Saya belum dapat laporan. Nanti saya cek dulu," singkatnya.  (KTY)

Komentar

Loading...