Warga Pelauw Demo Tolak Kepulangan Pengungsi
KABARTIMURNEWS.COM,AMBON, - Sudah hampir 10 tahun sudah konflik internal di Negeri Pelauw, Kecamatan P ulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, terjadi. Namun, masih menyisakan luka bagi sejumlah masyarakatnya.
Akibat konflik internal yang terjadi pada Februari 2012 lalu itu, sehingga membuat banyak warga Pelauw harus mengungsi ke tempat lain, salah satunya Negeri Rohomoni, Kecamatan Pulau Haruku.
Hampir satu dekade berada dipengungsian, pengungsi konflik Pelauw beberapa waktu lalu menggelar aksi di pusat Kota Ambon, meminta Pemerintah Provinsi Maluku, melakukan upaya agar mereka dipulangkan ke tempat asalnya di Negeri Pelauw.
Namun, sepertinya upaya para pengungsi untuk minta dipulangkan itu bakal mendapat hadangan atau kendala besar. Pasalnya, masyarakat di Negeri Pelauw menolak mentah-mentah kepulangan para pengungsi tersebut.
Aksi penolakan masyarakat Pelauw terhadap niat ingin pulang pengungsi Pelauw, ditunjukkan dengan melakukan aksi unjuk rasa didepan Kantor Kecamatan Pulau Haruku, Senin (13/12) kemarin.
Ratusan demonstran ini menegaskan, mereka menolak Pengungsi Pelauw, yang dinamai sebagai Orang Belakang (OB) untuk kembali ke Pelauw, karena dianggap sebagai pelaku utama yang membumihanguskan Rumah Adat setempat.
"Kami menolak dengan keras dan tegas, kehadiran pelaku-pelaku utama (Pengungsi Pelauw), yang telah membumihanguskan rumah adat (rumah soa) yakni Orang Belakang di Negeri Pelauw,"tegas Koordinator Lapangan, Kabir Latupono, dalam orasinya.
Tidak hanya itu, mereka juga menegaskan menolak dengan keras upaya pemulangan Pengungsi Pelauw, baik yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Maluku, maupun Pemda Maluku Tengah.
"Kami ingatkan kepada Pemprov dan Pemda Maluku Tengah, agar tidak ceroboh dan gegabah untuk memulangkan pengungsi OB ke Pelauw, karena nanti bisa menyebabkan konflik baru,"ungkap Demonstran.
Menurut mereka, memulangkan para pengungsi OB ke Negeri Pelauw, bukan merupakan opsi satu-satunya yang harus ditempuh. "Pemerintah pasti punya cara lain, selain memulangkan mereka,"ujar masyarakat Pelauw.
"Pemerintah punya banyak cara strategis dan banyak pilihan opsi, yang tentu telah dipikirkan secara matang dari berbagai aspek. Relokasi atau sisipkan mereka di tempat lain, adalah pilihan tepat bagi OB .Kalau dipulangkan bisa timbulkan konflik baru yang lebih besar,"paparnya.
Mereka juga mengutuk keras tindakan pencemaran nama baik, ujaran kebencian dan fitnah, yang dilakukan oknum OB, kepada Upu Latnusa Barkatte (Raja Negeri Pelauw) selama ini, baik secara personal ataupun kelompok.
"Kami juga mengimbau kepada masyarakat Maluku yang tidak paham, terkait akar permasalahan Konflik Pelauw, agar tidak mudah percaya terhadap narasi dan opini, yang sifatnya provokatif dan mengandung hoax. Karena pelaku sebenarnya dibalik konflik Pelauw adalah OB,"tutupnya. (KTE)
Komentar