Minta BKO Brimob Tamilouw Ditarik
KABARTIMURNEWS.COM,AMBON, - Hingga saat ini, pasukan Bantuan Kendali Operasi (BKO) Polres Malteng masih ditempatkan di Negeri Tamilouw, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng).
BKO disiagakan di negeri Tamilouw pasca bentrok dengan pihak kepolisian beberapa waktu lalu.
Kendati kehadiran polisi untuk mencegah hal-hal yang tidak dinginkan kembali terjadi,
LBH Pemuda Nusantara Berkeadilan (PNB) Maluku meminta pasukan BKO agar bisa ditarik dari negeri setempat.
Alasannya, LBH PNB Maluku khawatir kehadiran polisi bisa membawa trauma berkepanjangan bagi masyarakat. Sebab bentrok sebelumnya telah melukai belasan orang warga Tamilouw. Dan luka yang dialami semuanya akibat peluru karet milik pihak kepolisian.
"Kami minta agar menarik seluruh pasukan brimob dan Polres Malteng dari Negeri Tamilouw karena kehadiran mereka telah membuat trauma berkepanjangan," kata Ketua LBH PNB Maluku, Miswar Tomagola melalui pers rilis yang diterima Senin (13/12).
Tomagola juga berharap insiden seperti ini tak lagi terjadi di kemudian hari. Pasalnya, dapat merugikan banyak pihak termasuk trauma yang berkepanjangan.
“Kami berharap semoga tidak terjadi peristiwa-peristiwa serupa yang menimpa warga sipil akibat arogansi aparat terhadap masyarakat sipil,” tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, bentrok kembali pecah di Desa Tamilouw, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), Selasa pagi (7/12). Kali ini, kericuhan terjadi bukan antar warga, melainkan dengan pihak kepolisian.
Akibatnya, sekira 18 warga Tamilouw harus mendapatkan perawatan medis. Itu setelah mereka terkena tembakan peluru karet pada bagian organ tubuh mereka.
Korban warga Tamilouw bukan saja dari para kaum laki, tapi juga dari kaum perempuan.
Sementara dikubu polisi, sebanyak tujuh personil mengalami luka-luka. Tak hanya itu, warga juga merusaki empat unit mobil operasional Polri. (KTY)
Komentar