Tangkap Aktor Penyerangan Gereja di MBD
KABARTIMURNEWS.COM,AMBON, - Mereka menduga ada aktor intelektual dibalik penyerangan gereja. Benarkah?
Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) sebelumnya relatif damai tidak pernah terjadi peristiwa seperti itu. Tapi situasi berubah tegang pada 16 Nopember lalu.
Dua warga luka, gereja nyaris dibakar oleh massa oknum warga desa Elo pada penyerangan susulan tanggal 17 besoknya.
Kepala desa berinisial MT (40) diduga otak di balik peristiwa itu.
Sekretaris Daerah Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA) Maluku Wellem J Latuny menduga penyerangan terhadap Gereja Sion desa Elo, Kecamatan Mdona Heira Kabupaten MBD dipicu kesenjangan sosial.
"Mungkin karena kurang komunikasi," ujarnya mengira-ngira saat dihubungi Kabar Timur Kamis (9/12) di Kampus Sekolah Tinggi Theologia Sidang Jemaat Allah , Kawasan Kate-Kate, Desa Hunuth Durian Patah, Kecamatan Baguala Kota Ambon.
Pembina jemaat GSJA wilayah Leti, Moa, Lakor, Luang, Sermatan, Tepa (Babar) dengan komunitas jemaat mencapai 2884 jiwa ini menyatakan, penyerangan terhadap gereja GSJA di desa Elo, ada aktor intelektualnya.
"Diduga aktor intelektualnya, Kades Elo sendiri, berinisial MT," terangnya.
Hal itu berdasarkan bukti-bukti gambar maupun video amatir yang dikantongi sejumlah gembala (pendeta) GSJA saat penyerangan kedua, tanggal 17 Nopember 2021.
Peristiwa itu sendiri berawal ketika 22 pendeta GSJA hendak menghadiri sebuah rapat kerja wilayah di pulau Sermatan, pada 14 Nopember.
Raker berlangsung di Desa Elo, masih Kecamatan Mdona Heira. Raker dibuka langsung oleh camat setempat dan berjalan baik.
Usai raker, para pendeta melanjutkan perjalanan melalui desa Lelang, menuju Elo.
"Karena ada gereja GSJA di desa Elo," ungkapnya.
Sekaligus untuk mengucapkan terimakasih kepada salah satu jemaat, Abner Ley, karena rumahnya dipakai selama 2 tahun sebagai tempat ibadah sebelum gereja GSJA berdiri di desa tersebut. Sekaligus bekas tempat ibadah itu dikembalikan ke pemiliknya untuk dipakai lagi.
Malamnya, tutur Latuny, ketika para pendeta dan jemaat GSJA desa Elo sedang beribadah di Gereja Sion Elo, datang kepala pemuda desa tersebut Atrius Maloly menyuruh ibadah dihentikan.
Menanggapi hal itu, pendeta Moses Ley keluar dari gerejanya dan berbicara baik-baik dengan Atrius.
Saat sedang melakukan pendekatan dengan kepala pemuda itu, tiba-tiba dari arah lain terjadi hujan batu ke arah gereja. "Sampai tembus kaca-kaca gereja," kata dia.
Akibat dari lemparan batu itu, salah satu jemaat di dalam gereja terluka di kepala. "Luka selebar 7 Senti di kepala Karel Wolantery," ungkapnya.
Tak sampai di situ, pelemparan batu disusul aksi puluhan oknum warga desa, melakukan penyerangan fisik mencoba menerobos pintu gereja. Tapi pintu gereja terkunci rapat dari dalam, upaya warga itu tak berhasil.
Atas inisiatif sendiri, salah satu pendeta GSJA Moses Ley mencoba menerobos barikade warga dengan mengendarai sepeda motor menuju Polsek Mdona Heira untuk melaporkan peristiwa itu.
Walau upayanya itu berhasil, tangan kanannya sempat cidera akibat pukulan kayu rep massa warga, sebelum mencapai Polsek tersebut.
Menurutnya, aksi puluhan oknum warga ini berakhir dengan sendirinya, setelah tidak mendapat tanggapan dari para jemaat maupun pendeta yang masih berada di dalam gereja, usai pelemparan batu tersebut.
"Tapi besoknya, siang hari ada massa yang lebih banyak lagi datang. Sambil memukul-mukul tiang listrik," tutur Wellem J Latuny.
Namun sebelum itu terjadi, didahului dengan penghentian akses air bersih ke gereja Sion Elo. Padahal para jemaat dan pendeta yang masih bertahan di dalam gereja sejak malam membutuhkan air bersih tersebut.
Namun aksi yang diselingi teriakan bakar gereja itu tak berhasil, setelah Polres MBD mengirim 2 peleton personil ke TKP untuk membantu Polsek setempat melakukan pengamanan.
Dalam video amatir yang direkam para jemaat, akuinya terlihat oknum Kades Elo, MT diantara massa penyerang. "Mereka teriak bakar gereja, ada bukti video," kata Latuny.
Dia menambahkan, memang ada informasi diterima pihaknya kalau Pemda MBD masih mengupayakan mediasi. Namun menurutnya, oknum Kades Elo, patut diproses hukum.
Pasalnya, dia satu-satunya pihak yang tidak memberikan rekomendasi ijin pendirian Gereja GSJA di desa itu.
Sementara, Camat Mdona Heira selaku kepanjangan tangan Bupati MBD telah memberikan ijin tersebut.
"Ini yang kita menduga, MT lah aktor intelektualnya. Kita masih tunggu perkembangan di Polres MBD seperti apa, kalau bisa yang bersangkutan diproses, katanya. (KTA)
Komentar