KABARTIMURNEWS.COM,AMBON, – Kasus dugaan korupsi mesin simulator Politeknik Negeri Ambon belum juga bergerak di Kejati Maluku. Sementara kasusnya dilaporkan hingga ke Kejagung RI.
Sumber Politeknik Negeri Ambon menjelaskan kasus pengadaan mesin kebutuhan praktikum Poltek Ambon ini berpotensi korupsi. Namun sayangnya, Kejati melihat kasus ini sebelah mata.
“Sejak dilaporkan Februari 2020 dan beberapa orang sudah dimintai keterangan, termasuk saya sebagai pelapor. Tapi tak jalan, ya kita lapor ke Kejagung tembusan KPK dan Sekretaris Kabinet Mahfud MD,” ungkap MSA kepada Kabar Timur, Kamis (15/7) di kampus Politeknik Negeri Ambon.
Dalam pemeriksaan, pihaknya menjelaskan mesin simulator drilling untuk Laboratorium Migas Poltek senilai Rp 9,5 miliar pengadaan tahun 2019 itu belum ada di tempat. Itu lah sebabnya dilaporkan ke Kejati pada 17 Februari 2020 lalu.
Sementara pencairan anggaran telah 100 persen ketika itu . “Pencairan dengan SPM tanggal 23 Desember 2019,” terangnya. Bukan hanya bukti pencairan, dokumen kontrak juga diberikan langsung ke Aspidsus Kejati Maluku M Rudy pada pemeriksaan tanggal 21 April 2020.
Menurutnya jika Kejati mengklaim tidak ada perbuatan melawan hukum di kasus ini, hal itu mesti dibuktikan. Sebut saja, kapan barang tersebut tiba di tempat bisa dikonfrontir dengan data ekspedisi pengiriman barang.
Dari sisi waktu saja, sudah dilanggar apalagi dari spesifikasi barang. “Barang yang datang merek Cina punya. Sementara kontrak barang Amerika,” sebutnya.
Terpisah Kasipenkum Kejati Maluku Wahyudi Kareba mengaku tim jaksa sementara mempertimbangkan kasus ini ditutup. “Seperti yang bapak (Kajati) sampaikan, barangnya ada. Kontraknya memang merek Cina, mau apalagi?” ujar Wahyudi ditemui di kantornya. (KTA)
