KABARTIMURNEWS.COM,AMBON, – Enam dari 14 orang dokter yang bertugas di RSUD Cenderawasih Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru, positif terinfeksi COVID-19.
Direktur RSUD Cenderawasih Dobo Wati Gunawan dikonfirmasi dari Ambon, Kamis, membenarkan enam orang dokter yang bertugas di RS milik Pemerintah Kabupaten Aru itu positif COVID-19.
Dia merinci satu dokter spesialis dan lima dokter umum dinyatakan positif COVID-19 berdasarkan hasil tes cepat antigen dan ditindaklanjuti dengan tes PCR, di mana hasilnya enam dokter tersebut dinyatakan positif terinfeksi COVID-19.
Para dokter tersebut telah menjalani isolasi mandiri serta perawatan intensif, dan kondisi kesehatan mereka dilaporkan semakin membaik. “Secara umum kondisi kesehatan enam dokter yang terpapar virus Corona semakin membaik. Kemungkinan pekan depan sudah bisa beraktivitas lagi,” ujarnya.
Dia menampik rumor berkembang di masyarakat bahwa pelayanan di RSUD Cenderawasih Dobo ditutup sementara, karena tenaga dokter positif terkonfirmasi COVID-19. “Yang ditutup hanya layanan poliklinik saja, sedangkan unit gawat darurat (UGD) dan ruang rawat inap tetap beroperasi 24 jam karena masih ada tenaga dokter yang melayani,” katanya.
Dijelaskannya, jika ada pasien yang datang untuk kontrol rutin, maka akan diarahkan untuk mendapat pelayanan di UGD dan ditangani delapan orang dokter yang masih tetap bertugas. “Jadi tidak ada penutupan sementara. Pelayanan tetap berjalan normal dan ditangani optimal oleh tenaga dokter lainnya. Kami juga telah melakukan disinfeksi di semua ruangan di RSUD,” tandasnya.
Wati Gunawan mengingatkan masyarakat di Kabupaten Kepulauan Aru untuk lebih ketat menerapkan protokol kesehatan, sehubungan kasus COVID-19 di wilayah itu meningkat tajam, bahkan termasuk zona merah (risiko tinggi) di provinsi Maluku bersama Kota Ambon.
“Hanya dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat, maka masyarakat dapat terhindar dari penyebaran virus Corona,” ujarnya.
Berdasarkan data yang diperoleh, kasus aktif di kabupaten Kepulauan Aru saat ini mencapai 838 kasus, setelah terjadi penambahan 15 kasus pada 14 juli 2021, dan menempati posisi kedua terbanyak kasus aktif setelah kota Ambon.
KURANG JUJUR
Sementara itu, kurang jujur dan terbuka tentang gejala-gejala tertular virus corona, jadi Indikator utama naiknya angka kematian akibat COVID-19 di Kota Ambon, dalam beberapa waktu terakhir.
“Tidak terbukanya warga tentang gejala yang dialami itu, yang membuat angka kematian akibat COVID-19 meningkat,”kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Ambon, Wendy Pelupessy, Kamis (15/7) .
Menurutnya, jika warga mau berkata jujur dan terbuka tentang gejala-gejala yang dialami, kemudian bisa dilaporkan ke Fasilitas Kesehatan, kemungkinan besar peningkatan kasus kematian bisa dikendalikan.
“Dengan begitu dia bisa tertolong lebih cepat. Dan ketika dia sembuh atau meninggal pun, sudah dalam keadaan sembuh dari covid, tidak lagi dalam keadaan terkonfirmasi Corona,” jelasnya.
Lebih lanjut dia mengaku, penyakit comorbid atau penyakit penyerta, tidak akan membawa seseorang dengan cepat pada tingkat kematian atau meninggal.
“Jika protokol kesehatan itu dilaksanakan dengan baik, dan berani terbuka bagi warga, maka saya yakin, korban meninggal akibat corona tidak akan meningkat signifikan seperti sekarang, “ terangnya.
Olehnya itu, diharapkan agar masyarakat untuk lebih meningkatkan protokol kesehatan dan bisa terbuka, jika ada gejala yang dialami, supaya cepat ditangani guna mengantisipasi tingginya tingkat kematian.
“Kami harap, warga bisa terbuka, jangan takut untuk jujur, karena ini demi kebaikan, dan keselamatan. Kami juga berharap, protokol kesehatan itu harus ditingkatkan, kemudian harus vaksinasi biar lebih aman dari penularan, “ tutupnya. (KTE/AN)