BPOM Temukan 4.805 Kemasan tak Layak Edar Selama Ramadan

KABARTIMURNEWS.COM,AMBON, - Balai POM Ambon telah melakukan pengawasan terhadap distribusi pangan, distributor ritel modern dan kios di Maluku.
Hasilnya, pengawasan selama ramadan itu menemukan adanya 4.805 kemasan tak layak edar. Nilai untuk angka ini sebesar Rp 24 juta lebih.
Kepala BPOM Ambon Hariani mengatakan, pengawasan yang dilakukan pihaknya dimulai sejak H-1 ramadhan hingga pada satu minggu pasca lebaran.
“Dan dari data yang diperoleh hingga saat ini, ditemukan sebanyam 4.805 kemasan tak layak edar,” kata Hariani dalam konferensi persnya bersama wartawan di Aula BPOM Ambon, Senin (10/5)
Menurutnya, pengawasan obat dan makanan rutin dilakukan, bukan cuman saja Ramadhan tapi juga jelang hari Raya Idul Fitri, yang berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan Kota Ambon dan Disperindag Maluku.
“Jadi total sarana 147. Dari hasil inspeksi dengan stakeholder, ada 46 sarana ditemukan produk sub standar, ada yang rusak kemasan, kadaluarsa dan tanpa izin edar (TIE) dengan total produk yang sub standar ada 262 item atau 4.805 kemasan dengan nilai ekonomi sebesar Rp24,124.200,” jelasnya.
Dikatakan, untuk pengawasan takjil di Ambon, dilakukan pada beberapa titik kumpul penjual takjil. Selain itu, pengawasan mobile juga dilakukan pada kabupaten kota, dengan jumlah sampel takjil sebanyak 178 item.
“Khusus untuk takjil ini, dari total 178 sampel item, hasil pengujiannya tidak ditemukan adanya bahan berbahaya. Dan ini berarti orang Maluku tidak lagi menggunakan bahan berbahaya untuk mencari keuntungan,” paparnya.
Sementara untuk mikrobiologi, pengujian terhadap beberapa simpel takjil yang berbahan sirup, terdapat higienis sanitasi yang masih ada cemaran mikrobiologi dan ekologi, dimana dari 23 sampel, terdapat 20 positif E-coli sehingga itu menjadi kewenangan Dinkes untuk intervensi.
Sementara itu, kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon Wendy Pelupessy mengatakan BPOM melakukan pengawasan bukan hanya takjil tapi juga makanan yang kolaborasi dengan Dinkes dengan tim kesehatan lingkungan.
Takjil dari sisi kandungan zat berbahaya yang dilakukan pengujian semua makanan yang tersaji tidak mengandung merkuri atau bahan berbahaya, tapi ada beberapa sirup di es buah masih mengandung bakteri E-coli.
“Penyebab terbesar diare didapat di beberapa sajian olahan dari BPOM sudah sampaikan hasil dan lakukan pembinaan dari kebersihan penyajian,”pungkasnya.
(KTY)
Komentar