Akademisi: Ada Upaya Busuk “Jatuhkan” Gubernur

KABARTIMURNEWS.COM,AMBON, - Tindakan provokatif ini seharusnya, dibidik aparat penegak hukum, dengan menyelidiki pelaku yang memposting video di Medsos.

Video berdurasi 0.30 detik, tahun 2019,  beredar  viral di Medsos, kamis, kemarin.  Video tersebut sengaja diposting  seolah-seolah Gubernur Maluku, Murad Ismail, tengah marah-marah kepada salah seorang warga atau mama-mama.

Belakangan diketahui ternyata dalam tayangan video itu, merupakan video lama disaat gubernur tengah berdebat dengan salah satu petugas Protokol Istana Negara, ketika kunjungan Presiden Jokowi  sewaktu melihat korban gempa bumi, tahun 2019, lalu.

Kebenaran tentang video lama juga dibenarkan, Sekda Pemprov Maluku, Kasrul Selang, dikonfirmasi wartawan, Kamis, kemarin. Kasrul meminta masyarakat tidak terprovokasi dengan video 30 detik, hanya menampilkan momen yang memojokkan gubernur.m

“Sebetulnya itu video itu lama, kami berharap masyarakat jangan terprovokasi, “ kata Kasrul. Menurut dia, gambar dalam video itu, bermula ketika kunjungan Presiden Jokowi ke Desa Tulehu, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, meninjau pengungsi akibat Gempa Bumi tahun 2019 lalu.

“Jadi ceritanya begini, saat rombongan mobil presiden mau ke Kampus Universitas Darusalam di Desa Tulehu, sampai ditengah jalan tiba-tiba berhenti, dan Mobil Gubernur ada di belakang Mobil Presiden, “ jelasnya.

“Pada saat mobil presiden berhenti, mobil Gubernur ini mau maju, namun dihalangi salah satu petugas Protokol Istana, yang adalah seorang perempuan. Makanya dari situ, muncul perdebatan, “ tambahnya.

Intinya, Kasrul meminta seluruh masyarakat Maluku, jangan terprovokasi dengan video lama yang sengaja disebar untuk menimbulkan keresahan.”Sudahlah, jangan dipermasalahkan, itu video lama. Masyarakat jangan sampai terprovokasi,” tutupnya.

AKADEMISI

Sementara menanggapi beredarnya video itu , akademisi Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM), Robby Tutuhatunewa menyebut, ada oknum tertentu yang sengaja ingin menjatuhkan kredibilitas Gubernur di mata masyarakat dengan menyebarkan vidio lama itu.

“Sebagai orang yang paham komunikasi, menurut hemat saya postingan video ini punya tendensi negatif, bahkan provokatif. Sebab, video tersebut  merupakan video  lama tahun 2019 lalu berkaitan adanya kunjungan Presiden Joko Widodo ke Maluku, “jelasnya.

Unsur provokasinya membuat masyarakat Maluku, benci  kepada Gubernur Murad Ismail,  kata dia, sangat kental terlihat dari postingan yang beredar luas itu. Dan, ini sangat tidak etis. Rentan waktu kejadian dan postingan ini, terlalu jauh.

“Tindakan provokatif  tersebut sudah seharusnya, dibidik aparat penegak hukum, dengan cara menyelidiki pelaku yang memposting video tersebut di Medsos, untuk menjaga stabilitas di masyarakat,”harapnya.

Dia menambahkan, jika ada oknum yang tidak sependapat dengan setiap kebijakan yang diambil Gubernur Maluku, jangan gunakan cara-cara busuk sebagai luapan akumulasi kecewanya.

“Kalau tidak suka Gubernur, keberatan dengan kebijakan gubernur, jangan libatkan masyarakat dalam konflik itu, sebab mereka ini kan tidak tahu apa-apa soal konflik oknum-oknum yang tidak suka dengan Gubernur, “ tandasnya.

Sementara itu, Ketua Fraksi PDIP DPRD Maluku, Benhur Watubun menyesali adanya aksi sebar video  yang dilakukan oknum tertentu, dengan tujuan masyarakat membenci Gubernurnya sendiri.

“Ada oknum-oknum sengaja memanfaatkan situasi dengan menyebarkan video, agar masyarakat menilai Gubernur bersalah, tanpa mengetahui apa sebenarnya persoalan sehingga terjadi perdebatan itu, “ terangnya.  (KTY)

Komentar

Loading...