KABARTIMURNEWS.COM,AMBON, – Pengeroyokan sejumlah mahasiswa terhadap mahasiswa lainnya, bernama: Ibrahim Ruhunusa (korban-red) di lingkungan Kampus Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Kamis (29/4) lalu, disesali pihak keluarga.
Salah satu keluarga korban, S Pelu mengatakan, pengeroyokan terhadap Ruhunusa menyebabkan tulang rusuk bagian kiri korban bengkok sesuai pemeriksaan dokter di RST Ambon. Selain itu, ada sejumlah memar di bagian tubuh lainnya.
“Kalau memang terjadi perkelahian antar mahasiswa di lingkungan kampus, pihak kampus harus cepat turun tangan. Tujuannya, biar masalah ini dingin dan cepat terselesaikan,” kata Pelu kepada Kabar Timur di Ambon, Minggu (2/5).
Dia mengatakan, kampus harus segera ambil tindakan sebab dari peristiwa ini, ada bahasa-bahasa provokasi yang diduga dilontarkan dari sejumlah mahasiswa lainnya. “Mahasiswa itu bilang, barang kalau mahasiswa dapa pukul jua lalu kenapa? Nah, ini jangan. Kampus ini lingkungan pendidikan. Jangan bawa-bawa nama suku dan etnis disini untuk memperpanjang masalah,” tuturnya.
Kemudian, baku pukul dengan membawa nama suku dan etnis di lingkungan kampus, jangan dibiarkan sampai menjadi seolah satu budaya. Sebab, semua orang datang ke kampus untuk menimbah ilmu pengetahuan, bukan tunjuk kekuatan fisik.
“Karena kami mendengar ada bahasa-bahasa provokasi seperti ini, makanya kami minta pihak kampus tegas. Budaya baku pukul bawa nama suku harus dihilangkan dari kampus orang basudara ini,” pintanya.
Dia tidak mau isu provokasi ini ditanggapi lain oleh orang-orang dari pihak korban. Sebab, akan jadi besar apabila ini tidak disikapi dengan cepat oleh pihak kampus. “Meski begitu, saya yakin orang pihak korban tidak mau lagi termakan isu provokasi seperti ini. Pinta saya, pihak kampus tegas lah,” harapnya.
Dikisahkan, peristiwa yang menimpa Ruhunusa di depan Fakultas Kedokteran Unpatti Ambon itu berawal dari adanya kesalahpahaman antara mahasiswa fakultas Fisip dan Fakultas ekonomi.
Dimana, pada saat ini, sedang berlangsung pemilihan dewan DPMF Fisip. Namun, datang sejumlah mahasiswa dari fakultas ekonomi yang diduga untuk mengintervensi proses pemilihan tersebut.
“Lalu dari sini ada respon keras dari mahasiswa Fisip dan salah satu mahasiswa ekonomi dipukul. Tak lama, datang mahasiswa ekonomi dalam jumlah besar dan langsung menyerang mahasiswa Fisip. Ruhunusa ini lari menuju Fakultas Kedokteran, tapi kemudian di ikuti dan dikeroyok,” jelasnya
Yang melakukan pengeroyokan ini sebagain besar merupakan mahasiswa Unpatti asal satu daerah. Mereka tak terima ada orang mereka yang lebih awal dipukuli saat berlangsungnya pemilihan dewan DPMF.
“Karena mahasiswa fisip merasa ada mahasiswa dari fakultas lain datang dan mengintervensi proses pemilihan dewan DPMF di Fisip, makanya mereka juga marah. Lalu terjadi keributan. Tapi bagi saya, ini bisa diselesaikan dengan baik-baik. Bukan datang atas nama suku atau etnis,” kesal Pelu. (KTY)