Nahusona: Jika Tuhan Berkenan, Saya Siap Pimpin GPM
KABARTIMURNEWS.COM,AMBON - Sidang ke-38 Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM) tahun 2021 mendekati penghujung sejak bergulir 7 Februari lalu di Gereja Maranatha, Ambon.
Agenda sidang lima tahunan ini membahas laporan umum pelayanan, program, anggaran, dan pemilihan ketua GPM.
Rangkaian sidang ke-38 Sinode GPM diakhiri dengan pemilihan ketua MPH Sinode GPM periode 2021-2025 yang akan dihelat, Kamis (18/2).
Sejumlah nama siap bersaing dalam bursa pemilihan ketua MPH Sinode GPM. Setidaknya empat nama disebut-sebut menjadi kandidat kuat di pemilihan ketua MPH Sinode GPM.
Mereka adalah; Pdt. DR. Ferry Nahusona, M.Si. Nama alumni ketua umum Fakultas Teologi Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM) ini bukan orang baru di Sinode GPM. Di Sinode GPM, Nahusona mengemban jabatan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang).
Berikut, Pdt. Ely Maspaitella yang menjabat Sekretaris Umum Sinode GPM, Pdt. Sonny Hetharia dosen Teologi UKIM, dan Izak Sapulette Ketua Klasis Ambon Timur.
Informasi yang diperoleh Kabar Timur, ketua MPH Sinode GPM periode 2015-2020, Pdt. A.J.S Werinussa tidak maju kembali mencalonkan diri karena terbentur syarat usia. Calon ketua MPH Sinode GPM terikat syarat usia 40-58 tahun.
Ketua MPH Sinode GPM terpilih wajib meraih dukungan minimal 42 suara atau 15 persen dari 280 peserta biasa yang memiliki hak suara. Peserta merupakan perwakilan dari 34 klasis GPM wilayah Maluku dan Maluku Utara.
Lalu bagaimana tanggapan kandidat yang digadang-gadang akan maju di pemilihan ketua MPH Sinode GPM periode 2021-2025?
Pdt. Ferry Nahusona tidak ingin berandai-andai. Dia menyerahkan sepenuhnya proses pemilihan ketua MPH Sinode GPM kepada Tuhan.
“Jika Tuhan mau pakai (berkenan) saya siap (memimpin GPM) dalam rangka pembaharuan gereja,” kata Nahusona kepada Kabar Timur, Selasa (16/2).
Di bursa pemilihan Nahusona akan menggandeng Pdt. DR Ny. Monike Hukubun M.Th sebagai calon Sekretaris Umum Sinode GPM.
Menurutnya GPM merupakan gereja yang cukup beragam di wilayah Maluku, Maluku Utara, begitu juga keragaman etnis dan budaya. Karena itu komitmen Nahusona, keberagaman itu harus menjadi ke Kita-an atau menjadi kekuatan bersama.
Dalam konteks itu GPM sebagai gereja yang cukup kuat berakar dan memiliki warisan sejarah yang cukup panjang harus betul-betul bertumbuh dan berakar sebagai gereja yang berkarakter.
“Menumbuhkan karakter Kristus yang melayani, mengasihi, merangkul, menyembuhkan yang sakit, peduli terhadap yang lemah menghadirkan keadilan dan kebenaran, membawa kesejahteraan bagi semua umat manusia. Itu yang penting apalagi di tengah pandemi dan era digital tantangan masa kini, menurut saya gereja tidak boleh kehilangan karakter itu,” kata Nahusona.
Jika terpilih memimpin Sinode GPM, Nahusona siap dan komitmen mengawal dan menjalankan visi GPM. “Tentu jika pada akhirnya terpilih memimpin Sinode GPM menjadi keharusan menjalankan visi GPM,” ujarnya.
(KT)
Komentar